T ukak lambung dan GERD sering kali dianggap sebagai kondisi yang serupa karena sama-sama menimbulkan masalah di saluran pencernaan. Namun, kedua penyakit ini mempunyai perbedaan yang signifikan.
Lantas, apa saja perbedaan antara tukak lambung dan GERD? Yuk simak informasi berikut!
Apa Itu Tukak Lambung dan GERD?
Tukak lambung atau gastric ulcer merupakan luka yang terbentuk di lapisan permukaan lambung sehingga menyebabkan luka terbuka dan peradangan. Penyebab utama tukak lambung yaitu infeksi bakteri Helicobacter pylori.
Di sisi lain, GERD merupakan penyakit atau kondisi ketika cairan lambung naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan nyeri dan sensasi terbakar di dada. Hal ini terjadi karena kerusakan pada katup lambung yang seharusnya mencegah asam lambung naik ke kerongkongan.
Apa Perbedaan Utama Antara Tukak Lambung dan GERD?
Nyeri ulu hati, sering kali dianggap sebagai gejala GERD. Padahal, tidak semua nyeri ulu hati disebabkan oleh GERD. Ada penyakit saluran cerna lainnya yang juga menyebabkan nyeri ulu hati, yaitu tukak lambung.
Lalu, bagaimana cara membedakan keduanya? Berikut beberapa perbedaan antara tukak lambung dan GERD yang harus Anda ketahui:
1. Lokasi Nyeri
Lokasi nyeri tukak lambung dan GERD berbeda. Nyeri tukak lambung di perut bagian atas, biasanya di tengah-tengah perut. Nyeri ini bisa menyebar ke leher, pusar, hingga punggung. Sedangkan nyeri GERD di ulu hati, heartburn, dada bagian bawah, dan perut.
2. Gejala Utama
Tukak lambung ditandai dengan nyeri perut bagian atas seperti perut kembung atau terbakar, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, perdarahan gastrointestinal yang menyebabkan tinja berwarna hitam atau muntah darah.
Sementara itu, gejala GERD biasanya muncul setelah makan atau berbaring dan disebabkan oleh makanan pedas, berlemak, alkohol, atau rokok. Beberapa gejala GERD yang sering terjadi seperti heartburn (sensasi terbakar di dada), sering bersendawa, rasa mengganjal di tenggorokan, kesulitan menelan, dan gangguan tidur.
3. Penyebab
Pada tukak lambung, terdapat penurunan fungsi protektif dari dinding lambung, sehingga lapisannya mudah terkikis oleh paparan asam yang diproduksi lambung, yang pada akhirnya mengakibatkan terlukanya lapisan tersebut.
Beberapa hal yang bisa menyebabkan tukak lambung yaitu infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti antiinflamasi non-steroid (obat untuk nyeri) dalam waktu lama dengan dosis yang tinggi.
Pada GERD, katup antara kerongkongan dan lambung melemah sehingga isi lambung termasuk asam lambung akan naik ke kerongkongan. Jika terjadi secara terus menerus, maka lapisan kerongkongan akan iritasi dan mengalami peradangan.
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena GERD, antara lain obesitas, hiatal hernia, hamil, merokok, stress, dan berbaring setelah makan.
Beberapa makanan atau minuman juga bisa menyebabkan GERD, seperti bawang-bawangan, minuman bersoda, kafein, alkohol, makanan pedas, dan berlemak. Ada juga obat-obatan yang bisa mengganggu fungsi katup seperti obat penenang, anti-depresan, dan obat anti-hipertensi golongan antagonis calcium.
Baca juga: 9 Makanan Pemicu Asam Lambung, Hindari Sebelum Terlambat!
4. Hasil pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan endoskopi bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dari lapisan saluran cerna Anda. Pada GERD, ahli gastroenterologi akan menemukan peradangan di lapisan esofagus.
Sedangkan pada tukak lambung, ahli gastroenterologi akan menemukan luka terbuka seperti borok di lapisan lambung. Pada pemeriksaan endoskopi, dokter juga melakukan biopsi atau mengambil sampel jaringan untuk mengetahui penyebab dan pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan lain yang bisa mendiagnosis GERD adalah tes pH esophagus. Tujuannya untuk mengetahui tingkat keasaman di kerongkongan dan manometri esofagus untuk mengetahui fungsi dan kondisi katup antara kerongkongan dan lambung.
Sedangkan pada tukak lambung, pemeriksaan urea breath test dan biopsi bisa menunjukan adakah keterlibatan Helicobacter pylori sebagai penyebab tukak lambung.
