Sifilis menyebar melalui hubungan seksual dan kontak langsung dengan luka. Penyakit ini ditandai dengan munculnya luka tanpa rasa nyeri pada alat kelamin, anus (rectum), hingga luka di mulut. Penyakit ini sangat berbahaya jika tidak segera diobati. Lalu, bagaimana cara mencegah sifilis terutama pada orang yang aktif melakukan hubungan seksual? Yuk simak informasi berikut!
Bagaimana Cara Sifilis Menular?
Sifilis merupakan penyakit disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum. Pada umumnya, sifilis menyebar melalui darah, cairan vagina, air mani, dan luka di mulut saat melakukan hubungan intim melalui Miss V, anal, hingga oral. Selain melalui hubungan intim, seseorang juga bisa terinfeksi sifilis saat berbagi jarum suntik dengan pengguna narkoba. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Infeksi seksual
Penularan sifilis melalui hubungan seksual termasuk penularan yang biasa terjadi. Penularan sifilis melalui hubungan seksual terjadi melalui:
- Seks Anal
Seks anal dilakukan dengan memasukan penis kedalam dubur atau anus. Namun, tidak semua orang merasa nyaman untuk melakukan cara seks ini karena bisa menimbulkan nyeri. Selain itu, anus juga tidak mengeluarkan cairan pelumas. Risiko terluka ketika penis dimasukkan ke dalamnya semakin besar sehingga memudahkan bakteri penyebab sifilis masuk ke dalam tubuh. - Seks Oral
Seks oral dilakukan untuk merangsang area genital pasangan, baik vagina maupun penis. Banyak orang menganggap cara ini bisa mencegah bakteri sifilis masuk ke dalam tubuh, padahal hal ini berisiko menularkan sifilis ke pasangan.
2. Infeksi non seksual
Pada beberapa kejadian langka, penularan sifilis juga bisa terjadi melalui infeksi non seksual seperti berikut:
- Kehamilan atau kelahiran
Sifilis dapat ditularkan dari ibu ke bayi ketika masih di dalam kandungan melalui plasenta atau saat melahirkan. Bayi yang lahir dengan sifilis mengalami ruam kulit di telapak tangan atau kaki, serta mengalami gangguan kesehatan otak, tulang, darah, dan organ lainnya. - Menggunakan jarum suntik yang tidak steril
Penularan sifilis juga bisa terjadi melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Orang yang menggunakan obat terlarang secara suntik sudah pasti beresiko terserang sifilis. Proses transfusi darah juga menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Meskipun begitu, penularan sifilis melalui transfusi darah jarang terjadi karena pendonor akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum mendonorkan darah. - Kontak langsung dengan luka terbuka
Meskipun penularan melalui cara ini jarang terjadi, Anda harus tetap waspada terlebih jika bekerja di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya. Bakteri penyebab sifilis bisa masuk ke dalam tubuh jika luka tidak tertutup dan bersentuhan langsung dengan lesi sifilis.
Cara Mencegah Sifilis Saat Berhubungan
Sifilis termasuk penyakit menular seksual yang berbahaya jika tidak segera mendapat pengobatan. Oleh karena itu, lakukan upaya pencegahan sedini mungkin saat berhubungan untuk mengurangi risiko sifilis:
1. Gunakan kondom saat berhubungan seksual
Penggunaan kondom saat berhubungan seksual dapat mengurangi risiko penularan sifilis. Terutama bagi Anda yang aktif secara seksual dan sering bergonta-ganti pasangan. Kondom berbahan lateks sangat direkomendasikan, karena cukup kuat dan tidak mudah robek.
Penggunaan kondom tidak sepenuhnya mencegah, tetapi hanya mengurangi risiko terinfeksi. Penyakit sifilis juga menyebar melalui kontak kulit ke kulit yang tidak tertutup oleh kondom.
2. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang
Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang bisa menurunkan kemampuan otak seseorang dalam mengambil keputusan sehingga tidak tegas dengan tindakan yang diambil. Misalnya, tidak menggunakan kondom dengan benar sebagai pelindung saat berhubungan seksual atau berhubungan seks berisiko dan tidak aman.
3. Hindari seks bebas
Berhubungan seksual dengan banyak orang bisa meningkatkan risiko terkena sifilis, gonore, dan kutil kelamin. Pada kasus yang parah, kondisi ini menyebabkan kanker. Seks bebas sering terjadi pada remaja tanpa ikatan pernikahan. Akibatnya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual (IMS).
4. Tidak berhubungan intim dengan penderita sifilis
Berhubungan intim dengan penderita sifilis bisa meningkatkan risiko sifilis. Jika Anda menyadari hal ini, segera lakukan pengobatan ke dokter sampai infeksi sifilis benar-benar sembuh. Gejalanya seperti rasa nyeri pada perut bagian bawah dan vagina terasa panas atau gatal.
Baca juga artikel terkait sifilis lainnya:
- Ciri Ciri Penyakit Sipilis pada Lelaki, Anda Harus Waspada!
- 8 Ciri Ciri Penyakit Sipilis pada Wanita – Waspada!
- Pemeriksaan Sifilis, Jenis & Tujuan Tesnya
- Sifilis Dapat Menyerang Mulut, Kenali Penyebab dan Cara Pengobatannya
Mengurangi Risiko Sifilis Setelah Berhubungan
Sebagian besar kasus sifilis ditularkan melalui kontak seksual. Jadi, sebagai bentuk kewaspadaan Anda harus tetap melakukan upaya pencegahan sifilis setelah berhubungan:
1. Berhenti berhubungan seksual dalam beberapa waktu
Jika menemukan luka di area genital Anda atau pasangan, jangan berhubungan seksual dalam beberapa waktu karena bakteri sifilis bisa masuk ke dalam tubuh. Lakukan pengobatan terlebih dahulu sampai sembuh sebelum berhubungan seksual kembali.
2. Menjaga kebersihan setelah berhubungan seks
Anda harus membersihkan organ kelamin setelah berhubungan intim sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit sifilis. Dengan menjaga kebersihan area kelamin, Anda bisa melindungi diri dari mikroorganisme penyebab sifilis.
Gunakan cairan antiseptik pembersih kewanitaan yang aman digunakan setiap selesai berhubungan seks. Gunakan di bagian luar vagina. Karena, bagian dalam vagina sudah mempunyai mekanisme pembersihan sendiri dengan bantuan bakteri baik.
Itulah informasi mengenai cara mencegah sifilis saat berhubungan. Dengan mengetahui cara pencegahan terhadap sifilis, Anda akan lebih berhati-hati saat berhubungan. Jangan lupa, lakukan konsultasi ke dokter secara rutin untuk mendeteksi gejalanya sedini mungkin.