Miss V adalah organ yang memiliki keseimbangan bakteri alami untuk menjaga kesehatannya. Namun, jika keseimbangan ini terganggu, bakteri jahat dapat berkembang lebih banyak dan menyebabkan infeksi. Salah satu infeksi bakteri yang paling umum terjadi adalah vaginosis bakterialis (VB).
Infeksi ini bisa menyebabkan keputihan tidak normal, bau tidak sedap, hingga iritasi pada Miss V. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) atau penyakit menular seksual (PMS). Sayangnya, masih banyak wanita yang belum menyadari gejalanya sejak dini.
Lalu, apa saja ciri-ciri infeksi bakteri pada Miss V? Dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!
Apa Itu Infeksi Bakteri pada Miss V (Vaginosis Bakterialis)?
Vaginosis bakterialis adalah infeksi yang terjadi ketika jumlah bakteri jahat di vagina lebih banyak dibandingkan bakteri baik, sehingga keseimbangan alami Miss V terganggu.
Kondisi ini tidak termasuk dalam penyakit menular seksual (PMS), tetapi lebih sering terjadi pada wanita yang aktif secara seksual atau yang sering melakukan vaginal douching (mencuci Miss V dengan cairan tertentu).
Meskipun vaginosis bakterialis tidak berbahaya, infeksi ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan meningkatkan risiko terkena infeksi lain, seperti infeksi saluran kemih (ISK) dan peradangan panggul. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri infeksi bakteri pada Miss V sangat penting agar bisa segera ditangani dengan tepat.
Ciri-Ciri Infeksi Bakteri pada Miss V
Vaginosis bakterialis sering tidak menimbulkan gejala. Namun, pada sebagian wanita, vaginosis bakterialis bisa dikenali dengan munculnya beberapa ciri berikut:
1. Keputihan Tidak Normal
Salah satu tanda utama infeksi bakteri pada Miss V adalah keputihan yang berubah warna dan tekstur. Keputihan yang sehat biasanya bening atau putih susu, dengan tekstur yang tidak terlalu cair atau terlalu kental. Namun, jika Anda mengalami keputihan seperti ini, waspadai infeksi:
- Berwarna keabu-abuan, kuning, atau putih pekat.
- Tekstur lebih cair dan encer dibandingkan biasanya.
- Jumlah keputihan lebih banyak dari biasanya.
Keputihan abnormal ini terjadi karena bakteri jahat tumbuh berlebihan, menghasilkan zat yang mengubah pH vagina dan menyebabkan perubahan pada lendir Miss V.
Agar lebih mudah membedakannya, simak selengkapnya dalam artikel berikut -> Kenali Perbedaan Keputihan Normal dan Tidak Normal
3. Bau Amis yang Menyengat
Jika Miss V mengeluarkan bau amis seperti ikan busuk, terutama setelah berhubungan seksual atau saat menstruasi, itu bisa menjadi tanda infeksi bakteri.
Bau ini muncul akibat produksi amina (senyawa kimia yang dihasilkan oleh bakteri anaerob). Semakin tinggi pertumbuhan bakteri jahat, semakin kuat bau yang muncul.
4. Vagina Gatal dan Iritasi
Infeksi bakteri dapat menyebabkan rasa gatal yang cukup mengganggu, terutama di bagian luar vagina. Kondisi ini terjadi akibat reaksi peradangan yang dipicu oleh pertumbuhan bakteri berlebih.
Selain gatal, beberapa wanita juga mengalami iritasi atau kemerahan di sekitar area Miss V, yang bisa semakin parah jika sering digaruk.
5. Sensasi Perih Saat Buang Air Kecil
Jika Anda merasakan sensasi terbakar atau perih saat buang air kecil, ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi bakteri sudah menyebabkan peradangan di sekitar uretra.
Gejala ini sering kali dikira sebagai infeksi saluran kemih (ISK), tetapi bisa juga terjadi akibat iritasi yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebihan di Miss V.
6. Warna Vagina Tampak Berubah
Jika Miss V terlihat lebih merah, kehitaman, atau mengalami perubahan warna di area luar, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa ada peradangan atau iritasi akibat infeksi bakteri.
Warna yang berubah ini disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap infeksi, yang menyebabkan aliran darah meningkat ke area Miss V sebagai bentuk respons imun.
Penyebab Infeksi Bakteri pada Miss V
Infeksi bakteri pada Miss V terjadi ketika keseimbangan bakteri baik dan jahat terganggu. Normalnya, bakteri baik seperti Lactobacillus menjaga pH vagina tetap asam untuk mencegah pertumbuhan bakteri jahat. Namun, beberapa faktor berikut dapat memicu pertumbuhan bakteri jahat secara berlebihan, sehingga menyebabkan infeksi:
1. Douching atau Membersihkan Miss V dengan Cairan Pembersih
Sering mencuci Miss V dengan sabun kewanitaan atau cairan antiseptik dapat mengganggu keseimbangan alami bakteri dalam vagina.
