Jangan Biasakan Menahan Kencing, Ini Dampak Kesehatannya

dampak menahan buang air kecil
dampak menahan buang air kecil

Pernahkah Anda menunda ke toilet saat ingin kencing karena situasi yang tidak memungkinkan? Sekilas mungkin terasa biasa saja. Tapi tahukah Anda bahwa kebiasaan menahan buang air kecil bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda jika dilakukan terlalu sering? Masalah ini tidak hanya membuat tidak nyaman, tapi juga dapat menjadi pemicu penyakit yang serius.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi saat Anda menahan buang air kecil, apa saja dampaknya bagi tubuh, dan bagaimana cara mencegah gangguan yang bisa muncul? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Apa yang Terjadi Saat Menahan Buang Air Kecil?

Ketika kandung kemih mulai penuh, sistem saraf Anda secara otomatis mengirimkan sinyal ke otak sebagai peringatan bahwa sudah waktunya buang air kecil. Kandung kemih orang dewasa umumnya mampu menampung sekitar 400 hingga 500 mililiter urine.

Pada titik ini, otot-otot dinding kandung kemih akan mulai meregang untuk mengakomodasi volume yang meningkat, dan otot sfingter bekerja keras untuk tetap menahan urine agar tidak keluar.

Jika Anda terus menahan buang air kecil meski tubuh sudah memberi sinyal, tekanan dalam kandung kemih akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan stres mekanis pada jaringan sekitarnya, dan jika berlangsung lama atau terlalu sering, bisa mengganggu fungsi normal saluran kemih.

Kandung kemih yang terbiasa menahan tekanan berlebih bisa kehilangan elastisitasnya, sehingga Anda berisiko mengalami gangguan seperti infeksi, nyeri, atau bahkan kerusakan ginjal dalam jangka panjang.

Apa Saja Dampak Kesehatan dari Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama?

Jika Anda terbiasa menahan buang air kecil, sebaiknya mulai waspada. Berikut ini sejumlah dampak kesehatan yang bisa terjadi ketika kebiasaan ini terus dilakukan tanpa disadari:

1. Nyeri dan Tidak Nyaman

Menahan kencing dalam waktu lama bisa menyebabkan kandung kemih meregang melebihi batas normalnya. Tekanan ini akan membuat Anda merasa nyeri di perut bagian bawah, bahkan bisa menjalar hingga ke pinggang. Sensasi penuh dan tidak nyaman ini adalah tanda awal bahwa tubuh Anda sedang berusaha memberi tahu bahwa sudah waktunya membuang urine.

Jika Anda terus mengabaikan sinyal ini, bukan hanya rasa nyeri yang akan muncul, tetapi juga efek samping lain seperti ketegangan otot dan gangguan fungsi kandung kemih.

2. Mengompol

Menunda buang air kecil secara berulang bisa menyebabkan pelemahan otot uretra yang berfungsi menahan aliran urine. Akibatnya, Anda bisa mengalami kebocoran urine tanpa sadar alias mengompol. Kondisi ini tentu sangat mengganggu, terutama jika terjadi saat Anda beraktivitas di luar rumah atau sedang tidur.

Pada beberapa kasus, mengompol ini menjadi kronis jika dibiarkan, sehingga memengaruhi kualitas hidup dan rasa percaya diri Anda.

3. Batu Kandung Kemih

Ketika urine tidak dikeluarkan secara tuntas, sisa urine dalam kandung kemih bisa mengendap dan membentuk kristal. Seiring waktu, endapan ini akan mengeras menjadi batu kandung kemih. Batu ini bisa mengiritasi saluran kemih, memicu nyeri saat buang air kecil, serta membuat urine bercampur darah.

Penderitanya juga akan merasakan tekanan atau nyeri konstan di perut bawah yang mengganggu kenyamanan saat duduk atau bergerak.

4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Menahan buang air kecil bisa menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri dalam saluran kemih. Semakin lama urine berada di kandung kemih, semakin besar risiko terjadinya infeksi.

ISK ditandai dengan rasa terbakar saat kencing, sering ingin buang air kecil tapi hanya sedikit yang keluar, hingga demam ringan. Bila tidak segera diobati, infeksi ini bisa naik ke ginjal dan menjadi lebih serius.

