Bagi sebagian orang, bertukar atau berbagi alat makan, seperti gelas, sendok, sedotan, dan garpu, dengan teman atau orang terdekat adalah hal yang biasa. Malahan, hal ini menandakan keakraban atau kedekatan seseorang.
Berbeda halnya dengan penderita HIV. Orang disekitarnya justru menganggap bahwa HIV/AIDS mudah menular sehingga enggan berinteraksi. Mereka tidak mau berbagi makanan, tidak mau menggunakan toilet yang sama, tidak mau berbicara dan lain sebagainya.
Namun faktanya, virus penyebab HIV ini tidak bisa hidup lama di luar tubuh dan tidak bisa bertahan hidup di air. Lantas, apakah HIV bisa menular melalui alat makan? Daripada penasaran, yuk simak penjelasan berikut!
Apa Itu HIV?
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4. HIV menghancurkan sel CD4 sehingga melemahkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, seperti tuberculosis, infeksi jamur, infeksi bakteri berat, dan beberapa jenis kanker.
Infeksi HIV merupakan penyakit menular seksual (PMS). HIV menular melalui darah atau cairan tubuh yang terkena virus ini. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Tanpa pengobatan yang tepat, HIV akan berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Bagaimana Cara Utama Penularan HIV?
Sampai saat ini, hubungan seksual masih menjadi cara penularan HIV yang paling sering terjadi. Selain itu, penularan juga bisa terjadi karena cairan dari vagina maupun penis.
Namun, virus HIV tidak hanya menular dari kontak seksual. Masih ada beberapa cara penularan HIV lainnya yang harus Anda waspadai, antara lain:
1. Hubungan Seksual yang Tidak Aman
Virus HIV bisa menular melalui cairan sperma dan vagina. Anda bisa tertular HIV jika melakukan seks vaginal maupun anal tanpa menggunakan kondom dengan penderita.
Saat penetrasi penis berlangsung, risiko luka akibat gesekan bisa terjadi, baik pada penis, vagina, maupun anus. Virus di cairan sperma atau vagina bisa mengkontaminasi area luka. Virus ini masuk ke dalam peredaran darah sehingga menimbulkan HIV.
2. Menggunakan Jarum Suntik yang Tidak Steril
Penyebaran HIV selanjutnya melalui jarum suntik. Jika jarum suntik digunakan secara bergantian maka akan meningkatkan risiko tertular HIV.
Oleh karena itu, berhati-hatilah ketika menggunakan jarum suntik untuk keperluan medis. Gunakanlah jarum suntik yang steril dan sekali pakai untuk menghindari penularan HIV.
3. Kehamilan dan Menyusui
HIV bisa ditularkan dari ibu hamil ke bayi dalam kandungan, saat persalinan maupun menyusui. HIV menular melalui cairan ASI. Oleh karena itu, ibu penderita HIV tidak disarankan untuk menyusui bayi.
Baca juga: Benarkah HIV Bisa Menular Lewat ASI? Ini Fakta Pentingnya!
4. Transfusi Darah
Tidak hanya cairan vagina dan air mani, virus HIV juga bisa menular melalui darah dengan cara transfusi. Inilah mengapa, petugas medis selalu melakukan pemeriksaan HIV secara ketat kepada setiap pendonor.
Tes ini untuk memastikan bahwa pendonor dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai masalah kesehatan menular seperti: HIV, AIDS, hepatitis B, atau C.
5. Alat Pembuat Tato
Meskipun menyenangkan untuk sebagian orang, ternyata seni tato juga menyimpan bahaya tersendiri. Sebab, penularan HIV juga bisa terjadi melalui jarum pada alat pembuat tato.
Jadi, jika Anda ingin membuat tato, maka sebaiknya pilih dengan cermat tempat pembuatan tato yang berkualitas. Selain itu, pastikan pegiat tato menggunakan alat yang steril. Bukan tanpa alasan, alat tato yang dipakai secara bergantian bisa menjadi media penyebaran virus HIV.
Apakah HIV Bisa Menular Lewat Alat Makan?
Penularan HIV melalui alat makan hanyalah mitos. Faktanya, virus penyebab HIV tidak bisa hidup lama di luar tubuh dan tidak bisa bertahan hidup di air. Jadi, seseorang bisa dipastikan tidak tertular virus HIV dari alat makanan dan minuman. Air yang terdapat di kolam renang dan kamar mandi juga tidak menularkan HIV.
Selain itu, Anda juga tidak akan tertular HIV meskipun berbagi makanan dengan penderita HIV, berbagi toilet dan kamar mandi dengan penderita, maupun kontak dengan air liur, keringat, atau air mata.
