Gonore adalah infeksi menular seksual yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Gejalanya bisa sangat mengganggu, seperti nyeri saat buang air kecil dan keputihan yang tidak normal.
Jika tidak diobati, gonore dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk infertilitas. Setelah pengobatan, banyak penderitanya yang bertanya: “Bolehkah saya kembali berhubungan seksual?” Pertanyaan ini penting, karena berhubungan seksual terlalu cepat dapat berisiko bagi kesehatan Anda dan pasangan.
Jadi, kapan penderitanya dapat kembali beraktivitas seksual setelah pengobatan gonore? Dan Bagaimana langkah-langkah pencegahan yang perlu dilakukan agar gonore tidak kembali kambuh? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Gonore dan Bagaimana Cara Mengobatinya?
Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menginfeksi alat kelamin, rektum, tenggorokan, dan bahkan mata. Gonore menyebar melalui hubungan seksual tanpa pengaman, baik vaginal, anal, maupun oral. Penyakit ini bisa menyerang pria dan wanita, tetapi sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, terutama pada wanita.
Pada pria, gonore biasanya ditandai dengan keluarnya cairan putih, kuning, atau hijau dari penis, nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, serta nyeri atau pembengkakan pada testis. Sementara pada wanita, gejalanya bisa berupa keputihan yang tidak normal, nyeri saat buang air kecil, perdarahan di luar siklus menstruasi, atau nyeri panggul.
Jika tidak diobati, gonore dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease/PID) pada wanita yang dapat berujung pada infertilitas, serta epididimitis pada pria yang bisa menyebabkan kemandulan.
Pengobatan Gonore
Gonore dapat diobati dengan antibiotik. Namun, karena bakteri Neisseria gonorrhoeae semakin kebal terhadap beberapa jenis antibiotik, pengobatan harus mengikuti rekomendasi terbaru dari dokter. Biasanya, gonore diobati dengan:
- Antibiotik suntik – Salah satu antibiotik yang direkomendasikan adalah suntikan ceftriaxone, yang diberikan dalam satu dosis.
- Antibiotik oral – Dalam beberapa kasus, dokter juga mungkin meresepkan azitromisin atau doksisiklin sebagai tambahan untuk memastikan infeksi benar-benar hilang.
Pasangan seksual pasien juga perlu menjalani pemeriksaan dan pengobatan, meskipun mereka tidak menunjukkan gejala, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dan kemungkinan reinfeksi. Setelah mendapatkan pengobatan, pasien disarankan untuk menghindari hubungan seksual sampai infeksi benar-benar sembuh.
Waktu Berhubungan Seksual Kembali Setelah Menjalani Pengobatan Gonore
Setelah didiagnosis dan menjalani pengobatan untuk gonore, banyak pasien bertanya kapan mereka bisa kembali berhubungan seksual dengan aman. Berdasarkan rekomendasi medis, seseorang yang telah mendapatkan pengobatan harus menunggu setidaknya tujuh hari setelah menyelesaikan pengobatan sebelum melakukan hubungan seksual.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa bakteri benar-benar hilang dari tubuh dan mencegah penyebaran infeksi ke pasangan.
Selain itu, pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati jika diperlukan. Jika hanya satu pihak yang mendapatkan pengobatan, tetapi pasangannya tidak, maka risiko infeksi kembali sangat tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kedua belah pihak telah menjalani pengobatan sebelum melanjutkan aktivitas seksual.
Untuk pasien yang mengalami komplikasi akibat gonore, seperti penyakit radang panggul atau epididimitis, dokter mungkin menyarankan untuk menunggu lebih lama sebelum kembali berhubungan seksual guna memberi waktu bagi tubuh untuk pulih sepenuhnya.
Risiko Jika Kembali Berhubungan Terlalu Cepat
Jika seseorang kembali berhubungan seksual sebelum gonore benar-benar sembuh, ada beberapa risiko yang harus diwaspadai:
1. Penyebaran Infeksi ke Pasangan
Jika bakteri gonore masih ada dalam tubuh, maka ada kemungkinan besar penyakit ini akan menular ke pasangan seksual. Bahkan jika gejala sudah berkurang, bakteri masih bisa bertahan dan menyebar melalui kontak seksual.
2. Infeksi Kembali (Reinfeksi)
Jika pasangan seksual belum diobati atau masih terinfeksi, maka seseorang bisa kembali tertular gonore meskipun baru saja sembuh. Inilah mengapa penting untuk memastikan bahwa kedua pasangan telah mendapatkan pengobatan sebelum melanjutkan hubungan seksual.
3. Komplikasi Kesehatan yang Lebih Serius
Kembali berhubungan seksual terlalu cepat dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti infeksi yang lebih parah atau menyebar ke bagian tubuh lain. Pada wanita, gonore yang tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan penyakit radang panggul, yang berisiko menyebabkan infertilitas. Pada pria, infeksi dapat menyebabkan peradangan pada testis dan saluran sperma, yang juga bisa berdampak pada kesuburan.
