Hari ini tepatnya Jumat, 24 Maret 2023 diperingati sebagai Hari TBC sedunia yang tentu penting untuk diisi dengan kegiatan mempelajari apa itu TBC dan apa penyebab penderita TBC meninggal. TBC atau tuberkulosis memang menjadi salah satu momok menakutkan.
Menurut data dari WHO, pada tahun 2021 kemarin negara Indonesia menjadi negara nomor 2 dengan pengidap TBC terbanyak di dunia setelah India dan China. Pada tahun tersebut tercatat ada 969.000 kasus TBC, yang artinya per 33 detik ada penderita baru.
TBC sampai detik ini masih menjadi masalah kesehatan global yang memiliki angka penderita dan angka kematian yang tinggi. Memahami apa penyebab penderita TBC meninggal tentu penting untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
Tuberkolosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dan kebanyakan kasus yang terjadi disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bisa menular melalui udara.
Jadi, TBC masuk ke dalam kategori penyakit menular yang penularannya melalui udara. Penularan umum terjadi pada penderita TBC aktif sehingga ketika bersin, berbicara, batuk, dan bahkan bernyanyi bisa memicu penularan penyakit tersebut ke orang di sekitarnya.
Menariknya, selama ini TBC dikenal sebagai penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Akan tetapi bakteri penyebab TBC tidak hanya merusak saluran pernafasan, bisa juga masuk ke bagian tubuh lainnya. Seperti menyerang tulang dan kelenjar tiroid.
TBC yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini bisa menyebabkan komplikasi, merusak saraf, dan menyebabkan gangguan pada tulang. Inilah alasan beberapa pasien TBC akut mengalami kelumpuhan dan bahkan kematian.
Dimana angka kematian disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan gangguan di saluran pernafasan. Adapun penyebab penderita TBC meninggal adalah karena komplikasi dalam bentuk hemoptisis, syok septik, dan gagal napas.
Penyebab Terjadinya TBC
Apa penyebab TBC? TBC disebabkan oleh infeksi bakteri, dan tercatat ada lima jenis bakteri yang bisa menjadi penyebabnya. Yaitu Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis, Mycobacterium africanum, Mycobacterium microti dan Mycobacterium canettii.p.
Namun, kebanyakan kasus di Indonesia dan bahkan di dunia penderita TBC bermula dari infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi bisa bermula dari menghirup udara yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut.
Bisa juga karena menghirup nafas penderita ketika bersin, berbicara, maupun saat bernyanyi dengan jarak yang cukup dekat. Selain itu, terdapat beberapa orang dengan kondisi tertentu yang memiliki faktor resiko terkena TBC lebih tinggi dibanding orang lain. yaitu:
- Penderita HIV.
- Perokok.
- Pecandu minuman beralkohol.
- Anak dengan usia di bawah 5 tahun.
- Lansia.
- Memiliki kontak erat dengan penderita TBC, misalnya merawat keluarga yang terkena TBC.
- Berada di tempat beresiko tinggi terinfeksi tuberkulosis. Misalnya di lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, dan sebagainya.
- Pemilik profesi petugas kesehatan (mencakup dokter, perawat, dan sebagainya).
Bagi Anda yang memiliki faktor resiko tersebut maka bisa mempelajari apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah tertular TBC. Sehingga bisa sekaligus menghindari penyebab penderita TBC meninggal karena ikut menurunkan angka kasus TBC di Indonesia.
Penyebab Penderita TBC Meninggal
Penderita TBC yang tidak ditangani dengan tepat memiliki resiko tinggi mengalami kematian. Apa penyebab penderita TBC meninggal? Menurut hasil beberapa penelitian penyebab kematian penderita TBC yaitu hemoptisis, syok septik, dan gagal nafas.
Berikut untuk penjelasan lebih lengkap mengenai penyebab penderita TBC meninggal.