Untuk memahami lebih lanjut dan mengenali tanda-tanda ISK, yuk cari tahu selengkapnya dalam artikel berikut: Waspada! Ini Gejala Infeksi Saluran Kemih yang Harus Diketahui

5. Inkontinensia Urine

Jika Anda terlalu sering menahan kencing, otot-otot pengontrol saluran kemih bisa kehilangan fungsinya. Lama kelamaan, Anda tidak akan mampu lagi menahan kencing sama sekali. Kondisi ini disebut sebagai inkontinensia urine.

Selain menyebabkan ketidaknyamanan fisik, inkontinensia juga berdampak secara emosional. Banyak penderita merasa malu atau minder karena tidak bisa mengendalikan buang air kecil.

6. Hidronefrosis

Ketika urine tertahan terlalu lama, tekanan bisa menyebabkan urine naik kembali ke ginjal. Kondisi ini dikenal sebagai hidronefrosis, yaitu pembengkakan ginjal akibat penumpukan urine.

Hidronefrosis bisa menimbulkan nyeri hebat di punggung bawah atau panggul, disertai penurunan frekuensi kencing. Jika tidak segera diobati, ginjal bisa rusak secara permanen.

7. Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal merupakan komplikasi serius dari infeksi saluran kemih yang tidak ditangani. Menahan kencing terlalu lama bisa mempercepat penyebaran infeksi dari kandung kemih ke ginjal.

Gejala infeksi ginjal meliputi nyeri pinggang, demam tinggi, mual, dan urine berbau tajam. Kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera agar tidak menyebabkan kerusakan ginjal jangka panjang.

8. Nyeri Pinggang

Tekanan dari kandung kemih penuh bisa menjalar hingga ke bagian pinggang dan punggung bawah. Ini terjadi karena saraf di area kandung kemih yang terhubung ke bagian belakang tubuh ikut memberikan sinyal stres.

Nyeri pinggang karena menahan kencing sering disalahartikan sebagai masalah otot atau tulang belakang, padahal bisa jadi itu adalah tanda tubuh Anda sudah terlalu lama menahan urine.

Cara Mencegah Gangguan yang Timbul Akibat Menahan Kencing

Menahan buang air kecil memang kadang tidak bisa dihindari, terutama saat Anda sedang berada di tempat yang tidak tersedia toilet. Namun, penting bagi Anda untuk tidak menjadikannya kebiasaan. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah risiko kesehatan akibat menahan kencing:

  • Biasakan buang air kecil setiap 3 sampai 4 jam meskipun tidak merasa kebelet. Ini membantu kandung kemih berfungsi secara normal.
  • Kenali sinyal tubuh, seperti rasa penuh di perut bagian bawah, yang menandakan sudah waktunya ke toilet.
  • Kurangi konsumsi cairan sebelum bepergian jauh atau sebelum tidur agar tidak terlalu sering kencing di waktu yang tidak nyaman.
  • Gunakan toilet seat sanitizer atau tisu pembersih jika Anda ragu dengan kebersihan toilet umum.

Jika Anda mulai merasakan keluhan seperti nyeri saat kencing, perut terasa penuh secara tidak wajar, atau kencing berdarah, sebaiknya segera lakukan konsultasi dengan tenaga ahli untuk mengetahui penyebab dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Kesimpulan

Menahan buang air kecil mungkin terlihat sepele, namun dampaknya bisa cukup serius bagi kesehatan Anda. Mulai dari rasa nyeri, risiko infeksi saluran kemih, hingga gangguan pada ginjal seperti hidronefrosis. Oleh karena itu, penting untuk selalu mendengarkan sinyal tubuh dan tidak menunda buang air kecil terlalu lama.

Jika Anda mulai mengalami gejala seperti sering nyeri saat kencing, urine keruh, atau sakit pinggang berulang, sebaiknya segera periksakan diri. Untuk penanganan lebih lanjut, Anda bisa mempertimbangkan solusi herbal seperti NEFRONA, yang dapat membantu meredakan gejala infeksi saluran kemih dan batu ginjal secara alami.

Dapatkan informasi seputar penyakit ginjal dan saluran kemih lainnya, pada kumpulan artikel berikut:

Siloam Hospitals. (2025, 2 Juni). 7 Akibat Menahan Buang Air Kecil Terlalu Sering, Waspada! Diakses dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/akibat-menahan-buang-air-kecil

Hello Sehat. (2020, 7 September). Akibat Menahan Kencing Terlalu Sering, Apa yang Akan Terjadi? Diakses dari https://hellosehat.com/urologi/akibat-menahan-kencing/

Medical News Today. (2024, 10 Desember). Is it safe to hold pee? 5 possible complications. Diakses dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/321408#other-conditions-effects