Sering Kencing, Pertanda Tubuh Sehat atau Gejala Penyakit?

Terlalu Sering Kencing
Terlalu Sering Kencing

Pernahkah Anda merasa lebih sering buang air kecil dari biasanya dan mulai bertanya-tanya, apakah ini normal atau justru tanda masalah serius? Kebiasaan buang air kecil memang terlihat sepele, tetapi bisa menyimpan banyak petunjuk tentang kondisi kesehatan tubuh Anda.

Jangan buru-buru panik, karena tidak semua kondisi sering kencing itu berbahaya. Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan berikut ini sampai tuntas.

Berapa Kali Buang Air Kecil yang Masih Normal?

Pada umumnya, orang dewasa yang sehat buang air kecil sebanyak 6 hingga 8 kali dalam sehari. Namun, frekuensi ini bisa lebih banyak, sekitar 10 kali sehari, dan masih dianggap normal asalkan tidak disertai keluhan lain. Variasi jumlah tersebut dipengaruhi oleh asupan cairan, jenis makanan dan minuman, serta aktivitas harian.

Jika dilihat dari volumenya, tubuh biasanya memproduksi urine sekitar 400 hingga 2.000 mL per hari, tergantung dari berapa banyak cairan yang Anda konsumsi. Jadi, sering buang air kecil bukan selalu berarti gangguan, selama tidak menimbulkan keluhan seperti nyeri, darah dalam urine, atau perubahan warna yang mencurigakan.

Kapan Sering Kencing Dianggap Normal dan Justru Menyehatkan?

Sering kencing bisa menjadi hal positif jika terjadi akibat peningkatan asupan cairan sehat seperti air putih atau buah-buahan tinggi air. Kondisi ini membantu tubuh menjaga keseimbangan cairan, mengeluarkan racun, dan mendukung fungsi ginjal secara optimal.

ProdukAici

Jika Anda buang air kecil 4 hingga 10 kali sehari tanpa keluhan apa pun, tubuh justru sedang bekerja baik dalam menjaga sistem pembuangan. Terutama jika urine berwarna jernih hingga kuning muda tanpa bau menyengat. Itu artinya, tubuh Anda terhidrasi dengan baik dan metabolisme berjalan lancar.

Kapan Sering Kencing Harus Diwaspadai?

Sering buang air kecil tanpa disertai gejala lain bukanlah masalah besar, apalagi jika pemicunya karena kebiasaan minum. Sebaliknya, Anda perlu waspada jika mengalami keluhan sering buang air kecil disertai kondisi berikut.

  • Sakit atau tidak nyaman ketika buang air kecil.
  • Warna urine berubah atau bercampur darah.
  • Sangat lapar atau haus.
  • Demam atau menggigil.
  • Sakit pada punggung bagian bawah atau samping.

Gejala tersebut menandakan masalah kesehatan yang lebih serius. Jika Anda mengalaminya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Apa Penyebab Medis yang Bisa Membuat Sering Buang Air Kecil?

Beberapa kondisi medis memang dapat menyebabkan seseorang buang air kecil lebih sering dari biasanya. Penting bagi Anda untuk memahami kemungkinan penyebabnya, agar bisa segera mengambil tindakan yang tepat. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih merupakan penyebab paling umum dari sering buang air kecil, terutama pada wanita. Kondisi ini terjadi ketika bakteri, umumnya Escherichia coli, masuk ke saluran kemih dan menyebabkan peradangan. Akibatnya, kandung kemih menjadi lebih sensitif dan Anda akan merasa ingin buang air kecil berulang kali meskipun urine yang keluar hanya sedikit.

Biasanya, gejala ISK disertai dengan sensasi terbakar saat buang air kecil, demam ringan, nyeri di perut bagian bawah, serta urine yang tampak keruh atau berbau menyengat. Jika tidak segera ditangani, infeksi bisa menyebar ke ginjal dan menimbulkan komplikasi serius.

2. Kandung Kemih Overaktif

Kandung kemih overaktif atau overactive bladder terjadi ketika otot kandung kemih berkontraksi secara tiba-tiba tanpa kendali, bahkan saat urine di dalamnya belum penuh. Hal ini menyebabkan dorongan kuat untuk buang air kecil yang sulit ditahan.

Kondisi ini bisa memengaruhi aktivitas harian karena Anda harus bolak-balik ke toilet, termasuk terbangun di malam hari hanya untuk kencing. Penyebabnya beragam, mulai dari gangguan saraf, efek samping obat-obatan, hingga proses penuaan. Terapi perilaku, pengaturan pola minum, dan senam Kegel bisa membantu meredakan gejalanya.

3. Infeksi Ginjal

Infeksi ginjal atau pielonefritis biasanya terjadi akibat infeksi saluran kemih yang tidak segera diobati. Infeksi ini bisa menyebabkan Anda lebih sering buang air kecil dengan urine berbau tajam, keruh, dan terkadang berdarah.

Gejala lain yang menyertai antara lain demam tinggi, nyeri punggung, rasa mual, serta muntah. Infeksi ginjal termasuk kondisi serius yang harus segera ditangani agar tidak merusak jaringan ginjal atau menyebar ke bagian tubuh lain.