1. Hemoptisis
Batuk darah (Hemoptisis) merupakan komplikasi yang bisa meningkatkan risiko kematian pada penderita TBC. Hemoptisis merupakan kondisi saluran napas mengeluarkan darah yang berasal dari saluran napas bawah di dalam paru.
Secara umum, hemoptisis disebabkan oleh peradangan di bronkus yang bisa dialami penderita bronkitis dan TBC. Inilah alasan kenapa banyak penderita TBC mengalami batuk darah dan jika tidak segera ditangani maka bisa berujung pada kematian.
2. Syok Septik
Syok memiliki jenis yang beragam dan salah satunya adalah syok septik yang umumnya disebabkan oleh infeksi parah yang menyebar ke berbagai organ vital.
TBC bisa menyebabkan infeksi yang menyebar dan kemudian menyebabkan gangguan aliran darah dan disebut syok septik tadi. Jika pasien tidak segera ditolong maka bisa meninggal usai mengalami penurunan kesadaran (pingsan).
3. Gagal Napas
Gagal napas adalah kondisi dimana tubuh kekurangan oksigen, biasanya terjadi karena paru-paru gagal mengambil oksigen.
Misalnya pasien mengalami sesak nafas karena ada bagian tertentu d organ paru-paru yang sudah rusak oleh infeksi bakteri tuberkulosis. Selain karena TBC, gagal nafas juga bisa karena menderita asma, PPOK, Covid-19, dan lain-lain.
Cara Menghindari Penyakit TBC
Selain mengetahui penyebab penderita TBC meninggal, penting juga untuk mengetahui bagaimana menghindari TBC. Ada dua hal perlu dilakukan, pada orang sehat maka perlu mencegah terinfeksi oleh TBC. Sementara pada penderita TBC perlu mencegah penularan ke orang sehat di sekitarnya. Lebih jelasnya Anda bisa membaca rangkuman berikut:
1. Mencegah Terkena TBC
Bagi Anda yang sehat atau bukan penderita TBC maka wajib melakukan pencegahan terkena penyakit tersebut. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
- Menghindari kontak dengan penderita, jika penderita adalah keluarga sendiri dan butuh perawatan Anda maka gunakan APD sesuai standar yang disampaikan dokter.
- Memeriksakan diri sebelum dan sesudah melakukan kunjungan ke daerah yang angka penderita TBC-nya tinggi.
- Segera menemui dokter jika merasa terpapar TBC, misalnya baru bicara jarak dekat dengan penderita.
- Apabila mengidap HIV atau AIDS, maka penting untuk melakukan tes TBC secara berkala sebab HIV dan AIDS adalah kondisi medis yang meningkatkan resiko terinfeksi TBC.
2. Mencegah Penularan TBC
Sementara untuk Anda yang positif TBC maka perlu melakukan upaya pencegahan penularan ke orang sekitar. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:
- Disiplin minum obat yang secara umum masa pengobatan TBC antara 6-12 bulan.
- Memakai masker setiap kali berinteraksi dengan orang sekitar.
- Menghindari kerumunan karena bisa meningkatkan penularan TBC ke orang sekitar.
Tingginya angka kasus dan angka kematian dari TBC tentu menjadi perhatian pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia. Maka penting untuk meningkatkan kesadaran dalam mencegah tertular maupun menularkan TBC tersebut.
Hari TBC Sedunia yang jatuh pada 24 Maret 2023 bisa dijadikan momen untuk meningkatkan pemahaman tentang TBC dan bagaimana pencegahannya. Sehingga bisa membantu program pemerintah untuk Indonesia Bebas TBC.
Pemerintah juga menyediakan program pengobatan TBC secara gratis dan bisa diakses masyarakat luas di puskesmas terdekat. Namun, bisa juga mengkonsumsi obat lain yang dirasa lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan agar bisa segera sembuh dari TBC dan mencegah penularan.
Baca juga artikel tentang pernapasan dan TBC.