Warna Urine Penderita HIV: Waspadai Perubahannya!

Macam macam Warna Urine Pada Penderita HIV
Warna Urine Penderita HIV

Tahukah Anda bahwa urine bisa menunjukkan gejala penyakit tertentu? Salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus HIV. Pada Penderita HIV, perubahan warna urine sering kali menjadi tanda adanya komplikasi serius seperti infeksi ginjal. Umumnya, urine normal berwarna kuning pucat, namun pada penderita HIV, warna urine dapat berubah dari waktu ke waktu. Lalu, apa saja penyebab warna urine berubah? Dan apa perbedaan urine normal dan tidak normal? Yuk, simak informasi berikut!

Apakah HIV dapat Mempengaruhi Warna Urine?

HIV memang dapat mempengaruhi warna urine para penderitanya. Perubahan warna urine pada penderita HIV disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk efek samping obat antiretroviral (ARV), dehidrasi, atau infeksi lain yang terjadi bersamaan. Terapi antiretroviral dalam jangka waktu lama, terkadang bisa menyebabkan komplikasi ginjal atau efek samping langsung yang mengubah warna urine, seperti menjadi lebih gelap atau keruh.

Selain itu, ketika infeksi lain terjadi bersamaan dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, dapat mengakibatkan darah atau nanah masuk ke dalam urine sehingga warnanya dapat berubah. Dehidrasi yang sering kali disertai diare, juga dapat memperburuk kondisi urine karena dapat menjadi salah satu penyebab urine tampak lebih pekat dan berwarna kuning tua atau oranye.

Baca Juga : Diare HIV Seperti Apa? Anda Perlu Waspada

Perbedaan Urine Normal dan Tidak Normal?

Berbagai faktor dapat memengaruhi perubahan warna urine, seperti makanan, minuman, vitamin, atau obat-obatan yang Anda konsumsi. Apa saja perbedaan warna urine normal dan tidak normal? Yuk simak penjelasan berikut:

1. Urine Normal

Ciri-ciri warna urine yang sehat adalah bening, tidak berwarna, dan jernih. Warna ini menandakan bahwa tubuh terhidrasi dengan baik. Penyebab warna kuning pada urine adalah pigmen urobilin atau urochrome dalam tubuh. Selain itu, warna kuning juga dipengaruhi oleh tingginya jumlah vitamin B di dalam tubuh.

Jika Anda mengonsumsi cukup cairan, urine Anda akan tetap bening dan menunjukkan fungsi tubuh yang normal. Namun, pastikan Anda mengonsumsi air secukupnya dan jangan berlebihan, karena konsumsi air berlebih dapat mengurangi kadar garam dalam tubuh.

Akibatnya, tubuh mengalami gejala hiponatremia, seperti perut kembung, kram, dan lemah otot. Sebaiknya, konsumsi air putih secukupnya kurang lebih dua liter per hari.

2. Urine Tidak Normal

Warna pada urine juga bisa menjadi tanda gangguan kesehatan tubuh yang harus Anda waspadai:

  • Warna orange
    Urine berwarna orange menandakan dehidrasi pada tubuh. Warna urine orange dipengaruhi oleh konsumsi obat-obatan seperti obat peradangan atau pencahar dan konsumsi jenis makanan tertentu. Anda perlu berhati-hati karena warna urine orange menandakan masalah kesehatan pada saluran empedu dan hati. Kondisi ini disertai dengan feses berwarna terang.
  • Warna kuning gelap
    Warna kuning gelap terjadi karena dehidrasi ringan sehingga tubuh memerlukan cairan yang cukup. Anda bisa mengonsumsi kurang lebih dua liter air putih atau sekitar 8 gelas sehari. Urine berwarna kuning gelap menandakan penyakit anemia hemolitik. Gejala lain yang menyertai seperti mudah lelah, kepala pusing, kulit pucat, dan sakit kepala.
  • Warna biru atau kehijauan
    Urine berwarna biru terjadi akibat efek samping obat-obatan seperti obat asma, amitriptilin, obat bius propofol, dan antidepresan. Warna biru atau kehijauan juga terjadi karena konsumsi makanan dengan pewarna tertentu.
  • Warna kemerahan
    Urine berwarna kemerahan terjadi karena efek obat-obatan, seperti rifampicin atau obat antibiotik. Penyebab lainnya karena infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan kanker. Anda harus waspada jika warna kemerahan disertai nyeri saat buang air kecil, anyang-anyangan, mual, dan muntah. Kondisi ini menunjukkan adanya kencing berdarah yang harus segera mendapatkan penanganan.
  • Warna coklat tua
    Warna coklat pada urine menandakan adanya gangguan pada ginjal, hati, dan infeksi saluran kemih. Meskipun begitu, warna coklat juga akibat dari efek samping obat-obatan. Beberapa obat yang menyebabkan warna urine menjadi coklat, seperti obat antibiotik, obat antimalaria, dan obat pencahar. Kondisi ini juga terjadi karena tubuh mengalami dehidrasi berat sehingga membutuhkan penanganan sedini mungkin.
  • Warna keruh
    Urine berwarna keruh menjadi tanda adanya gangguan kesehatan, seperti kerusakan ginjal, infeksi saluran kemih, gejala penyakit kronis, dan dehidrasi. Warna cairan ini harus menjadi perhatian, khususnya pada ibu hamil.

