Menurut National Institutes of Health menemukan bahwa fluktuasi kadar estrogen menyebabkan kadar kolesterol pada wanita berfluktuasi tergantung pada tahap siklus menstruasi. Kolesterol HDL meningkat seiring dengan kadar estrogen, yang berpuncak pada ovulasi. Di sisi lain, ketika kadar estrogen meningkat, kadar LDL dan kolesterol total turun, mencapai tingkat terendah sesaat sebelum menstruasi.
Ketika mendengar kata kolesterol, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Apakah lemak jahat dalam darah atau suatu zat berbahaya yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan? Jika demikian, Anda benar. Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua kolesterol berdampak buruk bagi kesehatan. Lalu bagaimana akibat kolesterol tinggi pada wanita? Mari simak artikel berikut ini.
Apa itu Kolesterol?
Kolesterol merupakan zat yang berbentuk seperti lemak dan tersebar di seluruh sel tubuh. Tubuh kita membutuhkan kolesterol untuk memproduksi hormon, vitamin D, serta membantu proses pencernaan makanan.
Kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh diproduksi oleh tubuh sendiri. Selain itu, kolesterol juga dapat ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, dan keju.
Kolesterol dikemas dan diangkut dalam darah oleh partikel yang dikenal sebagai lipoprotein. Lipoprotein sendiri terdiri dari dua jenis utama, yaitu:
1. Kolesterol LDL (low-density lipoprotein), yang dikenal sebagai “kolesterol jahat,” membawa kolesterol ke tempat yang dibutuhkan dalam tubuh.
2. Kolesterol HDL (high-density lipoprotein), yang dikenal sebagai “kolesterol baik,” membawa kolesterol kembali ke hati, di mana kolesterol dipecah.
Kolesterol Memengaruhi Wanita Berbeda dari Pria
Wanita secara umum memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih tinggi dibandingkan pria, karena adanya hormon seks wanita yang disebut estrogen. Kadar kolesterol pada wanita dipengaruhi oleh fase siklus menstruasi, dimana saat kadar estrogen meningkat, kolesterol HDL juga meningkat dan mencapai puncaknya pada waktu ovulasi. Sebaliknya, kadar kolesterol LDL dan total menurun saat estrogen meningkat dan mencapai titik terendah sebelum menstruasi.
Pada usia sekitar 50 hingga 55 tahun, wanita mengalami masa menopause yang menyebabkan perubahan pada kadar kolesterol mereka. Pada masa ini, kadar kolesterol total dan LDL biasanya meningkat sementara kolesterol HDL cenderung turun. Oleh karena itu, wanita yang sebelumnya memiliki kadar kolesterol baik sepanjang hidupnya dapat mengalami kolesterol tinggi di kemudian hari.
Selain itu, kehamilan juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada wanita, terutama jika terdapat komplikasi seperti preeklampsia dan diabetes gestasional. Meskipun kehamilan dapat meningkatkan kadar kolesterol total, namun biasanya kadar kolesterol tersebut kembali normal setelah melahirkan.
Kolesterol Tinggi Penyebab Penyakit Jantung pada Wanita
Kadar kolesterol yang tinggi pada wanita dapat menyebabkan risiko terkena penyakit jantung. Kondisi ini dikenal sebagai hiperkolesterolemia atau dislipidemia. Tingginya kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan rendahnya kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Jika kadar kolesterol LDL dalam darah terlalu banyak, maka kolesterol ini bisa menumpuk di dalam dinding pembuluh darah. Kolesterol HDL membantu mengeluarkan kolesterol dari aliran darah, tetapi jika kadar HDL terlalu rendah, maka tidak akan cukup membantu mengeluarkan penumpukan kolesterol LDL dari pembuluh darah.
Lama kelamaan, penumpukan kolesterol LDL di dalam pembuluh darah bisa berubah menjadi plak, yang menyempitkan dan mengeras arteri serta membatasi aliran darah. Kondisi ini dikenal sebagai aterosklerosis dan dianggap sebagai salah satu jenis penyakit jantung.
Secara umum, semakin tinggi kadar kolesterol, terutama kolesterol LDL, maka semakin tinggi pula risiko terkena serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu, menjaga kadar kolesterol dalam batas normal sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit jantung.
