Celana dalam bukan sekadar pelindung tubuh, tetapi juga berperan penting dalam menjaga kesehatan organ intim wanita. Banyak yang tidak menyadari, kesalahan sederhana dalam memilih atau memakainya sehingga memicu masalah seperti keputihan yang mengganggu.
Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara pemakaian celana dalam dengan kesehatan organ intim. Yuk, cari tahu bareng-bareng kesalahan umum dalam penggunaan celana dalam serta tips memilih celana dalam yang sehat agar area kewanitaan tetap sehat, nyaman, dan bebas dari keputihan
Apa Itu Keputihan dan Apa Penyebabnya?
Keputihan merupakan keluarnya cairan bening atau putih dari vagina, yang sebagian besar terdiri dari sel dan bakteri. Proses ini sebenarnya membersihkan dan melumasi area kewanitaan, serta melawan bakteri jahat penyebab infeksi.
Keluarnya cairan keputihan merupakan proses alami dan normal bagi wanita. Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih susu, tidak berbau menyengat, tidak menimbulkan rasa gatal maupun nyeri.
Namun, keputihan juga bisa menandakan gangguan kesehatan jika warnanya berubah (kuning, hijau, atau kecoklatan), berbau tidak sedap, atau disertai gatal, nyeri, bahkan perih saat buang air kecil. Kondisi ini disebut keputihan tidak normal (patologis). Penyebab keputihan dibagi menjadi dua:
- Keputihan normal (fisiologis) dipengaruhi oleh hormon, seperti menjelang menstruasi, saat ovulasi, atau kehamilan.
- Keputihan tidak normal (patologis) disebabkan oleh infeksi bakteri (bacterial vaginosis), jamur (Candida), parasit (Trichomonas vaginalis), atau penyakit menular seksual. Faktor lain seperti kebersihan organ intim yang kurang terjaga, stres, penggunaan antibiotik, hingga pemakaian produk kewanitaan yang tidak sesuai juga menyebabkan keputihan tidak normal ini.
Kesalahan Memakai Celana Dalam yang Menyebabkan Keputihan
Vagina mempunyai kelembaban alami yang harus seimbang, sehingga pemilihan celana dalam yang tepat sangat berpengaruh terhadap kesehatan organ intim. Berikut beberapa kesalahan memakai celana dalam yang bisa memicu keputihan:
1. Memakai celana dalam terlalu ketat
Celana dalam yang terlalu ketat bisa menekan area genital sehingga mengurangi sirkulasi udara. Kondisi ini membuat area vagina menjadi lebih panas dan lembab, sehingga menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri maupun jamur.
2. Memilih Bahan yang Tidak Menyerap Keringat
Celana dalam berbahan sintetis seperti nilon, spandeks, atau polyester terlihat tipis dan elastis. Namun, bahan ini tidak mempunyai daya serap yang baik terhadap keringat. Akibatnya, kelembaban menumpuk di area genital dan memicu keputihan.
Sebaliknya, bahan katun jauh lebih ramah karena bisa menyerap keringat dan memberi sirkulasi udara yang baik.
3. Jarang mengganti celana dalam
Menggunakan celana dalam seharian penuh, apalagi saat berkeringat, bisa meningkatkan risiko infeksi. Celana dalam yang lembab akibat keringat, cairan tubuh, atau urine akan menjadi tempat subur bagi kuman. Jarang mengganti celana dalam membuat keputihan lebih mudah terjadi, bahkan berujung infeksi serius jika tidak segera diatasi.
4. Tidak Mencuci Dengan Benar
Menggunakan detergen yang terlalu keras atau tidak membilas dengan bersih bisa meninggalkan residu bahan kimia yang mengiritasi kulit sensitif di area genital.
Selain itu, menjemur di tempat teduh tanpa sinar matahari langsung membuat bakteri tidak benar-benar mati. Akibatnya, celana dalam masih menyimpan kuman dan memicu keputihan.
5. Memakai Celana Dalam Saat Tidur
Saat tidur, tubuh butuh istirahat, begitu juga dengan area genital. Jika celana dalam tetap dipakai sepanjang malam, apalagi ketat, sirkulasi udara akan terhambat dan kelembaban meningkat. Kebiasaan ini memicu iritasi, pertumbuhan jamur, hingga keputihan berlebih.