Baca juga: Fakta Mitos HIV: Mana yang Masih Kamu Percaya?
Risiko Penyakit dari Berbagi Alat Makan
Saling berbagi alat makan bisa menjadi perantara penularan penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga berat. Memang tidak semua penyakit menular melalui alat makan. Namun, Anda harus waspada terhadap penyakit berikut yang bisa berpindah melalui alat makan:
1. Penyakit Strep Throat
Strep throat adalah Penyakit radang yang disebabkan infeksi bakteri Streptococcus grup A di tenggorokan. Biasanya anak-anak berusia 5–15 tahun lebih rentan terhadap kondisi ini, tetapi tidak menutup kemungkinan siapa pun bisa terjangkit penyakit strep throat. Penyakit ini ditandai dengan sakit tenggorokan, demam, sakit perut, dan nyeri sendi serta otot.
2. Penyakit Gondongan
Saat virus dalam air liur menular melalui alat makan, maka bisa menyebabkan gondongan atau mumps karena kelenjar penghasil saliva membengkak.
Biasanya gejala gondongan baru muncul 16–18 hari sejak infeksi terjadi. Infeksi virus penyebab gondongan menyebabkan pembengkakan pada pipi, rahang, dan leher.
Gejala lain yang muncul seperti: demam tinggi, otot terasa kaku, dan kehilangan selera makan. Meskipun begitu, orang yang terinfeksi dan tidak bergejala tetap bisa menularkan penyakit ini tanpa disadari.
3. Influenza
Influenza atau flu adalah gangguan pernapasan yang tersebar melalui udara, alat makan, barang pribadi seperti handuk dan sikat gigi.
Penularan yang terjadi melalui virus ini, kira-kira satu hari sebelum Anda menunjukkan gejala influenza. Gejalanya seperti: batuk, demam, pilek, dan sakit kepala.
4. Radang Selaput Otak (Meningitis)
Meningitis disebabkan oleh infeksi bakteri yang mengakibatkan peradangan dan pembengkakan selaput meninges (pelindung otak dan sumsum tulang belakang)
Penularan bakteri penyebab penyakit ini memang tidak semudah influenza, tetapi Anda lebih berisiko terjangkit meningitis ketika daya tahan tubuh menurun.
Tanda-tanda dan gejala meningitis seperti : mual, muntah, dan linglung. Kondisi ini bersifat serius dan menyebabkan kematian.
5. Herpes oral (HSV)
Penyakit herpes mulut yang disebabkan infeksi herpes simplex virus (HSV) bisa menular melalui sariawan atau luka terbuka di sekitar mulut.
Jika penderita minum melalui botol atau sedotan, kemudian Anda menggunakan alat makan tersebut maka Anda berisiko tertular penyakit herpes oral (HSV). Gejalanya berupa rasa gatal atau terbakar pada mulut, tenggorokan sakit ketika menelan, dan demam.
Ingin tahu lebih lanjut tentang HIV & AIDS? Temukan informasi penting lainnya pada artikel-artikel berikut!
- Menelan Sperma Bisa Menularkan HIV? Ini Penjelasannya!
- Apakah Ciuman Bisa Menularkan HIV? Ini Faktanya
- Gejala HIV pada Pria: Ungkap Tanda Khusus Sebelum Terlambat!
- Gejala HIV pada Wanita: Pelajari Tanda – Tandanya Sekarang!
- Warna Urine Penderita HIV: Waspadai Perubahannya!
- Perbedaan Diare Biasa dan Diare HIV
- Kenali Perbedaan Sariawan Biasa dan Sariawan HIV
Kesimpulan
Penularan HIV melalui alat makan hanyalah mitos. Faktanya, virus penyebab HIV tidak bisa hidup lama di luar tubuh dan tidak bisa bertahan hidup di air. Jadi, bisa dipastikan bahwa virus HIV tidak akan menular dari alat makan ataupun minum.
Meskipun tidak menularkan HIV, berbagi alat makan dapat menyebabkan risiko penyakit lain, seperti strep throat, gondongan, influenza, meningitis, atau herpes oral. Oleh karena itu, jangan berbagi alat makan dan minum kepada siapapun agar tidak terkena penyakit tersebut.
Namun, untuk lebih melindungi diri Anda dari risiko penularan HIV, produk herbal HV-CARE hadir sebagai solusi terbaik dan terpercaya. Diformulasikan khusus untuk menjaga daya tahan tubuh, dan membantu menekan pertumbuhan virus HIV, produk ini adalah langkah yang tepat bagi Anda yang ingin melindungi diri dari risiko HIV yang lebih serius.
Semoga informasi yang kita sajikan dapat memberikan manfaat, dan sampai jumpa pada pembahasan bermanfaat lainnya!