Faktor Risiko Penyakit Jantung pada Wanita Akibat Kolesterol
Meskipun secara umum pria memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dibandingkan wanita, sejumlah faktor risiko dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada wanita, terutama pada saat hamil dan setelah menopause.
Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
- Usia tua
- Riwayat keluarga dengan penyakit jantung
- Merokok
- Kurangnya olahraga
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Pola makan buruk, seperti pola makan yang tinggi lemak jenuh dan trans
- Hiperkolesterolemia familial (FH)
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
- Tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklampsia)
- Diabetes gestasional selama kehamilan
Angka Kolesterol Normal Untuk Wanita
Kolesterol normal pada wanita, berarti memiliki kadar kolesterol total kurang dari 200 miligram per desiliter (mg/dL). Ini berlaku untuk wanita dan pria yang berusia di atas 20 tahun.
Namun, ada 2 jenis kolesterol yang perlu diperhatikan, yaitu HDL dan LDL. HDL dianggap sebagai “kolesterol baik” karena membantu menghilangkan kolesterol dari tubuh, sementara LDL dianggap sebagai “kolesterol jahat” karena dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri.
Untuk wanita, tingkat HDL kurang dari 50 mg/dL dianggap sebagai faktor risiko utama penyakit jantung. Namun, tingkat HDL di atas 60 mg/dL dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Sementara itu, untuk tingkat LDL, disarankan untuk mencoba menjaga tingkatnya di bawah 100 mg/dL jika Anda tidak memiliki penyakit jantung. Namun, jika Anda memiliki penyakit jantung atau sejumlah faktor risiko untuk penyakit jantung, seperti diabetes, berusia di atas 55 tahun, merokok, tekanan darah tinggi, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung, disarankan untuk menjaga tingkat LDL di bawah 70 mg/dL. Mengontrol kolesterol dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung pada wanita.
Cara Menurunkan Kolesterol dan Risiko Penyakit Jantung
Untuk mengurangi risiko penyakit jantung, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memeriksakan kadar kolesterol ke dokter. Ada beberapa cara untuk menurunkan kolesterol, termasuk dengan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Obat statin adalah jenis obat yang paling sering digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi. Jika obat statin tidak efektif, dokter mungkin akan meresepkan obat lain, terutama jika Anda berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke, atau jika Anda memiliki hiperkolesterolemia familial.
Selain obat-obatan, diet dan gaya hidup juga sangat penting untuk menjaga kadar kolesterol yang sehat. Berikut adalah beberapa tips gaya hidup yang dapat membantu menurunkan atau menjaga kadar kolesterol yang sehat:
- Menjaga berat badan dalam rentang sehat.
- Berhenti merokok, jika Anda merokok.
- Berolahraga setidaknya 30 menit per hari selama 5 hari atau lebih per minggu.
- Mengonsumsi makanan sehat untuk jantung yang kaya akan buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, serat, lemak tak jenuh tunggal dan ganda, seperti yang terdapat dalam ikan berlemak (salmon, trout, tuna) dan kacang-kacangan.
- Hindari makanan yang tinggi gula, seperti permen, minuman bersoda, dan jus buah.
- Konsumsi alkohol dalam jumlah yang sedang.
baca juga Menu Makanan Sehari-Hari Untuk Penderita Kolesterol
Kesimpulan:
Sangat penting bagi para wanita untuk selalu memantau kadar kolesterol dan segera berkonsultasi dengan dokter. Anda juga bisa konsultasi secara gratis dengan Autoimuncare jika kadar kolesterol sedang tinggi. Jangan biarkan kolesterol tinggi mengancam kesehatan jantung Anda.
Dengan menjaga gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur dan menerapkan pola makan yang sehat, serta meminimalkan faktor risiko lainnya, Anda dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Yuk, jangan ragu untuk segera konsultasi dan lakukan tindakan yang tepat untuk menjaga kesehatan jantung Anda.
Untuk membantu penyembuhan lebih cepat kami rekomendasikan untuk mengonsumsi obat herbal kolesterol yang sudah bpom dan halal seperti esvacare.
Anda bisa membeli produk esvacare melalui chat wa atau shopee dan akan mendapatkan konsultasi gratis dan garansi 100%.