Baca juga: Apa Perbedaan Infeksi Ginjal dan Infeksi Saluran Kemih? – AICI

4. Batu Ginjal

Sering buang air kecil juga bisa disebabkan oleh batu ginjal. Batu-batu kecil yang bergerak di sepanjang saluran kemih dapat mengiritasi kandung kemih sehingga memicu dorongan buang air kecil lebih sering dari biasanya.

Selain frekuensi buang air kecil yang meningkat, penderita batu ginjal biasanya mengalami nyeri tajam di perut bawah atau punggung, mual, muntah, urine berdarah, hingga perubahan warna urine menjadi keruh. Penanganan batu ginjal tergantung dari ukuran dan lokasi batunya, mulai dari obat-obatan hingga prosedur medis.

Jika Anda atau orang terdekat sedang menghadapi kondisi ini, penting untuk mengetahui batasan aktivitas agar tidak memperburuk kondisi. Untuk informasi lebih lanjut, simak selengkapnya dalam artikel berikut 3 Aktivitas yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh Penderita Batu Ginjal!

5. Kehamilan

Pada awal kehamilan, terutama di trimester pertama, wanita biasanya mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon progesteron dan pertumbuhan rahim yang menekan kandung kemih.

Kondisi ini termasuk normal dan akan terus berlanjut hingga trimester akhir kehamilan. Untuk mengatasinya, Anda bisa mencoba membatasi minum sebelum tidur dan rutin melakukan senam Kegel untuk memperkuat otot panggul.

6. Diabetes

Pada penderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, kadar gula darah yang tinggi membuat tubuh berusaha keras membuang kelebihan glukosa melalui urine. Inilah yang menyebabkan volume urine meningkat drastis dan frekuensi buang air kecil jadi lebih sering dari biasanya.

Selain sering kencing, perhatikan juga gejala lain yang sering menyertainya seperti rasa haus berlebihan, nafsu makan yang meningkat, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, dan mudah lelah. Jika Anda mengalami kombinasi keluhan ini, sangat disarankan untuk segera memeriksakan kadar gula darah Anda untuk diagnosis lebih lanjut.

Ingin tahu lebih spesifik mengenai frekuensi buang air kecil pada penderita diabetes, terutama di malam hari? Temukan jawabannya di artikel Berapa Kali Penderita Diabetes Kencing Di Malam Hari?

7. Pembesaran Prostat

Pada pria, pembesaran prostat atau Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dapat menekan saluran kemih sehingga menyebabkan dinding kandung kemih menjadi lebih sensitif. Akibatnya, dorongan untuk buang air kecil muncul lebih sering meskipun urine di dalam kandung kemih masih sedikit.

Kondisi ini umumnya dialami pria di atas usia 50 tahun. Selain sering kencing, gejalanya meliputi aliran urine yang lemah, kesulitan memulai buang air kecil, hingga rasa tidak tuntas setelah berkemih.

8. Efek Obat Diuretik

Obat diuretik biasa diberikan pada penderita hipertensi, gagal jantung, atau edema untuk membantu membuang kelebihan cairan dalam tubuh. Obat ini bekerja dengan merangsang ginjal mengeluarkan lebih banyak natrium dan air melalui urine.

Konsumsi diuretik secara rutin wajar jika menyebabkan Anda lebih sering buang air kecil. Namun, tetap penting untuk memantau jumlah dan warna urine, serta berkonsultasi ke dokter bila frekuensinya terlalu berlebihan atau disertai keluhan lain.

ProdukAici

9. Divertikulitis

Divertikulitis merupakan peradangan atau infeksi pada kantung-kantung kecil (divertikula) di sepanjang dinding usus besar. Meskipun umumnya ditandai nyeri perut kiri bawah, kondisi ini juga dapat menyebabkan sering buang air kecil akibat iritasi di area kandung kemih.

Gejala lain yang menyertai antara lain demam, diare, perut kembung, hingga keluarnya darah dari anus. Pengobatan divertikulitis biasanya melibatkan pemberian antibiotik dan perubahan pola makan untuk mengurangi peradangan.

Kesimpulan

Sering kencing bisa jadi kondisi yang sehat, tetapi juga bisa menjadi pertanda penyakit serius jika disertai keluhan seperti nyeri, demam, atau urine keruh. Jika Anda mengalami keluhan yang mengganggu, sebaiknya segera melakukan konsultasi untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapatkan solusi terbaik dari tenaga medis terpercaya.

Jangan abaikan sinyal tubuh Anda, karena kesehatan adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga.

Dapatkan informasi seputar penyakit ginjal dan saluran kemih lainnya, pada kumpulan artikel berikut:

Alodokter. 9 Penyebab Sering Buang Air Kecil dan Cara Mengatasinya. Diakses dari https://www.alodokter.com/penyebab-sering-buang-air-kecil

Apotek K-24. Sering Buang Air Kecil Apakah Sehat atau Tanda Penyakit Berbahaya? Diakses dari https://www.apotek-k24.com/tips-sehat/1869/Sering-Buang-Air-Kecil-Apakah-Sehat-atau-Tanda-Penyakit-Berbahaya

Cleveland Clinic. Frequent Urination: Causes, What It Means & How To Stop. Diakses dari https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/15533-frequent-urination

Healthline. Why Am I Peeing So Much and How Often Should I Pee? Diakses dari https://www.healthline.com/health/how-often-should-you-pee#urinary-frequency