Pernahkah Anda mengalami keputihan berlebih dan bertanya-tanya, apakah kondisi ini bisa berdampak pada peluang kehamilan di masa depan? Meski sering dianggap normal, keputihan yang tidak wajar bisa menjadi sinyal awal adanya masalah pada sistem reproduksi.
Faktanya, keputihan yang disebabkan infeksi atau ketidakseimbangan flora vagina dapat merusak kualitas lendir serviks, menghambat pergerakan sperma, hingga menimbulkan peradangan pada saluran reproduksi. Ini tentu berisiko mengganggu proses pembuahan.
Lalu, apakah keputihan bisa menghambat kehamilan? Apa saja tanda-tanda keputihan yang perlu diwaspadai? Dan bagaimana cara mengatasi keputihan secara alami agar tidak mengganggu kesuburan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!
Apa Itu Keputihan?
Untuk memahami apakah keputihan bisa memengaruhi kesuburan, Anda perlu terlebih dahulu mengenal jenis-jenis keputihan. Secara medis, keputihan dikenal sebagai flour albus, yaitu cairan alami yang dikeluarkan vagina untuk menjaga kelembapan dan melindungi area kewanitaan dari infeksi.
Keputihan dibagi menjadi dua kategori:
- Keputihan normal (fisiologis): biasanya bening atau putih susu, tidak berbau menyengat, dan tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri. Umumnya terjadi saat ovulasi, menjelang menstruasi, atau setelah aktivitas seksual.
- Keputihan tidak normal (patologis): disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit. Ditandai dengan perubahan warna (kuning, kehijauan, coklat), bau menyengat, serta disertai gejala gatal, nyeri, hingga sensasi terbakar.
Keputihan normal sebenarnya menandakan sistem reproduksi yang sehat, bahkan bisa menjadi tanda masa subur. Namun, jika keputihan sudah tidak nyaman atau muncul dengan gejala-gejala lain, itu adalah alarm tubuh Anda bahwa ada masalah yang perlu diatasi, terutama jika Anda sedang menjalani program kehamilan.
Apakah Keputihan Bisa Menghambat Kehamilan?
Pertanyaan ini sering muncul, terutama di kalangan wanita yang sedang menjalani program hamil. Jawabannya adalah bisa, namun tergantung jenis keputihannya. Jika keputihan yang Anda alami bersifat fisiologis yang bening, tidak berbau, dan tidak menimbulkan gatal, maka kondisi ini justru menunjukkan sistem reproduksi Anda bekerja secara normal.
Namun, keputihan yang disebabkan oleh infeksi (patologis) dapat menjadi penghambat. Ketika cairan keputihan terlalu banyak, kental, dan disertai bau tidak sedap, hal ini bisa mengganggu keseimbangan pH di vagina.
Lingkungan yang tidak ideal ini membuat sperma kesulitan untuk bertahan hidup dan bergerak menuju sel telur. Selain itu, infeksi juga bisa menimbulkan peradangan di saluran reproduksi yang menyebabkan pembuahan gagal terjadi.
Sebuah studi dalam Infectious Diseases in Obstetrics and Gynecology menjelaskan bahwa infeksi seperti vaginosis bakterialis dan trikomoniasis memang berkaitan erat dengan menurunnya kesuburan dan peningkatan risiko komplikasi kehamilan. Karena itu, mengenali tanda keputihan tidak normal sejak awal sangat penting agar Anda bisa segera mengatasinya sebelum memengaruhi peluang kehamilan.
Penyebab Keputihan yang Bisa Mengganggu Kesuburan
Jika Anda sering mengalami keputihan abnormal, bisa jadi ada kondisi medis di baliknya. Berikut adalah beberapa penyebab umum keputihan yang berisiko menghambat kehamilan:
1. Infeksi Jamur (Candida albicans)
Infeksi ini menyebabkan keputihan menggumpal seperti susu, disertai gatal dan sensasi panas. Candida memang hidup alami di vagina, tapi pertumbuhannya yang berlebih bisa merusak flora normal dan membuat lingkungan vagina tidak ideal bagi sperma.
