Cara mengetahui terjangkit penyakit menular seksual tidaklah semudah menilai dari gejala fisik semata. Banyak infeksi menular seksual (PMS) bisa hadir tanpa tanda-tanda yang terlihat. Inilah yang membuat PMS sering kali baru terdeteksi setelah menimbulkan komplikasi serius atau saat sudah menular ke pasangan.
Ketidaktahuan ini bisa berakibat fatal. Karena tanpa penanganan, PMS berisiko menyebabkan gangguan kesuburan, kerusakan organ, infeksi kronis, bahkan kanker. Apalagi jika Anda aktif secara seksual, risiko ini menjadi lebih tinggi, dan semakin besar jika tidak rutin melakukan skrining. Padahal, banyak dari kita bahkan tidak sadar sudah terinfeksi.
Lalu, bagaimana sebenarnya cara mengetahui jika kita terjangkit penyakit menular seksual dengan tepat? Kapan waktu yang tepat untuk tes? Apa saja gejala yang perlu diwaspadai dan kapan waktu terbaik untuk tes? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!
Apa Itu Penyakit Menular Seksual?
Sebelum mengenali tandanya, Anda perlu memahami dulu apa itu penyakit menular seksual (PMS). PMS adalah infeksi yang menyebar melalui aktivitas seksual, baik melalui vaginal, anal, maupun oral. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit, dan bisa menyerang siapa saja yang aktif secara seksual.
Yang membuat PMS sulit dikenali adalah karena:
- Banyak jenisnya (menurut WHO, terdapat lebih dari 30 jenis PMS),
- Tidak semua PMS menunjukkan gejala di awal,
- Bisa menyebar bahkan saat tanpa gejala (asimptomatik).
Beberapa jenis PMS yang umum terjadi adalah klamidia, gonore, sifilis, herpes genital, HIV, HPV, dan hepatitis B. Maka dari itu, mengetahui gejalanya secara spesifik adalah langkah awal yang sangat penting, yang akan kita bahas di bagian berikutnya.
Gejala Penyakit Menular Seksual pada Pria dan Wanita
Sesuai penjelasan sebelumnya, tidak semua PMS menunjukkan tanda-tanda jelas. Namun saat gejala muncul, perbedaannya cukup signifikan antara pria dan wanita. Berikut ini gejala-gejalanya agar Anda tahu apa yang harus diwaspadai.
1. Gejala PMS pada Pria
Beberapa PMS yang umum menyerang pria seperti klamidia, gonore, dan herpes bisa menimbulkan gejala yang mengganggu, terutama di area genital dan saluran kemih. Berikut ini tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
- Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
- Cairan keluar dari penis berwarna putih, kuning, atau kehijauan
- Luka, benjolan, atau lepuhan di sekitar penis atau anus
- Rasa nyeri atau bengkak pada testis
- Gatal atau iritasi di sekitar kelamin
Jika tidak segera diobati, infeksi ini bisa menyebar ke testis atau prostat, menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti infertilitas atau nyeri kronis.
2. Gejala PMS pada Wanita
Dilansir dari WHO, wanita wanita lebih rentan mengalami PMS tanpa gejala dibanding pria. Namun, saat gejala muncul, biasanya melibatkan perubahan pada keputihan atau rasa tidak nyaman di area genital. Adapun gejala umum PMS pada wanita meliputi:
- Keputihan abnormal (berbau menyengat, berwarna kuning kehijauan atau abu-abu)
- Gatal, kemerahan, atau perih pada vagina atau vulva
- Nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seksual
- Perdarahan di luar masa menstruasi atau setelah berhubungan
- Nyeri panggul bagian bawah
Menurut CDC, infeksi seperti klamidia dan gonore yang tidak diobati dapat menyebabkan radang panggul (PID), yang merupakan salah satu penyebab utama infertilitas pada wanita.
3. Gejala Umum yang Bisa Terjadi pada Pria dan Wanita
Demam dan pembengkakan kelenjar getah bening sering menyertai infeksi. Nyeri otot dan sendi tanpa penyebab jelas bisa menjadi pertanda. Segera konsultasi ke dokter jika menemukan gejala-gejala tersebut.