Alih-alih membuat Miss V lebih bersih, douching justru membunuh bakteri baik dan membuat pH Miss V menjadi lebih basa, sehingga bakteri jahat berkembang lebih cepat.
2. Sering Berganti Pasangan Seksual
Wanita yang sering berganti pasangan seksual atau memiliki pasangan baru lebih berisiko mengalami infeksi bakteri pada Miss V.
Meskipun bukan penyakit menular seksual (PMS), pertukaran bakteri saat berhubungan seksual dapat mengganggu keseimbangan flora alami Miss V, sehingga meningkatkan risiko vaginosis bakterialis.
3. Tidak Menggunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual
Sperma memiliki pH yang lebih basa, yang dapat mengganggu keseimbangan alami Miss V. Jika sering berhubungan seksual tanpa kondom, pH vagina bisa berubah, dan memicu pertumbuhan bakteri jahat yang menyebabkan infeksi.
4. Penggunaan Alat Kontrasepsi Spiral (IUD)
Wanita yang menggunakan IUD lebih rentan mengalami infeksi Miss V, terutama jika kebersihan tidak dijaga dengan baik. IUD dapat menyebabkan perubahan pada lingkungan vagina dan meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri penyebab vaginosis bakterialis.
5. Merokok
Merokok dapat menurunkan jumlah bakteri baik (Lactobacillus) dalam vagina, sehingga membuat Miss V lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
6. Kebiasaan Buruk dalam Membersihkan Miss V
Membersihkan Miss V dari belakang ke depan setelah buang air dapat membawa bakteri dari anus ke dalam vagina, sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Cara Mengatasi Infeksi Bakteri pada Miss V
Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah cara mengatasi infeksi bakteri pada Miss V dengan metode medis dan perawatan mandiri:
- Pengobatan dengan Antibiotik
Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik seperti Metronidazole, Clindamycin, atau Tinidazole, baik dalam bentuk oral (tablet) atau topikal (krim/gel yang dioleskan ke vagina). Pengobatan ini harus dikonsumsi sesuai petunjuk dokter dan tidak boleh dihentikan sebelum waktunya, meskipun gejala mulai membaik. - Hindari Douching dan Produk Beraroma
Membersihkan Miss V dengan cairan pembersih kewanitaan atau douching dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami vagina. Sebaiknya gunakan air bersih tanpa sabun beraroma untuk mencuci area kewanitaan. - Gunakan Probiotik
Konsumsi makanan kaya probiotik, seperti yoghurt, kefir, dan kimchi, dapat membantu meningkatkan jumlah bakteri baik (Lactobacilli) yang melindungi Miss V dari pertumbuhan bakteri jahat. - Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual
Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko infeksi bakteri karena mencegah ketidakseimbangan pH akibat kontak dengan cairan sperma atau bakteri dari pasangan. - Hindari Kebiasaan yang Memicu Infeksi
Menghentikan kebiasaan merokok dan mengurangi konsumsi alkohol dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri di Miss V, karena keduanya dapat mengganggu sistem imun tubuh.
Kesimpulan
Ciri-ciri infeksi bakteri pada Miss V seperti keputihan berbau amis, gatal, dan rasa perih saat buang air kecil tidak boleh diabaikan. Jika tidak diatasi dengan baik, kondisi ini bisa semakin parah dan meningkatkan risiko infeksi lain, termasuk penyakit menular seksual.
Untuk mengatasinya, penting menjalani pengobatan dengan antibiotik sesuai anjuran dokter serta menerapkan kebiasaan sehat, seperti menjaga kebersihan Miss V dan menghindari produk yang mengganggu keseimbangan bakteri alami.
Jika gejala tidak membaik setelah pengobatan, sebaiknya segera konsultasi dengan tenaga medis guna mendapatkan solusi terbaik sebelum infeksi semakin parah.
Tertarik mengetahui lebih dalam seputar kesehatan reproduksi? Jelajahi informasi penting lainnya pada kumpulan artikel berikut:
- Keluar Keputihan Setelah Berhubungan, Normalkah?
- Keputihan Seperti Putih Telur, Apakah Ini Normal?
- Keputihan Berlendir Seperti Ingus, Apakah Normal?
- Stop Keputihan! Hindari 10 Jenis Makanan Pemicu Ini
- Keputihan Berlendir Seperti Ingus, Apakah Normal?
- Keputihan Menggumpal Seperti Jelly, Apakah Normal?
- 8 Kebiasaan Penyebab Keputihan yang Perlu Anda Hindari
- Keputihan seperti Air Mani? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!