7 Penyebab Umum Pendarahan Lambung yang Harus Diwaspadai

penyebab pendarahan lambung
penyebab pendarahan lambung

Pernahkah Anda mengalami muntah darah atau buang air besar berwarna hitam pekat? Jangan anggap remeh, karena ini bisa jadi tanda pendarahan lambung. Kondisi ini umumnya terjadi akibat luka di dinding lambung, pecahnya pembuluh darah, atau masalah serius lain di saluran cerna atas. Jika dibiarkan tanpa penanganan cepat, perdarahan lambung bisa berujung fatal dan membahayakan nyawa.

Nah, agar Anda bisa lebih waspada dan tahu kapan harus segera ke dokter, ada baiknya kenali dulu penyebab pendarahan lambung serta gejala-gejala yang harus diwaspadai. Penasaran apa saja? Simak penjelasan lengkapnya di sini!

Apa Itu Pendarahan Lambung?

Dalam dunia medis, kondisi keluarnya darah dari saluran pencernaan dikenal sebagai perdarahan saluran cerna atau gastrointestinal bleeding. Namun, masyarakat awam lebih familiar menyebutnya sebagai pendarahan lambung, terutama jika sumbernya berasal dari lambung atau saluran cerna bagian atas.

Pendarahan lambung sendiri termasuk dalam kategori perdarahan saluran cerna bagian atas (PSMBA), yaitu kondisi di mana darah keluar dari organ seperti kerongkongan, lambung, atau bagian awal usus halus (duodenum). Gejalanya bisa muncul tiba-tiba dalam bentuk akut, atau berkembang perlahan sebagai kondisi kronis.

Penting untuk diingat, pendarahan lambung bukanlah kondisi biasa. Jika tidak segera ditangani, hal ini bisa menyebabkan penurunan tekanan darah, anemia berat, hingga syok yang membahayakan nyawa. Maka dari itu, mengenali gejala dan penyebab pendarahan lambung sejak awal menjadi langkah penting dalam pencegahan komplikasi serius.

Penyebab Utama Pendarahan Lambung

Pendarahan lambung dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, dan pemahaman terhadap penyebabnya akan membantu dalam penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa penyebab umum pendarahan lambung:

1. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah luka terbuka pada lapisan dinding lambung yang terjadi akibat infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dalam jangka panjang. Luka ini bisa mengikis pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan.

Gejala tukak lambung biasanya berupa nyeri perut, mual, muntah, dan dalam kasus parah, muntah darah atau feses berwarna hitam. Pengobatan biasanya melibatkan antibiotik, obat penekan asam lambung, serta perubahan gaya hidup.

2. Kolitis Ulseratif

Kolitis ulseratif adalah penyakit radang usus yang menyebabkan peradangan kronis dan luka pada lapisan terdalam usus besar dan rektum. Meskipun lebih umum memicu pendarahan di saluran cerna bagian bawah, komplikasi berat bisa meluas hingga menyebabkan gangguan sistemik termasuk pendarahan masif.

Penderitanya biasanya mengalami diare kronis yang disertai darah, nyeri perut, dan kelelahan. Pengobatan dilakukan dengan obat antiinflamasi, imunomodulator, atau prosedur bedah bila diperlukan.

3. Esofagitis

Esofagitis merupakan peradangan pada dinding esofagus atau kerongkongan, yang dapat disebabkan oleh refluks asam lambung (GERD), infeksi, atau iritasi akibat konsumsi obat-obatan tertentu. Jika tidak ditangani, esofagitis dapat menyebabkan erosi atau luka yang berdarah.

Gejala umum esofagitis meliputi nyeri saat menelan, rasa terbakar di dada, dan dalam kondisi lanjut, dapat menyebabkan muntah darah. Penanganan dilakukan dengan antasida, inhibitor pompa proton (PPI), dan menghindari pemicu iritasi.

4. Gastritis

Gastritis terjadi ketika lapisan pelindung lambung mengalami peradangan. Penyebabnya bisa berupa infeksi H. pylori, konsumsi alkohol berlebih, stres, atau penggunaan OAINS. Jika dibiarkan, gastritis bisa berkembang menjadi erosi lambung yang menyebabkan pendarahan.

Penderita gastritis mungkin merasakan nyeri ulu hati, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Penanganan umumnya melibatkan perubahan pola makan, obat penekan asam, dan terapi antibiotik bila ada infeksi bakteri.

