Pernahkah Anda mengalami sakit hebat karena batu ginjal, lalu lega ketika batunya akhirnya keluar… tapi nyeri itu tetap bertahan? Banyak orang mengira begitu batu ginjal keluar, masalah pun selesai. Padahal, rasa sakit yang masih muncul sering kali menandakan tubuh sedang menjalani proses pemulihan, atau ada faktor lain yang membuat nyeri kembali muncul.
Agar tidak bingung, mari kita bahas mengapa nyeri bisa bertahan, bagaimana membedakan nyeri normal dan berbahaya, serta tips mencegah batu ginjal muncul kembali.
Memahami Batu Ginjal dan Proses Keluarnya
Batu ginjal adalah gumpalan keras dari endapan mineral dan garam di dalam ginjal. Penyebab terbentuknya batu meliputi kurang minum air, kadar mineral tertentu yang tinggi dalam urine (seperti kalsium, oksalat, atau asam urat), serta pola makan tinggi garam atau protein.
Jika batu berukuran kecil, sering kali tidak menimbulkan gejala dan bisa keluar sendiri tanpa disadari. Namun ketika batu mulai bergerak dari ginjal menuju ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih), nyeri tajam atau yang dikenal sebagai renal colic bisa muncul. Biasanya terasa di pinggang, perut bagian bawah, atau menjalar ke selangkangan akibat iritasi ureter dan aliran urine yang terhambat.
Proses keluarnya batu ginjal dapat memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu, tergantung ukuran dan lokasinya. Batu berukuran kurang dari 5 mm biasanya bisa keluar sendiri, sementara batu lebih besar memerlukan bantuan medis seperti obat penghancur batu, litotripsi (shock wave lithotripsy), atau operasi minimal invasif.
Baca juga: Apa Saja Ciri Batu Ginjal Sudah Hancur? Ini 7 Tanda Alaminya
Penyebab Nyeri Masih Bertahan Setelah Batu Ginjal Keluar
Meskipun batu ginjal sudah keluar, Anda mungkin tetap merasakan nyeri beberapa hari atau minggu. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
1. Iritasi atau Peradangan pada Ureter
Saat batu bergerak, gesekan pada dinding ureter bisa menyebabkan luka kecil atau peradangan. Hal ini menimbulkan rasa nyeri bahkan setelah batu hilang.
Kadang, masih ada fragmen batu sangat kecil yang tertinggal, yang tetap mengiritasi saluran kemih dan berpotensi membentuk batu baru jika tidak segera ditangani.
2. Spasme Otot Ureter
Otot-otot ureter berkontraksi kuat untuk mendorong batu keluar. Setelah batu lewat, otot tetap tegang sehingga menimbulkan nyeri. Sensasi ini wajar terjadi, tetapi bisa membuat Anda merasa sakit lebih lama dari yang dibayangkan.
3. Infeksi Saluran Kemih
Pada beberapa kasus, nyeri berlanjut akibat infeksi saluran kemih yang terjadi sebelum atau selama batu melewati ureter. Gejala tambahan yang perlu diwaspadai adalah demam, urine keruh atau berbau menyengat, serta rasa tidak nyaman yang menetap.
Bagaimana Membedakan Nyeri Normal vs. Nyeri yang Perlu Diwaspadai
Setelah batu ginjal keluar, rasa nyeri masih tertinggal beberapa hari. Nyeri normal berupa rasa tidak nyaman atau perih ringan di pinggang atau perut bawah yang perlahan berkurang dari hari ke hari.
Kondisi ini menunjukkan saluran kemih dalam proses pemulihan. Kadang, urine juga berwarna agak kemerahan karena sisa darah ringan, namun akan membaik dengan banyak minum air putih.
Sebaliknya, ada juga nyeri yang perlu diwaspadai. Jika rasa sakit justru semakin parah, tidak kunjung membaik, atau datang mendadak, itu menandakan adanya batu yang tersisa atau terbentuk kembali.
Nyeri berbahaya disertai gejala, seperti demam, menggigil, mual muntah, urine keruh atau berbau tajam, bahkan darah yang cukup banyak. Kondisi ini menunjukkan adanya komplikasi seperti infeksi atau sumbatan baru di saluran kemih.
Pemeriksaan yang Disarankan Jika Nyeri Masih Berlanjut
Jika nyeri setelah batu ginjal keluar tidak kunjung membaik, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya. Tes urine dilakukan untuk melihat apakah masih ada darah, tanda-tanda infeksi, atau kristal yang menunjukkan batu baru.