Baca Juga: Apa Warna Air Kencing Penderita Diabetes? Waspada Warna Ini

Penyebab Perubahan Warna Urine pada Penderita HIV?

Warna urine normal dan tidak normal bisa disebabkan oleh beberapa penyakit seperti dehidrasi, infeksi saluran kemih, bahkan efek samping obat-obatan. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Infeksi saluran kemih (ISK)

Penyebab urine keruh dan berbau adalah infeksi saluran kemih (ISK). Kondisi ini menyebabkan urine bercampur dengan darah atau nanah dari saluran kemih. Nanah tersebut merupakan sel darah putih yang menumpuk sebagai bentuk perlawanan tubuh terhadap infeksi bakteri dalam saluran kemih.

Lalu, bahaya apa yang bisa muncul ketika terkena infeksi saluran kemih? Baca selengkapnya -> Apakah Berbahaya Jika Terkena Infeksi Saluran Kemih?

2. Nefropati HIV (HIVAN)

HIVAN atau HIV-Associated Nephropathy merupakan gangguan ginjal dari komplikasi HIV/AIDS. Kondisi kesehatan ini mengakibatkan peradangan pada glomerulus ginjal, sehingga penyaringan darah oleh ginjal menjadi terganggu.

3. Obat antiretroviral (ARV)

Beberapa jenis obat antiretroviral, seperti tenofovir disoproxil fumarate (TDF) bisa menyebabkan gangguan ginjal. Hal ini menimbulkan perubahan warna urine menjadi gelap dan tinja berwarna terang seperti tanah liat.

Baca juga: Ketahui Jenis Obat ARV Sebelum Mengonsumsinya

4. Dehidrasi dan malnutrisi

Urine keruh menandakan bahwa tubuh mengalami dehidrasi dan malnutrisi. Saat dehidrasi, tubuh akan mengikat air sebanyak mungkin untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Akibatnya, ginjal tidak memperoleh air yang cukup untuk memproduksi urine sehingga membuatnya berwarna lebih gelap daripada biasanya.

5. Batu ginjal

Batu ginjal berupa padatan yang ada di ginjal. Padatan ini terbentuk dari mineral dan garam di dalam urine. Apabila padatan tersebut semakin besar, maka dapat menghambat aliran urine. Urine tidak mengalir ke kandung kemih sehingga salah satu atau kedua ginjal mengalami pembengkakan karena penumpukan urine yang mengalir kembali ke ginjal. Hal tersebut menimbulkan rasa nyeri hingga perdarahan pada saluran kemih. Perdarahan inilah yang menyebabkan urine bercampur darah sehingga berwarna gelap atau keruh.

Kapan Harus Memeriksakan Diri?

Urine normal berwarna kuning pucat dan kuning tua. Selain itu, bau urine normal nyaris tidak tercium sama sekali. Jika Anda melihat perubahan warna air kencing yang tidak normal, seperti berwarna merah atau oranye gelap yang tidak hilang meskipun telah mengonsumsi air yang cukup, segera konsultasikan pada pihak medis. Perubahan warna urine bisa menandakan komplikasi lain pada penderita HIV seperti komplikasi ginjal atau hati.