5. Polip Usus

Polip usus adalah benjolan kecil yang tumbuh pada lapisan usus besar. Meski sebagian besar bersifat jinak, beberapa jenis polip bisa mengalami iritasi atau trauma yang menyebabkan pendarahan.

Gejala biasanya tidak terasa hingga terjadi komplikasi seperti darah dalam tinja. Pengangkatan polip melalui prosedur kolonoskopi merupakan langkah pencegahan sekaligus pengobatan.

6. Varises Esofagus

Varises esofagus adalah pembuluh darah membesar di bagian bawah esofagus, seringkali terjadi akibat tekanan darah tinggi pada vena porta (hipertensi portal), yang umum dialami penderita sirosis hati. Jika varises ini pecah, bisa menyebabkan pendarahan hebat dan mengancam jiwa.

Gejala yang timbul antara lain muntah darah secara tiba-tiba, feses berwarna hitam, dan tanda-tanda syok. Penanganan darurat sangat penting, biasanya melibatkan endoskopi atau tindakan pembedahan.

7. Wasir

Wasir atau hemoroid terjadi akibat pembengkakan pembuluh darah vena di area anus atau rektum. Saat robek atau tergesek feses keras, wasir bisa mengeluarkan darah segar saat buang air besar.

Meskipun bukan bagian dari pendarahan lambung secara langsung, wasir perlu dibedakan dari pendarahan saluran cerna bagian atas agar diagnosis dan penanganannya tepat.

8. Tumor atau Kanker Saluran Cerna

Tumor atau kanker yang menyerang lambung, kerongkongan, atau usus bisa merusak pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan. Jenis kanker seperti adenokarsinoma lambung sering memicu gejala yang samar di awal dan baru terdeteksi saat terjadi komplikasi seperti pendarahan.

Gejala yang menyertai dapat berupa penurunan berat badan, nyeri perut, muntah darah, atau feses berwarna hitam. Pengobatan tergantung stadium dan lokasi kanker, bisa meliputi kemoterapi, radioterapi, atau operasi.

Gejala Pendarahan Lambung yang Harus Diwaspadai

Setelah memahami berbagai penyebab pendarahan lambung, penting juga bagi Anda untuk mengenali gejalanya sejak awal. Gejala ini bisa muncul tiba-tiba maupun berkembang perlahan tergantung tingkat keparahan dan penyebabnya. Pada sebagian orang, pendarahan mungkin ringan dan tidak langsung terlihat, sementara pada kasus lain, gejalanya bisa sangat jelas dan mengancam jiwa. Berikut adalah gejala pendarahan lambung yang perlu Anda waspadai:

  • Muntah darah: Bisa berwarna merah terang atau tampak kehitaman seperti ampas kopi, tergantung lokasi dan jumlah pendarahan.
  • Tinja berwarna hitam pekat (melena): Warna ini menandakan darah yang telah tercerna sebagian.
  • Hematochezia: Darah merah segar yang keluar bersamaan dengan feses atau setelahnya.
  • Nyeri perut atau rasa tidak nyaman di lambung: Biasanya terasa di bagian ulu hati dan memburuk saat perut kosong.
  • Gejala sistemik: Pusing, mual yang berkepanjangan, sesak napas, hingga penurunan kesadaran juga dapat muncul, terutama jika pendarahan cukup banyak.

Jika Anda mengalami satu atau lebih dari gejala tersebut, segera cari bantuan medis untuk mencegah kondisi yang lebih serius.

Komplikasi Pendarahan Lambung Jika Tidak Segera Ditangani

Pendarahan lambung yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi serius yang mengancam jiwa. Komplikasi ini terjadi karena tubuh kehilangan darah dalam jumlah besar atau secara terus-menerus. Beberapa komplikasi yang dapat timbul meliputi:

  • Anemia kronis: Terjadi akibat kehilangan darah secara perlahan namun terus-menerus, menyebabkan kelelahan, pucat, dan penurunan konsentrasi.
  • Syok hipovolemik: Kondisi darurat medis yang ditandai dengan penurunan tekanan darah secara drastis karena volume darah yang sangat menurun. Gejala termasuk kulit pucat dan dingin, denyut jantung cepat, dan kesadaran yang menurun.
  • Gagal organ: Jika syok tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan organ-organ vital seperti ginjal, otak, atau jantung.

Mengenali komplikasi sejak dini bisa menjadi kunci untuk menyelamatkan nyawa. Karena itu, jangan anggap remeh gejala pendarahan lambung, sekecil apa pun.