Beberapa tanda PMS bisa terjadi pada kedua jenis kelamin. Biasanya berkaitan dengan infeksi sistemik atau virus yang menyebar melalui darah. Gejala yang patut diwaspadai meliputi:
- Luka terbuka, lepuh, atau ruam di alat kelamin, anus, atau mulut
- Demam ringan hingga sedang
- Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, leher, atau ketiak
- Nyeri sendi atau otot tanpa sebab yang jelas
- Rasa lelah berlebihan
Penyakit Menular Seksual yang Sering Tanpa Gejala
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, PMS memang bisa dikenali gejalanya, namun sebagian besar PMS justru tidak menunjukkan gejala (asimptomatik) di awal. Akibatnya, banyak orang tidak sadar kalau dirinya sudah terinfeksi dan bisa menularkan ke pasangan. Berikut ini adalah daftar PMS yang muncul tanpa gejala:
1. Chlamydia
Infeksi bakteri ini sering disebut silent disease karena sebagian besar penderitanya tidak merasakan gejala apapun. Jika tidak Anda obati, klamidia dapat menyebabkan radang panggul dan kemandulan pada wanita. Bahkan pada pria, infeksi ini bisa menyebar ke epididimis dan menyebabkan nyeri testis.
2. Gonorrhea
Banyak penderita gonore tidak menyadari mereka terinfeksi karena gejalanya sangat ringan. Penyakit ini semakin berbahaya karena munculnya strain yang resisten terhadap antibiotik. Pada wanita, gonore sering disalahartikan sebagai infeksi kandung kemih biasa.
3. Syphilis
Fase awal sifilis mungkin hanya menimbulkan luka kecil tidak nyeri yang mudah diabaikan. Tanpa pengobatan, sifilis bisa merusak otak, saraf, dan organ lain bertahun-tahun kemudian. Sifilis kongenital pada bayi bisa menyebabkan cacat lahir yang serius.
4. Genital Herpes
Virus herpes bisa tetap “tidur” dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa gejala. Saat aktif kembali, biasanya muncul lepuhan menyakitkan di area genital. Seseorang tetap bisa menularkan herpes meski tidak ada gejala yang terlihat.
5. HIV/AIDS
HIV bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali selama 5-10 tahun pertama. Padahal selama itu virus terus merusak sistem kekebalan tubuh secara diam-diam. Tanpa pengobatan, HIV akan berkembang menjadi AIDS yang mematikan.
6. Hepatitis B (HBV)
Virus hepatitis B dapat menginfeksi hati selama puluhan tahun tanpa gejala berarti. Banyak penderita baru tahu ketika sudah terjadi sirosis atau kanker hati. Vaksinasi adalah cara terbaik mencegah infeksi HBV.
7. HPV (Genital Warts)
Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala yang terlihat. Namun beberapa strain berisiko tinggi bisa menyebabkan kanker serviks tanpa tanda peringatan. Vaksin HPV bisa mencegah infeksi dari strain paling berbahaya.
8. Trichomoniasis
Parasit penyebab trikomoniasis bisa hidup dalam tubuh selama bertahun-tahun. Gejalanya sering sangat ringan sehingga disalahartikan sebagai infeksi jamur biasa. Infeksi ini meningkatkan risiko tertular HIV hingga 2-3 kali lipat.
Cara Mengetahui Jika Kita Terinfeksi Penyakit Menular Seksual & Langkah Selanjutnya
Setelah memahami bahwa banyak penyakit menular seksual (PMS) tidak menimbulkan gejala di awal, tentu Anda bertanya-tanya: “Jadi, bagaimana cara mengetahui kalau saya terjangkit penyakit menular seksual?” Nah, di sinilah pentingnya skrining infeksi menular seksual (IMS) sebagai langkah deteksi dini yang aman dan terpercaya.
1. Kenapa dan Kapan Saya Harus Melakukan Skrining PMS?
Skrining PMS sebenarnya bukan hanya untuk mereka yang merasa punya gejala, tapi juga sangat disarankan bagi siapa saja yang aktif secara seksual, terutama jika Anda:
- Baru saja berhubungan tanpa pengaman
- Berganti pasangan
- Atau sekadar ingin memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat
Idealnya, Anda tidak perlu menunggu munculnya gejala untuk melakukan skrining. Sebab, beberapa infeksi menular seksual bisa diam-diam berkembang tanpa tanda apa pun. Misalnya:
- HIV -> dapat dideteksi sejak 2 minggu setelah paparan dengan tes PCR, tapi antibodi baru muncul sekitar 3 bulan
- Sifilis -> biasanya terdeteksi 3–4 minggu setelah paparan
- Klamidia & Gonore -> idealnya dites 1–2 minggu pasca hubungan intim
- Herpes -> bisa diperiksa saat muncul luka atau 4–6 minggu setelah kontak
Jika Anda bingung di mana tempat yang tepat untuk melakukan skrining, jangan khawatir. Saat ini, Anda bisa melakukan skrining penyakit menular seksual di Autoimuncare Indonesia. Prosesnya cepat, data Anda dijamin rahasia, dan yang paling penting, Anda akan dibimbing langsung oleh tenaga medis berpengalaman.
