Pernah merasa sehat-sehat saja tapi ternyata menyimpan risiko infeksi menular seksual (IMS)? Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa sebagian besar penyakit menular seksual berkembang tanpa gejala, hingga akhirnya menimbulkan komplikasi serius.
Tanpa melakukan skrining infeksi menular seksual, seseorang bisa saja tidak sadar sudah terinfeksi, bahkan menularkannya ke pasangan. Ini bukan cuma soal kesehatan diri, tapi juga tanggung jawab dalam menjaga keselamatan orang lain yang kita sayangi.
Jadi, kapan sebaiknya menjalani tes infeksi menular seksual, dan di mana tempat skrining yang paling tepat? Yuk, temukan jawabannya dalam artikel ini!
Apa Itu Skrining Penyakit Menular Seksual?
Skrining penyakit menular seksual (PMS) adalah pemeriksaan medis yang dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi menular seksual, baik yang menunjukkan gejala maupun yang tidak. Tujuannya adalah agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin sebelum komplikasi muncul.
Skrining ini direkomendasikan untuk siapa saja yang aktif secara seksual, terutama jika memiliki pasangan lebih dari satu, tidak selalu menggunakan pengaman, atau pernah terdiagnosis IMS sebelumnya. Bahkan, mereka yang tampak sehat pun bisa membawa virus tanpa disadari.
Ada berbagai jenis infeksi menular seksual yang dapat dideteksi melalui skrining, di antaranya:
- HIV (Human Immunodeficiency Virus)
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat berkembang menjadi AIDS jika tidak ditangani. Skrining HIV biasanya dilakukan dengan tes darah atau tes cepat menggunakan sampel air liur. - Klamidia
Infeksi bakteri ini sering kali tidak menunjukkan gejala tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infertilitas. Skrining dilakukan melalui tes urine atau usap dari leher rahim (pada wanita) dan uretra (pada pria). - Gonore
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, gonore dapat menyebabkan peradangan pada organ reproduksi. Tes skriningnya mirip dengan klamidia, yaitu melalui tes urine atau usap dari area yang berisiko terinfeksi. - Sifilis
Penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak diobati. Skrining sifilis dilakukan dengan tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri penyebabnya. - Hepatitis B dan C
Virus hepatitis B dan C dapat menyebabkan kerusakan hati serius. Skrining dilakukan dengan tes darah untuk mendeteksi keberadaan virus atau antibodi dalam tubuh. - Herpes Genital
Disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), herpes genital dapat dideteksi melalui tes darah atau pemeriksaan langsung dari luka yang muncul. - Human Papillomavirus (HPV)
HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kanker serviks dan kutil kelamin. Skrining HPV biasanya dilakukan bersamaan dengan Pap smear pada wanita.
Kapan Anda Sebaiknya Menjalani Skrining Penyakit Menular Seksual?
Skrining penyakit menular seksual (PMS) sebaiknya dilakukan secara rutin, terutama bagi individu yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi. Berikut adalah beberapa kondisi di mana seseorang disarankan untuk menjalani skrining PMS:
1. Sebelum atau Setelah Berganti Pasangan Seksual
Jika seseorang baru memulai hubungan baru atau berganti pasangan, skrining PMS penting dilakukan untuk memastikan tidak ada infeksi yang bisa ditularkan.
2. Jika Mengalami Gejala yang Mencurigakan
Gejala seperti nyeri saat buang air kecil, keputihan tidak normal, luka di area genital, ruam, atau demam yang tidak diketahui penyebabnya bisa menjadi tanda adanya infeksi menular seksual.
3. Jika Pernah Berhubungan Seks Tanpa Pengaman
Berhubungan seks tanpa kondom atau alat pelindung lainnya meningkatkan risiko tertular PMS, terutama apalagi jika riwayat kesehatan pasangan belum diketahui secara pasti. Dalam situasi seperti ini, penting untuk tetap tenang dan tahu langkah apa yang harus dilakukan.
Untuk memahami tindakan pencegahan selanjutnya, terutama jika Anda khawatir terkait infeksi serius seperti HIV, Anda bisa membaca panduan pentingnya di artikel ini ->Terlanjur Berhubungan dengan Penderita HIV? Lakukan Ini Segera!
4. Ibu Hamil
Skrining PMS seperti HIV, sifilis, dan hepatitis B sering kali dianjurkan selama kehamilan untuk mencegah penularan ke bayi.
5. Jika Memiliki Riwayat PMS Sebelumnya
Seseorang yang pernah terinfeksi PMS berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi kembali dan perlu melakukan pemeriksaan berkala.
6. Orang dengan Banyak Pasangan Seksual atau Pasangan dengan Riwayat PMS
Individu yang memiliki lebih dari satu pasangan atau memiliki pasangan yang diketahui pernah terinfeksi PMS harus menjalani skrining lebih sering.
Dimana Bisa Melakukan Skrining PMS
Saat ini, skrining PMS sudah bisa dilakukan di berbagai layanan kesehatan, mulai dari puskesmas, rumah sakit, hingga layanan kesehatan khusus. Namun jika Anda ingin pemeriksaan yang cepat, aman, dan menjaga privasi dengan maksimal, Skrining penyakit menular seksual dari Autoimuncare Indonesia adalah solusinya.
Autoimuncare menyediakan layanan skrining IMS untuk mendeteksi infeksi seperti HIV, klamidia, gonore, sifilis, hepatitis B dan C, herpes genital, hingga HPV. Prosesnya cepat dan hasilnya dirahasiakan.
Selain itu, Anda juga bisa berkonsultasi gratis via WhatsApp untuk mendapatkan informasi dan saran langsung dari dokter. Jadi, Anda tidak hanya tahu kondisi tubuh, tapi juga mendapat arahan untuk langkah selanjutnya.
Kesimpulan
Penyakit menular seksual bisa terjadi pada siapa saja, terutama jika Anda aktif secara seksual. Meski terlihat sehat, Anda tetap berisiko. Oleh karena itu, skrining penyakit menular seksual adalah bentuk kepedulian dan perlindungan terhadap diri sendiri serta pasangan.
Dengan melakukan tes secara rutin, infeksi bisa dideteksi lebih awal dan ditangani dengan cepat. Anda juga membantu mencegah penyebaran penyakit menular di masyarakat.
Jadi, tunggu apa lagi? Jika Anda memiliki risiko, pernah berganti pasangan, atau hanya ingin memastikan diri sehat, segera lakukan tes dan konsultasikan kondisi Anda dengan tenaga medis. Yuk, jaga kesehatan reproduksi mulai dari sekarang.
Ingin tahu lebih lanjut tentang penyakit menular seksual? Temukan informasi penting lainnya pada artikel-artikel berikut!
- Hubungan Gonore & HIV: Kenali Bahayanya Sekarang!
- Perbedaan Gonore dan Sifilis, Ciri Ciri dan Penyebabnya
- Cara Mengobati Penyakit Kelamin Pria dengan Tepat dan Aman
- Berita Baik! Ini Penyakit Menular Seksual yang Bisa Disembuhkan
- 5 Cara Penularan Sifilis dan Faktor Risikonya
- Berapa Lama HIV Bisa Terdeteksi Setelah Berhubungan?
- Apakah Ciuman Bisa Menularkan HIV? Ini Faktanya