6. Menggunakan Celana Dalam Berlapis
Celana dalam berlapis meningkatkan panas dan kelembaban. Lebih parah lagi, berbagi celana dalam bisa menularkan infeksi menular seksual. Kebiasaan ini sangat berisiko bagi kesehatan organ intim.
Baca juga: 8 Kebiasaan Penyebab Keputihan yang Perlu Anda Hindari
Tips Memilih dan Menggunakan Celana Dalam yang Sehat
Berikut beberapa tips memilih dan menggunakan celana dalam yang sehat:
1. Pilih Bahan Katun Alami
Katun merupakan bahan terbaik untuk celana dalam karena daya serapnya tinggi dan bisa menjaga sirkulasi udara tetap baik. Area kewanitaan cenderung lembab, sehingga bahan katun bisa menjaganya agar tidak terlalu basah.
2. Gunakan Ukuran yang Pas
Ukuran celana dalam yang terlalu ketat bisa menekan area kewanitaan, menyebabkan gesekan berlebih, dan menghambat sirkulasi udara.
Kondisi ini membuat kulit rentan lecet dan lembab, sehingga keputihan lebih sering muncul. Sebaliknya, jika terlalu longgar, celana dalam tidak bisa memberikan perlindungan optimal, bahkan bergeser saat beraktivitas.
3. Perhatikan Model Celana Dalam
Model celana dalam yang terlalu minim atau menekan area genital mungkin terlihat estetik, tetapi jika dipakai setiap hari bisa menimbulkan masalah.
Misalnya, model thong atau G-string sering menimbulkan gesekan langsung pada lipatan intim, yang menyebabkan iritasi dan memudahkan perpindahan bakteri dari anus ke vagina.
4. Ganti Celana Dalam Minimal 2 Kali Sehari
Ganti celana dalam setidaknya dua kali sehari, bahkan lebih sering jika Anda banyak keringat, sedang menstruasi, atau beraktivitas di luar ruangan. Dengan mengganti celana dalam secara teratur, Anda bisa mencegah bau tidak sedap, rasa gatal, dan keputihan yang berlebihan.
5. Cuci dengan Detergen yang Lembut
Residu detergen yang mengandung pewangi, pemutih, atau bahan kimia keras bisa mengiritasi kulit sensitif di area kewanitaan. Bilas celana dalam hingga benar-benar bersih agar tidak ada sisa sabun yang menempel. Sisa detergen yang terserap ke kain bisa memicu alergi, kemerahan, bahkan memperburuk keputihan.
6. Jemur Di Bawah Sinar Matahari Langsung
Menjemur celana dalam di bawah sinar matahari bukan hanya membuatnya cepat kering, tetapi juga membunuh bakteri dan jamur yang masih menempel di serat kain.
Jangan menjemur di tempat lembab, teduh, atau di dalam ruangan tanpa sinar matahari, karena kondisi tersebut membuat kuman tetap hidup dan memperbesar risiko infeksi.
7. Jangan Berbagi Celana Dalam
Celana dalam termasuk pakaian pribadi. Berbagi celana dalam bisa menularkan infeksi jamur, bakteri, atau penyakit menular seksual. Oleh karena itu, gunakan celana dalam masing-masing dan jangan pernah menggunakan celana dalam orang lain meskipun dalam kondisi darurat.
Kesimpulan
Keputihan sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh. Namun, bila disertai bau, rasa gatal, atau nyeri, bisa jadi itu tanda masalah. Salah satu faktor pemicunya adalah kesalahan memakai celana dalam, mulai dari bahan sintetis, ukuran terlalu ketat, hingga kebiasaan jarang mengganti.
Dengan memilih celana dalam berbahan katun, ukuran pas, serta merawatnya dengan benar, Anda bisa mencegah keputihan berlebih sekaligus menjaga kesehatan area kewanitaan tetap optimal. Mulailah dari kebiasaan kecil ini untuk kenyamanan jangka panjang.
Tertarik mengetahui lebih dalam seputar keputihan? Jelajahi informasi penting lainnya di artikel berikut: