Pernahkah Anda merasa ada luka kecil di area kelamin yang tidak sakit lalu menghilang sendiri? Banyak pria mengabaikan tanda ini, padahal bisa jadi itu adalah gejala awal sifilis, penyakit menular seksual yang kerap datang tanpa disadari.
Sifilis dijuluki “silent disease” karena gejalanya sering kali ringan, tidak nyeri, atau bahkan tidak tampak jelas. Akibatnya, banyak penderita baru menyadari infeksi ini saat sudah masuk ke tahap yang lebih serius, seperti gangguan saraf atau kerusakan organ dalam.
Lalu, bagaimana sebenarnya gejala awal sifilis pada pria? Apa saja tanda-tandanya yang harus diwaspadai sebelum terlambat? Yuk, kenali lebih dalam lewat penjelasan medis lengkap berikut ini agar Anda bisa segera bertindak bila muncul gejala mencurigakan!
Apa Itu Sifilis dan Bagaimana Cara Penularannya?
Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, tetapi jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi tahap yang lebih parah dan merusak organ tubuh lainnya. Pada tahap pertama, sifilis dapat muncul sebagai luka kecil atau borok di area genital, anus, atau mulut yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat memasuki tahap kedua dengan ruam, lesi, atau pembengkakan kelenjar getah bening. Cara penularan sifilis utamanya melalui kontak seksual, baik itu vaginal, anal, maupun oral, dengan seseorang yang terinfeksi, terutama ketika ada luka atau borok terbuka.
Selain itu, sifilis juga bisa menular dari ibu hamil ke janin melalui kehamilan atau saat melahirkan, yang dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi.
Gejala Awal Sifilis pada Pria (Tahap Primer)
Gejala awal sifilis pada pria, yang terjadi pada tahap primer, umumnya dimulai sekitar 3 minggu setelah terpapar infeksi. Pada tahap ini, gejala yang paling khas adalah munculnya luka atau borok kecil yang disebut chancre.
Luka ini biasanya terbentuk di area yang terinfeksi, seperti pada penis, testis, dubur, hingga mulut. Chancre berwarna merah muda hingga merah, berbentuk bulat, dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga sering kali tidak disadari oleh penderitanya.
Luka tersebut dapat berlangsung sekitar 3 hingga 6 minggu dan sembuh dengan sendirinya meskipun infeksinya masih ada di dalam tubuh. Selain itu, pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar area luka juga bisa terjadi sebagai respons tubuh terhadap infeksi.
Meskipun gejala pada tahap primer cenderung hilang setelah beberapa waktu, infeksi sifilis tetap ada di tubuh dan dapat berkembang menjadi tahap berikutnya jika tidak ditangani. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melakukan pemeriksaan medis jika terdapat luka yang mencurigakan, terutama jika ada riwayat kontak seksual berisiko.
Pemeriksaan dan pengobatan sifilis pada tahap primer ini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan penularan kepada orang lain.
Gejala Lanjutan yang Sering Menyertai Tahap Awal (Sekunder)
Setelah luka chancre di tahap primer sembuh, sifilis tidak serta-merta hilang. Justru, infeksi masih aktif di dalam tubuh dan masuk ke tahap sekunder, biasanya dalam hitungan beberapa minggu hingga bulan setelah luka awal mengering.
Pada tahap ini, gejala yang muncul cukup beragam. Salah satu tanda paling khas adalah munculnya ruam di kulit, yang sering terlihat di telapak tangan, telapak kaki, atau area tubuh lainnya. Ruam ini biasanya tidak menimbulkan rasa gatal, tapi bisa terasa kasar atau tampak bernoda kemerahan.
Tak hanya itu, penderita juga dapat mengalami gejala sistemik seperti demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, kelelahan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening di area leher, ketiak, atau selangkangan. Beberapa kasus bahkan menunjukkan munculnya luka kecil atau lepuhan di area mulut, alat kelamin, atau anus.
Walaupun gejala di tahap sekunder ini bisa hilang dengan sendirinya, infeksi tetap bersarang dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, sifilis dapat berlanjut ke tahap laten hingga tersier yang jauh lebih berbahaya dan sulit diobati.
Untuk memahami bagaimana penyakit ini berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya beserta tanda-tandanya, Anda bisa membaca penjelasan lengkapnya di artikel berikut -> 4 Tahapan Infeksi Sifilis dan Gejala yang Menyertainya.
Mengapa Gejala Awal Sifilis Sering Tidak Disadari?
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, gejala awal sifilis pada pria sering kali tidak disadari karena sifatnya yang sangat ringan dan tidak spesifik.
Pada tahap primer, misalnya, luka kecil atau chancre yang muncul pada penis, testis, dubur, hingga mulut bisa tampak seperti luka biasa yang sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Luka ini tidak terasa nyeri, sehingga banyak orang menganggapnya tidak penting dan mengabaikannya.
Selain itu, gejala – gejala yang muncul di tahap sekunder, seperti ruam kulit, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening sering kali dianggap sebagai penyakit biasa, seperti flu atau infeksi kulit ringan, yang tidak memerlukan perhatian medis segera.
Selain itu, gejala pada tahap sekunder juga dapat muncul dan hilang dengan sendirinya, sehingga menambah kesan bahwa infeksi tersebut tidak serius. Kombinasi dari gejala yang tidak spesifik dan terkadang hilang dengan sendirinya membuat banyak orang mengabaikan potensi infeksi sifilis.
Pentingnya Deteksi dan Pengobatan Dini
Deteksi dan pengobatan dini sifilis sangat penting untuk mencegah komplikasi serius yang dapat merusak organ tubuh seperti otak, jantung, dan sistem saraf. Jika sifilis tidak ditangani sejak awal, infeksi ini dapat berkembang ke tahap laten dan tersier yang lebih sulit diobati dan bisa mengancam nyawa.
Karena itu, jangan menunggu gejala memburuk. Bila Anda merasa pernah melakukan kontak seksual yang berisiko, segeralah mengambil langkah preventif melalui layanan skrining infeksi menular seksual.
Skrining yang cepat dan tepat akan membantu Anda memperoleh pengobatan yang sesuai sejak dini—dan itu artinya peluang sembuh sepenuhnya tanpa komplikasi menjadi jauh lebih besar. Ingat, semakin awal Anda mengetahui status kesehatan Anda, semakin besar kontrol Anda terhadapnya.
Kesimpulan
Memahami gejala awal sifilis pada pria sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi yang lebih serius di kemudian hari. Penyakit menular seksual ini sering kali tidak menunjukkan tanda yang jelas di awal, sehingga banyak pria tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.
Gejala dapat berkembang bertahap, mulai dari luka kecil tanpa rasa sakit, munculnya ruam, hingga gangguan organ dalam jika tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, khususnya bagi Anda yang memiliki aktivitas seksual berisiko.
Kabar baiknya, sifilis merupakan penyakit seksual yang bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Selain pengobatan medis, Anda juga bisa mempertimbangkan solusi herbal alami seperti HV-CARE yang diformulasikan khusus untuk membantu menangani penyakit menular seksual dan menjaga daya tahan tubuh.
Jangan abaikan gejalanya. Segera lakukan pemeriksaan dan konsultasi untuk memastikan kondisi kesehatan Anda. Lebih cepat terdeteksi, lebih besar peluang untuk sembuh total dan menjalani hidup sehat tanpa gangguan.
Ingin tahu lebih lanjut tentang penyakit menular seksual? Temukan informasi penting lainnya pada artikel-artikel berikut!
- Skrining Infeksi Menular Seksual untuk Kesehatan Anda
- 5 Penyebab Sifilis selain Hubungan Intim yang Perlu Anda Ketahui
- Hubungan Gonore & HIV: Kenali Bahayanya Sekarang!
- Perbedaan Gonore dan Sifilis, Ciri Ciri dan Penyebabnya
- Cara Mengobati Penyakit Kelamin Pria dengan Tepat dan Aman
- 5 Cara Penularan Sifilis dan Faktor Risikonya