4. Meningkatkan Risiko Infeksi Menular Seksual Lainnya
Jika seseorang masih dalam masa pemulihan, sistem kekebalan tubuh mungkin belum sepenuhnya kembali normal. Hal ini dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi menular seksual lainnya, termasuk HIV. Gonore yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko tertular HIV karena peradangan yang mempermudah masuknya virus ke dalam tubuh.
Baca juga: Waspada, 4 Kerusakan Permanen Akibat Gonore
Bagaimana Cara Mencegah Gonore Agar Tidak Kambuh Lagi?
Mencegah gonore lebih baik daripada harus mengobatinya. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi ulang atau penyebaran gonore:
1. Gunakan Kondom
Penggunaan kondom setiap kali berhubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral, adalah cara paling efektif untuk mengurangi risiko tertular gonore dan infeksi menular seksual lainnya.
2. Hindari Berganti-ganti Pasangan Seksual
Memiliki pasangan seksual yang tetap dan saling setia dapat menurunkan risiko tertular gonore. Jika memiliki lebih dari satu pasangan seksual, sangat penting untuk memastikan bahwa semua pasangan telah menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
4. Jangan Berhubungan Seksual Saat Terinfeksi
Jika seseorang terdiagnosis gonore atau mengalami gejala infeksi menular seksual lainnya, sebaiknya menunda hubungan seksual sampai benar-benar sembuh dan mendapatkan izin dari dokter.
5. Edukasi Seksual yang Benar
Memahami bagaimana gonore menyebar dan cara mencegahnya sangat penting. Pendidikan seksual yang baik dapat membantu individu membuat keputusan yang lebih aman mengenai kehidupan seksual mereka.
6. Diskusikan dengan Pasangan
Jika pernah terinfeksi gonore, penting untuk berbicara dengan pasangan seksual tentang risiko dan pencegahan penyakit ini. Komunikasi yang terbuka dapat membantu mengurangi kemungkinan infeksi ulang dan memastikan bahwa kedua belah pihak menjaga kesehatan seksual mereka.
7. Lakukan Tes IMS Secara Rutin
Tes infeksi menular seksual, termasuk gonore, harus dilakukan secara berkala, terutama bagi mereka yang aktif secara seksual atau memiliki pasangan baru. Deteksi dini memungkinkan pengobatan segera sebelum infeksi menyebar atau menimbulkan komplikasi.
Untuk memastikan kesehatan Anda, jangan ragu untuk melakukan skrining kesehatan secara rutin. Dengan skrining yang tepat, Anda dapat mengidentifikasi potensi masalah kesehatan lebih awal dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Kesimpulan
Gonore adalah infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak segera diobati. Penyakit ini dapat diatasi dengan antibiotik, tetapi penting untuk mengikuti pengobatan sampai selesai dan menghindari hubungan seksual selama setidaknya tujuh hari setelah pengobatan. Kembali berhubungan seksual terlalu cepat setelah sembuh dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi, reinfeksi, dan komplikasi kesehatan yang lebih serius.
Untuk mencegah gonore agar tidak kambuh lagi, langkah-langkah seperti menggunakan kondom, menghindari berganti-ganti pasangan seksual, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, serta meningkatkan edukasi seksual harus diterapkan. Dengan kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri sendiri dan pasangan dari risiko gonore serta infeksi menular seksual lainnya.
Jika Anda ingin menjaga kesehatan seksual Anda lebih baik lagi, pertimbangkan untuk menggunakan produk HV-CARE yang dirancang untuk mendukung kesehatan Anda secara menyeluruh. Dengan HV-CARE, Anda dapat lebih tenang dalam menjalani kehidupan seksual yang sehat dan aman.
Semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan manfaat, dan sampai jumpa pada pembahasan bermanfaat lainnya!
Ingin tahu lebih lanjut tentang penyakit menular seksual? Temukan informasi penting lainnya pada artikel-artikel berikut!
- Hubungan Gonore & HIV: Kenali Bahayanya Sekarang!
- Perbedaan Gonore dan Sifilis, Ciri Ciri dan Penyebabnya
- 4 Tahapan Infeksi Sifilis dan Gejala yang Menyertainya
- 5 Cara Penularan Sifilis dan Faktor Risikonya
- Berapa Lama Bayi yang Terinfeksi HIV Bisa Bertahan Hidup?
- Apakah Menjilat Kemaluan dapat Menularkan HIV? Ini Faktanya!
- Berapa Lama HIV Bisa Terdeteksi Setelah Berhubungan?
- Apakah Ciuman Bisa Menularkan HIV? Ini Faktanya