Pemeriksaan dan Penanganan Pendarahan Lambung

Setelah mendeteksi adanya gejala, pemeriksaan lebih lanjut sangat diperlukan untuk menentukan sumber dan tingkat keparahan pendarahan lambung. Proses diagnostik dan penanganannya melibatkan berbagai metode medis.

Pemeriksaan Medis

  • Pemeriksaan darah lengkap: Untuk mengecek kadar hemoglobin, trombosit, dan fungsi pembekuan darah.
  • Analisis feses: Digunakan untuk mendeteksi darah tersembunyi dalam tinja (occult blood test).
  • Bilas nasogastrik: Prosedur untuk mengeluarkan isi lambung guna mengetahui ada tidaknya darah aktif.
  • Endoskopi dan kolonoskopi: Metode utama untuk melihat langsung kondisi saluran cerna dan menemukan sumber perdarahan.
  • CT scan atau X-ray: Digunakan jika sumber pendarahan sulit ditemukan dengan metode standar.

Penanganan Medis

  • Obat-obatan: Termasuk proton pump inhibitor (PPI) untuk menurunkan produksi asam lambung dan antibiotik untuk infeksi H. pylori.
  • Transfusi darah dan cairan infus: Diberikan jika pasien kehilangan darah dalam jumlah besar.
  • Tindakan endoskopi: Seperti penyuntikan obat, pemasangan klip, atau kauterisasi untuk menghentikan perdarahan langsung.
  • Operasi: Dilakukan jika pendarahan tidak dapat dikendalikan dengan metode lain atau pasien dalam kondisi kritis.

Penanganan yang cepat dan tepat menjadi kunci utama untuk mencegah komplikasi yang lebih berat dan menyelamatkan nyawa pasien.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, diketahui bahwa pendarahan lambung bukanlah kondisi ringan yang bisa dianggap sepele. Ia sering kali menjadi tanda dari kerusakan serius di saluran cerna bagian atas, seperti tukak lambung, gastritis, atau varises esofagus.

Jika tidak ditangani sejak dini, komplikasi seperti anemia kronis, syok hipovolemik, bahkan gagal organ bisa terjadi dan membahayakan nyawa. Maka dari itu, sangat penting bagi Anda untuk memahami penyebab, mengenali gejala, dan segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Namun, pencegahan tetap menjadi langkah terbaik. Menjaga pola makan sehat, menghindari rokok, alkohol, serta konsumsi obat-obatan tertentu secara sembarangan bisa membantu mengurangi risiko gangguan lambung serius.

Jika Anda memiliki keluhan lambung seperti nyeri ulu hati, mual, atau gangguan pencernaan berkepanjangan, sebaiknya segera lakukan skrining awal secara online melalui layanan skrining lambung Autoimun Care untuk mendeteksi risiko sedini mungkin sebelum terlambat.

Sebagai tambahan, bagi Anda yang ingin menjaga kesehatan lambung secara alami, Anda bisa mempertimbangkan VG-CARE, herbal premium dari PT Autoimun Care Indonesia. Terbuat dari 100% bahan alami yang telah terstandar BPOM dan diproses dengan teknologi nano, VG-CARE diformulasikan khusus untuk membantu meredakan gangguan lambung secara efektif, termasuk mengurangi risiko peradangan yang bisa berujung pada pendarahan.

Jangan tunggu sampai gejalanya parah. Segera ambil langkah bijak untuk menjaga sistem pencernaan Anda tetap sehat dan bebas dari risiko pendarahan lambung yang membahayakan!

Dapatkan informasi penting seputar kesehatan lambung lainnya, dalam kumpulan artikel berikut ini.

Disclaimer: Konten artikel di Autoimuncare bertujuan untuk memberikan informasi umum seputar kesehatan. Kami merujuk pada literatur dan jurnal terpercaya sebagai sumber referensi. Namun, informasi yang disajikan tidak dimaksudkan sebagai diagnosis atau pengganti saran medis profesional. Setiap kondisi kesehatan dapat berbeda pada tiap individu.
Daftar Referensi​

Siloam Hospitals. (2023). Mengenal perdarahan gastrointestinal. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-perdarahan-gastrointestinal

Healthline. (2023). Gastrointestinal bleeding: Causes, symptoms, and treatment. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://www.healthline.com/health/gastrointestinal-bleeding#causes

Mayo Clinic. (2023). Gastrointestinal bleeding: Symptoms and causes. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastrointestinal-bleeding/symptoms-causes/syc-20372729

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2023). Gastrointestinal bleeding: Symptoms & causes. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/gastrointestinal-bleeding/symptoms-causes