5. Tatalaksana dan komplikasi
Biasanya pengobatan GERD dan tukak lambung menggunakan obat yang sama, yaitu obat yang bisa mengurangi atau menghambat produksi asam lambung seperti golongan PPI (proton pump inhibitor).
Namun terkadang, tukak lambung membutuhkan obat tambahan seperti antibiotik jika penyebabnya adalah infeksi Helicobacter pylori. Alasan penting lainnya untuk membedakan GERD dan tukak lambung adalah bahwa setiap kondisi bisa menyebabkan komplikasi berbeda.
Misalnya, GERD yang berlangsung lama bisa menyebabkan Barret esofagus, yaitu kerusakan pada lapisan kerongkongan yang berisiko menjadi kanker esofagus.
Tukak lambung tidak meningkatkan risiko kanker esofagus, namun bisa meningkatkan perdarahan pada saluran cerna, perforasi atau bocornya dinding lambung, obstruksi atau penyumbatan saluran keluar lambung akibat pembengkakan dan jaringan parut akibat luka dan komplikasi.
Faktor Risiko Tukak Lambung dan GERD
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko tukak lambung yaitu merokok dan konsumsi minuman keras. Rokok bisa meningkatkan risiko tukak lambung pada orang yang terinfeksi H. pylori. Sementara itu, kandungan alkohol dalam minuman keras juga bisa menipiskan selaput pelindung dinding lambung, sekaligus meningkatkan kadar asam lambung.
Pernahkah anda berpikir bahwa makanan pedas atau stres bisa menyebabkan tukak lambung? Pikiran tersebut tidak benar. Makanan dan stres tidak menyebabkan tukak lambung, namun bisa memperparah gejalanya.
Sedangkan GERD termasuk penyakit asam lambung yang bisa mempengaruhi semua orang di segala usia. Risiko ini bisa meningkat karena berbagai faktor, antara lain:
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Hamil, karena terlalu banyak tekanan pada perut.
- Merokok atau menghirup asap rokok.
- Hernia hiatus (tonjolan dari bagian lambung yang melewati celah diafragma dan bisa menghalangi makanan masuk ke lambung)
- Mengonsumsi jenis makanan tertentu, seperti susu, makanan pedas atau gorengan (makanan berminyak).
Cara Mengatasi Tukak Lambung dan GERD
Penanganan tukak lambung dan GERD membutuhkan pendekatan yang berbeda. Tukak lambung bisa sembuh sepenuhnya dengan pengobatan dan perawatan yang tepat, terutama jika disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori.
Sementara itu, pengobatan GERD sering kali berfokus pada perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, makan dalam porsi kecil, dan tidak berbaring setelah makan. Namun dalam kasus yang lebih serius, penderita GERD membutuhkan perawatan jangka panjang.
Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi atau mencegah komplikasi dari tukak lambung dan GERD:
- Mengatur pola makan dengan mengonsumsi makanan sehat dalam porsi kecil namun sering. Hal ini bisa mengurangi risiko tukak lambung dan GERD. Selain itu, hindari makanan pedas, berlemak, asam, dan jangan makan minimal 3 jam sebelum tidur.
- Hindari faktor pemicunya yakni dengan mengurangi konsumsi alkohol, kafein, dan rokok.
- GERD dapat diredakan sementara dengan obat pereda nyeri sesuai resep dan anjuran dokter.
Baca juga artikel terkait kesehatan lambung lainnya:
- 5 Gejala Asam Lambung Naik yang Harus Anda Waspadai!
- Pijat 5 Titik Ini, Bantu Redakan Sesak Nafas karena Asam Lambung
- Badan Gemetar Akibat Asam Lambung? Inilah Solusinya!
- Cara Membuat Teh Jahe untuk Asam Lambung
- Cara Membuat Oatmeal untuk Asam Lambung
Kesimpulan
Itulah beberapa poin penting mengenai perbedaan antara tukak lambung dan GERD yang harus Anda ketahui. Anda bisa mencoba beberapa langkah di atas untuk mengatasi tukak lambung atau GERD. Hindari faktor pemicunya agar tidak terjadi komplikasi serius.
Namun, jika kondisinya semakin parah, segera lakukan tindakan pengobatan untuk meredakan gejalanya. Salah satu pengobatan yang bisa Anda gunakan adalah dengan obat herbal VG-CARE, yang diformulasikan khusus untuk meredakan berbagai gangguan lambung, termasuk GERD dan tukak lambung.
Semoga membantu ya! Stay healthy!