2. Vaginosis Bakterialis
Vaginosis bakterialis terjadi karena infeksi bakteri Streptococcus Grup B di dalam organ intim. Penderitanya akan mengalami beberapa gejala, seperti:
- Nyeri dan gatal di area vagina.
- Nyeri saat berkemih dan berhubungan seksual.
- Keputihan berwarna abu-abu dan berbau amis.
Vaginosis bakterialis bisa sembuh dengan sendirinya. Meskipun demikian, kondisi ini harus diwaspadai karena berisiko menyebabkan radang panggul, kelahiran prematur, hingga keguguran.
3. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular karena infeksi parasit Trichomonas vaginalis. Infeksi bakteri ini berisiko menimbulkan kelainan pada janin, lahir prematur, hingga bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Oleh karena itu, segera periksa ke dokter bila keputihan yang Anda alami disertai oleh gejala trikomoniasis berikut:
- Keluarnya cairan berwarna kekuningan atau kehijauan dan berbau amis.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
- Sensasi gatal di area vagina.
- Kemerahan pada vagina.
4. Kanker Serviks
Kanker serviks dan kanker endometrium menyebabkan keputihan berwarna coklat atau merah disertai nyeri panggul dan perdarahan pada vagina.
Selain itu, penyakit radang panggul, vaginitis, klamidia, penggunaan obat tertentu, seperti antibiotik atau pil KB, dan kebiasaan menggunakan cairan pembersih vagina juga bisa menyebabkan keputihan tidak normal.
Bagaimana Cara Mengatasi Keputihan yang Menyebabkan Hambatan Kehamilan?
Untuk mengatasi keputihan agar tidak menghambat kehamilan, langkah pertama adalah konsultasi ke dokter kandungan untuk mengetahui penyebab pastinya. Pengobatan bisa meliputi antijamur, antibiotik, atau terapi hormon, tergantung diagnosis.
Namun di luar pengobatan medis, perubahan gaya hidup dan perawatan harian yang sederhana juga sangat membantu dalam mencegah keputihan datang kembali. Beberapa hal yang bisa Anda terapkan di rumah antara lain:
- Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan hindari yang ketat.
- Hindari sabun atau tisu berpewangi di area genital.
- Bersihkan vagina dari depan ke belakang, dan jangan melakukan douching.
- Ganti celana dalam saat terasa lembap.
- Jaga pola makan dan kelola stres agar imunitas tubuh tetap optimal.
Melalui perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup, Anda bisa mengendalikan keputihan dan memperbesar peluang keberhasilan program kehamilan.
Kesimpulan
Keputihan memang hal yang wajar, tetapi jika Anda sedang berencana memiliki momongan, penting untuk memahami perbedaannya. Keputihan tidak normal bisa menghambat kehamilan, terutama jika disebabkan oleh infeksi yang mengganggu keseimbangan flora vagina dan kualitas lendir serviks.
Maka dari itu, jangan sepelekan perubahan pada keputihan Anda. Semakin cepat ditangani, semakin besar pula peluang keberhasilan program hamil yang sedang Anda jalani. Mulailah dengan memantau tanda-tanda tubuh, jaga kebersihan organ intim, dan jika perlu, lakukan konsultasi dengan tenaga ahli untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Tertarik mengetahui lebih dalam seputar keputihan? Jelajahi informasi penting lainnya pada kumpulan artikel berikut:
- Keputihan Saat Hamil: Normal atau Tanda Masalah?
- Keputihan Seperti Putih Telur, Apakah Ini Normal?
- Keputihan Berlendir Seperti Ingus, Apakah Normal?
- Stop Keputihan! Hindari 10 Jenis Makanan Pemicu Ini
- Keputihan Berlendir Seperti Ingus, Apakah Normal?
- 8 Kebiasaan Penyebab Keputihan yang Perlu Anda Hindari
- Keputihan seperti Air Mani? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!