Jangan menunda, karena deteksi dini bukan hanya soal menjaga kesehatan pribadi, tapi juga bentuk kepedulian pada pasangan dan orang tercinta.
2. Sudah Positif atau Terindikasi? Ini Langkah Lanjut yang Bisa Anda Tempuh
Setelah mengetahui hasil skrining, apa langkah berikutnya? Bila hasil menunjukkan adanya infeksi atau risiko tinggi, maka Anda tidak perlu panik, karena saat ini banyak solusi pengobatan yang efektif, termasuk dari pendekatan herbal alami.
Salah satu terapi pendamping yang bisa Anda pilih adalah HV-CARE, produk herbal yang telah diformulasikan secara ilmiah oleh Autoimuncare Indonesia.
Obat ini tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap terapi medis, tapi juga mendukung daya tahan tubuh dalam melawan infeksi.
- Menghambat penyebaran virus HIV
- Meningkatkan daya tahan tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS)
- Mengurangi gejala penyakit kelamin terkait
Terbuat dari ekstrak tumbuhan alami, HV-CARE hadir sebagai pendamping terapi yang dapat membantu mengurangi efek samping pengobatan konvensional.
Produk ini dikembangkan khusus untuk membantu ODHA menjalani hidup lebih berkualitas dan tetap produktif secara sosial. Beberapa manfaat utama HV-CARE antara lain:
- Membantu menghambat perkembangan virus HIV dan penyakit kelamin lainnya
- Meningkatkan daya tahan tubuh ODHA agar tetap produktif dan bugar
- Membantu meredakan gejala seperti nyeri, kelelahan, dan infeksi sekunder
Bagi Anda yang tengah mencari pendekatan holistik untuk meningkatkan kualitas hidup dan menjaga kondisi tubuh tetap stabil, HV-CARE bisa menjadi pilihan pendamping terapi yang alami dan terpercaya.
Dan yang paling penting, segera konsultasikan hasil tes Anda ke tenaga medis. Dengan langkah yang cepat dan pengobatan yang tepat, PMS bukanlah akhir dari segalanya—tapi justru bisa menjadi titik awal perubahan ke arah hidup yang lebih sehat dan penuh kontrol.
Kesimpulan
Mengetahui apakah Anda terjangkit penyakit menular seksual tidak harus menunggu munculnya gejala. Banyak PMS berkembang secara diam-diam dan baru terdeteksi saat sudah menimbulkan komplikasi serius seperti kemandulan atau infeksi menular ke pasangan. Karena itu, skrining IMS secara rutin jadi langkah paling bijak untuk mendeteksi lebih awal dan mencegah dampak jangka panjang.
Jika hasil tes menunjukkan adanya infeksi, Anda bisa mulai pengobatan medis sekaligus mempertimbangkan dukungan terapi alami seperti HV-CARE. Obat herbal ini dirancang khusus untuk membantu pemulihan penderita PMS secara aman dan menyeluruh. Ingat, penanganan yang tepat sejak dini akan membantu menjaga kualitas hidup Anda dan pasangan.
Semoga informasi ini membantu Anda untuk lebih bijak dalam menjaga kesehatan tubuh dan hubungan Anda.
Ingin tahu lebih lanjut tentang penyakit menular seksual? Temukan informasi penting lainnya pada artikel-artikel berikut!
- Hubungan Gonore & HIV: Kenali Bahayanya Sekarang!
- Perbedaan Gonore dan Sifilis, Ciri Ciri dan Penyebabnya
- Cara Mengobati Penyakit Kelamin Pria dengan Tepat dan Aman
- Berita Baik! Ini Penyakit Menular Seksual yang Bisa Disembuhkan
- 5 Cara Penularan Sifilis dan Faktor Risikonya
- Berapa Lama HIV Bisa Terdeteksi Setelah Berhubungan?
- Apakah Ciuman Bisa Menularkan HIV? Ini Faktanya