Selanjutnya, tes darah untuk mengecek fungsi ginjal dan kadar zat tertentu, seperti kalsium, asam urat, atau kreatinin. Hasilnya untuk mengetahui apakah ada gangguan metabolik atau risiko batu ginjal kambuh.
Untuk memastikan ada atau tidaknya batu yang tertinggal, dokter melakukan pemeriksaan pencitraan seperti USG. Pemeriksaan ini aman, cepat, dan bisa mendeteksi adanya batu atau sumbatan. Pada kasus yang lebih kompleks, dokter akan menyarankan CT-scan saluran kemih, yang lebih detail dalam menunjukkan ukuran dan lokasi batu yang masih tersisa.
Cara Mencegah Agar Batu Ginjal Tidak Muncul Lagi
Setelah melewati sakit akibat batu ginjal, langkah pencegahan menjadi sangat penting agar kondisi ini tidak kembali kambuh. Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
- Minum Air Putih yang Cukup
Air adalah sahabat utama ginjal. Dengan minum minimal 8 gelas sehari, Anda membantu melarutkan mineral dan garam yang berpotensi membentuk batu. Hal ini membuat urine lebih encer dan memudahkan ginjal mengeluarkan racun serta sisa metabolisme tubuh. Bagi Anda yang aktif bergerak atau tinggal di daerah panas, kebutuhan cairan bisa lebih tinggi.
- Kurangi Asupan Garam
Terlalu banyak garam atau natrium bisa meningkatkan kadar kalsium dalam urine, yang menjadi salah satu pemicu batu ginjal. Orang dewasa sebaiknya membatasi konsumsi garam kurang dari 2.300 mg per hari, setara dengan satu sendok teh. Mengurangi makanan olahan, saus instan, dan camilan tinggi garam juga sangat membantu. Dengan pola makan rendah natrium, Anda tidak hanya menurunkan risiko batu ginjal, tetapi juga menjaga tekanan darah tetap normal
- Batasi Protein Hewani
Protein hewani seperti daging merah, telur, dan susu tinggi purin dapat diubah menjadi asam urat di urine, meningkatkan risiko batu ginjal. Mengurangi asupan protein hewani tidak berarti menghilangkan protein sama sekali; Anda bisa menggantinya dengan ikan, tahu, tempe, atau kacang-kacangan. Pola makan ini tetap memenuhi kebutuhan protein tubuh sekaligus menjaga kesehatan ginjal Anda.
- Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan yang berlebih memengaruhi metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko batu kalsium. Selain itu, orang dengan berat badan berlebih cenderung memiliki urine lebih asam, yang mendukung pembentukan batu ginjal. Rutin berolahraga, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang 30 menit sehari, dikombinasikan dengan pola makan seimbang, dapat membantu menurunkan risiko kekambuhan batu ginjal sekaligus menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Agar risiko kekambuhan semakin kecil, dapatkan panduan yang lebih lengkap terkait cara mencegah kambuhnya batu ginjal pada artikel berikut -> 7 Cara Ampuh Mencegah Batu Ginjal yang Mudah Dilakukan
Kesimpulan
Nyeri yang masih muncul setelah batu ginjal keluar bisa tergolong normal atau justru menandakan masalah serius. Nyeri ringan yang berangsur membaik biasanya normal, tetapi nyeri hebat disertai demam, urine keruh, atau darah banyak sebaiknya tidak diabaikan.
Untuk mencegah batu ginjal kambuh, pastikan Anda cukup minum air, membatasi asupan garam dan protein hewani, serta menjaga berat badan tetap ideal. Selain itu, langkah pencegahan lebih efektif bila disertai pemantauan kesehatan secara rutin.
Bagi Anda yang ingin perlindungan lebih maksimal, NEFRONA hadir sebagai solusi herbal yang mendukung kesehatan ginjal dan membantu mengurangi risiko batu ginjal kambuh. Untuk panduan dan rekomendasi yang sesuai kondisi Anda, manfaatkan juga layanan konsultasi gratis Autoimuncare. Tenaga kesehatan profesional kami siap membantu menentukan langkah pencegahan dan pengobatan terbaik agar ginjal Anda tetap sehat.
Dapatkan informasi seputar penyakit ginjal lainnya, pada kumpulan artikel berikut: