Cara Mengonsumsi Obat Herbal agar Khasiatnya Maksimal

cara mengonsumsi obat herbal
cara mengonsumsi obat herbal

Banyak orang mengira obat herbal selalu aman dikonsumsi tanpa aturan. Padahal, jika salah cara penggunaannya, herbal bisa menimbulkan efek samping atau justru tidak bekerja dengan optimal.

Bayangkan Anda rutin minum ramuan atau kapsul herbal, tapi hasilnya tak terasa, bahkan tubuh jadi tidak nyaman. Hal ini bisa terjadi jika konsumsi herbal tidak sesuai dengan kebutuhan atau kondisi kesehatan Anda.

Lalu, bagaimana cara mengonsumsi obat herbal dengan benar agar manfaatnya maksimal dan tetap aman Yuk, simak panduan lengkapnya di artikel ini.

Apa Itu Obat Herbal?

Sebelum membahas tips konsumsi yang aman, penting untuk memahami legalitas dan definisi obat herbal di Indonesia.

Menurut Peraturan BPOM Nomor 25 Tahun 2023 tentang Registrasi Obat Bahan Alam, obat herbal adalah bahan, ramuan bahan, atau produk yang berasal dari sumber daya alam yang telah digunakan secara turun temurun, atau sudah dibuktikan berkhasiat, aman, dan bermutu.

Obat herbal yang diproduksi secara massal terbagi dalam tiga kategori utama yang diatur BPOM, yakni Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka. Semakin tinggi tingkatannya (Fitofarmaka), semakin ketat dan lengkap uji klinis yang harus dipenuhi, seperti halnya obat kimia.

Perbedaan mendasar dengan obat kimia adalah pada bahan bakunya. Herbal berasal dari alam, sementara obat kimia umumnya berasal dari bahan baku sintetis. Karena mengandung senyawa alami kompleks, obat herbal cenderung bekerja lebih lambat namun dipandang lebih bersahabat dengan tubuh.

5 Langkah Wajib Mengonsumsi Obat Herbal dengan Aman

Keamanan Anda saat mengonsumsi herbal adalah prioritas utama. Pastikan Anda selalu menerapkan lima langkah berikut untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaatnya.

1. Pastikan Obat Herbal Terdaftar di BPOM

Ini adalah aturan utama yang tidak bisa ditawar. Setiap produk herbal kemasan yang beredar di Indonesia wajib memiliki Izin Edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Nomor registrasi BPOM, yang biasanya berkode TR, TL, atau FF, adalah bukti bahwa produk telah melewati pengujian keamanan bahan baku, mutu produk, dan proses produksi yang ketat.

Mengutip dari regulasi yang ada, produk harus menjamin keamanan, khasiat, mutu, dan penandaan yang akurat sebelum dan selama beredar di Indonesia. Jadi, selalu cek nomor BPOM pada kemasan sebelum membeli!

2. Ikuti Dosis dan Aturan Konsumsi yang Tercantum di Label

Obat herbal yang berizin BPOM dijamin mencantumkan informasi rinci mengenai komposisi, khasiat, dan aturan minum. Informasi ini bukan sekadar pelengkap, melainkan hasil penelitian dan pengujian yang harus dipatuhi.

Mengonsumsi herbal melebihi dosis yang dianjurkan (dengan asumsi “alami berarti aman”) dapat meningkatkan risiko overdosis senyawa aktif dan memicu efek samping yang merugikan. Selain itu, pastikan Anda mengecek tanggal kedaluwarsa karena obat herbal memiliki masa layak konsumsi yang terbatas.

3. Konsultasikan dengan Dokter atau Apoteker jika Anda Sedang Berobat

Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu (seperti penyakit kronis, diabetes, hipertensi, atau gagal ginjal) atau sedang menjalani pengobatan dengan resep dokter, karena konsultasi adalah wajib.

Langkah ini sangat penting untuk mencegah interaksi obat (drug interaction) yang berbahaya. Herbal mengandung senyawa yang dapat memengaruhi kerja obat kimia, misalnya kandungan tertentu yang dapat meningkatkan risiko pengenceran darah atau mengurangi efektivitas obat yang sedang Anda konsumsi.

Dokter atau apoteker dapat memberikan rekomendasi dosis yang aman atau menyarankan jeda waktu konsumsi yang tepat.

4. Segera Hentikan Konsumsi Jika Merasakan Efek Samping

Mitos bahwa herbal benar-benar bebas efek samping harus disikapi secara kritis. Meskipun risikonya lebih kecil, jika dikonsumsi dalam kondisi yang salah atau dosis berlebihan, senyawa aktif herbal tetap bisa menimbulkan efek merugikan.

Jika Anda merasakan efek yang tidak biasa setelah mengonsumsi herbal, seperti pusing, mual, ruam gatal, atau bengkak, segera hentikan konsumsi produk tersebut. Selanjutnya, segera temui dokter untuk konsultasi dan pemeriksaan diri.

5. Waspada di Masa Kehamilan, Menyusui, dan Menjelang Operasi

Ada beberapa kondisi di mana konsumsi obat herbal perlu dihentikan atau dihindari sama sekali:

  • Ibu Hamil dan Menyusui: Beberapa kandungan herbal dapat berpotensi memengaruhi janin atau kualitas ASI. Jika label kemasan mencantumkan larangan, segera hentikan konsumsi.
  • Menjelang Operasi: Jika Anda dijadwalkan menjalani operasi, dokter biasanya menyarankan penghentian total konsumsi herbal setidaknya 1-2 minggu sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari peningkatan risiko pendarahan berlebihan (jika herbal tersebut memiliki efek pengencer darah, seperti yang dimiliki beberapa ekstrak).

Baca juga: 8 Cara Jitu Memilih Obat Herbal yang Teruji Klinis

Pandangan Medis dan Dukungan Regulasi

Penggunaan herbal kini semakin diterima dalam dunia medis. Banyak dokter yang menyarankan obat herbal terstandar atau fitofarmaka sebagai terapi komplementer.

Berdasarkan data yang dihimpun BPOM, ada lebih dari 17.200 tanaman herbal yang sudah teridentifikasi potensinya di Indonesia.

BPOM secara aktif mendorong industri farmasi untuk melakukan penelitian dan mengembangkan bahan herbal ini menjadi OHT dan Fitofarmaka, yang memerlukan uji praklinis hingga uji klinis, menjamin bahwa penggunaannya semakin luas, ilmiah, dan aman.

Dengan adanya dukungan penuh dari regulasi dan riset, masyarakat harus selalu memilih produk yang terjamin.

Pilihan Obat Herbal Terpercaya: Aman, Alami, dan Ber-BPOM

Setelah memahami cara mengonsumsi obat herbal yang aman, langkah selanjutnya adalah memilih produk yang telah memenuhi kriteria tersebut.

Sebagai wujud komitmen terhadap keamanan, Autoimuncare menyediakan rangkaian produk herbal yang telah diformulasikan secara bertanggung jawab dan memiliki izin edar BPOM yang jelas.

Memilih produk dari sumber terpercaya seperti ini akan memastikan Anda mendapatkan manfaat alami dengan jaminan kualitas dan keamanan tertinggi.

Pilih solusi alami yang tidak hanya berkhasiat, tetapi juga terjamin legalitas dan mutunya.

Jelajahi dan Dapatkan Produk Herbal Aman Ber-BPOM dari Autoimuncare di sini:

Kunjungi Autoimuncare Shop

Dapatkan insigth terkait obat herbal lainnya dalam kumpulan artikel berikut:

Disclaimer: Konten artikel di Autoimuncare bertujuan untuk memberikan informasi umum seputar kesehatan. Kami merujuk pada literatur dan jurnal terpercaya sebagai sumber referensi. Namun, informasi yang disajikan tidak dimaksudkan sebagai diagnosis atau pengganti saran medis profesional. Setiap kondisi kesehatan dapat berbeda pada tiap individu.
Daftar Referensi​

Adrian, K. (2024). Cara Mengonsumsi Obat Herbal dengan Aman. Alodokter. Diakses pada 26 September 2025 dari https://www.alodokter.com/panduan-mengonsumsi-obat-herbal

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2023). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 25 Tahun 2023 Tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat Bahan Alam. https://standar-otskk.pom.go.id/storage/uploads/45555472-1ccf-405d-895e-f33898ddfed1/PerBPOM_25_Tahun_2023.pdf

CBC Prima. (2024). 5 Perbedaan Obat Kimia dan Herbal yang Harus Diketahui. Diakses pada 26 September 2025 dari https://cbcprima.co.id/id/obat-kimia-dan-herbal/

Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan. (2023). Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. Kementerian Kesehatan RI. https://farmalkes.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2023/05/Buku-Suplemen-I-FHI-Edisi-II.pdf

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. (2025). Mana yang Lebih Aman, Obat Kimia atau Herbal? Diakses pada 26 September 2025 dari https://farmasi.ugm.ac.id/mana-yang-lebih-aman-obat-kimia-atau-herbal/

Irawan, W., & Falakki, F. (2025). BPOM dorong industri farmasi manfaatkan potensi bahan herbal. Antara News. Diakses pada 26 September 2025 dari https://www.antaranews.com/berita/4672953/bpom-dorong-industri-farmasi-manfaatkan-potensi-bahan-herbal

Rivai, H., & Nisa, S. M. (2022). Interaksi Obat Herbal dengan Obat Konvensional: Tinjauan Keamanan Klinis. Jurnal Farmasi Klinis Indonesia, 11(2), 120-131. https://doi.org/10.15416/ijcp.2022.11.2.120

Tandiawan, R. (n.d). Obat Herbal: Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya. Primaya Hospital. Diakses pada 26 September 2025 dari https://primayahospital.com/umum/obat-herbal/

World Health Organization (WHO). (2019). WHO Global Report on Traditional and Complementary Medicine 2019. World Health Organization. https://www.who.int/publications/i/item/978924151536