GERD vs Kanker Lambung: Kenali Perbedaan Gejalanya

perbedaan GERD dan kanker lambung
perbedaan GERD dan kanker lambung

Pernah merasa dada panas, mual, atau sulit menelan? Gejala seperti ini bisa jadi tanda GERD, tapi jangan anggap remeh, karena ini bisa juga merupakan gejala awal dari kanker lambung.

Masalahnya, banyak orang sulit membedakan keduanya karena keluhan yang muncul sekilas terlihat mirip. Tanpa pemahaman yang tepat, risiko salah diagnosis dan penanganan bisa terjadi.

Lantas, bagaimana cara membedakan gejala GERD dan kanker lambung? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam dalam artikel ini.

Apa Itu GERD dan Apa Itu Kanker Lambung?

GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan akibat katup lambung yang melemah. Gejalanya sering berupa rasa panas di dada (heartburn), mulut asam, atau sulit menelan. Biasanya, gejala muncul setelah makan dan bisa membaik dengan pengobatan ringan.

Sementara itu, kanker lambung merupakan pertumbuhan sel abnormal di lapisan lambung. Berbeda dari GERD, kanker lambung bersifat progresif dan berpotensi menyebar ke organ lain jika tidak ditangani. Gejalanya bisa menyerupai gangguan pencernaan biasa, tapi cenderung menetap dan memburuk dari waktu ke waktu.

Perbedaan Gejala GERD dan Kanker Lambung

Agar Anda bisa lebih peka terhadap tanda-tanda yang dialami, berikut adalah pembahasan mendalam mengenai perbedaan gejala antara GERD dan kanker lambung yang perlu Anda pahami:

1. Lokasi dan Waktu Timbulnya Nyeri

GERD biasanya ditandai dengan rasa terbakar di dada bagian tengah atau atas, terutama setelah makan atau saat berbaring. Sensasi panas ini bisa menjalar ke kerongkongan dan biasanya membaik dengan obat antasida atau penghambat asam.

Sebaliknya, kanker lambung cenderung menyebabkan nyeri di perut bagian atas yang terasa konstan dan tidak tergantung pada waktu makan. Rasa nyeri sering bersifat tumpul dan disertai rasa tidak nyaman yang terus-menerus.

2. Regurgitasi vs. Mual dan Muntah

Penderita GERD kerap mengalami regurgitasi, yaitu sensasi cairan atau makanan naik kembali ke tenggorokan. Ini bisa disertai rasa pahit atau asam di mulut yang sangat mengganggu, tetapi umumnya tidak disertai muntah.

Pada kanker lambung, gejala dominan lebih berupa mual dan muntah, terutama bila tumor menghambat saluran makanan. Dalam beberapa kasus, muntah bisa disertai darah atau tampak seperti bubuk kopi, yang merupakan tanda perdarahan dalam saluran pencernaan.

3. Penurunan Berat Badan

GERD tidak selalu menyebabkan penurunan berat badan drastis, kecuali jika Anda sangat membatasi makan karena takut memicu gejala. Umumnya, berat badan tetap stabil atau hanya turun sedikit.

Sebaliknya, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas adalah gejala klasik kanker lambung. Hal ini bisa terjadi karena hilangnya nafsu makan, gangguan penyerapan nutrisi, atau efek dari pertumbuhan sel kanker itu sendiri.

4. Rasa Cepat Kenyang

Orang dengan kanker lambung sering merasa kenyang setelah makan hanya sedikit. Ini bisa disebabkan oleh massa tumor yang menghambat gerak lambung atau menekan saluran cerna.

Pada GERD, rasa cepat kenyang jarang terjadi. Keluhan lebih sering muncul setelah perut penuh, seperti sendawa terus-menerus atau nyeri saat berbaring, bukan karena volume makan yang sedikit.

5. Respons terhadap Obat Asam Lambung

Gejala GERD biasanya mereda setelah Anda mengonsumsi obat penetral asam seperti antasida atau obat penghambat asam lambung. Bahkan, ini sering menjadi cara diagnosis awal yang dilakukan oleh dokter.

Sebaliknya, gejala kanker lambung tidak merespons dengan baik terhadap obat-obatan lambung biasa. Jika Anda merasa keluhan tidak membaik meski sudah konsumsi obat, ini bisa menjadi tanda bahwa penyebabnya bukan sekadar asam lambung.

Apakah GERD Bisa Menjadi Kanker Lambung?

GERD tidak secara langsung menyebabkan kanker lambung. Namun, jika GERD berlangsung lama dan tidak diobati, bisa berkembang menjadi kondisi bernama Barrett’s esophagus, yaitu perubahan sel di kerongkongan yang berisiko menjadi kanker kerongkongan.

Sementara itu, kanker lambung sendiri lebih sering disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, riwayat keluarga, pola makan tinggi garam dan pengawet, serta faktor genetik. Jadi, meskipun keduanya menyerang saluran pencernaan atas, mekanisme dan jalur penyakitnya berbeda.

Cara Mencegah GERD agar Tidak Berkembang Menjadi Kanker Lambung

Meskipun GERD sendiri tidak secara langsung menyebabkan kanker lambung, peradangan kronis yang terus-menerus dapat meningkatkan risiko komplikasi, termasuk perubahan sel pada kerongkongan dan sistem pencernaan atas.

Untungnya, sebagian besar kasus GERD bisa dikendalikan bahkan dicegah agar tidak berujung pada risiko yang lebih tinggi seperti kanker lambung. Berikut beberapa langkah penting yang bisa Anda lakukan untuk mencegahnya:

1. Perbaiki Pola Makan Harian

Menghindari makanan pemicu asam lambung seperti gorengan, makanan pedas, berlemak, dan tinggi asam adalah langkah awal yang wajib Anda lakukan. Sebaiknya makan dalam porsi kecil tapi lebih sering, dibandingkan langsung dalam porsi besar yang memberi tekanan pada lambung.

Perhatikan juga jeda makan dan tidur. Hindari langsung berbaring setelah makan, dan beri jarak minimal 2-3 jam untuk pencernaan bekerja secara optimal.

2. Turunkan Berat Badan Jika Berlebih

Kelebihan berat badan, terutama di area perut, bisa memberi tekanan tambahan pada lambung dan memperburuk refluks. Menurunkan berat badan secara bertahap terbukti efektif menurunkan frekuensi kambuhnya GERD dan mencegah kerusakan lanjutan pada saluran cerna.

3. Hentikan Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol

Nikotin dan alkohol dapat melemahkan otot katup lambung yang seharusnya mencegah asam naik ke kerongkongan. Jika Anda perokok atau rutin konsumsi alkohol, menghentikan kebiasaan ini sangat disarankan sebagai bentuk pencegahan jangka panjang.

4. Kelola Stres dengan Cara Positif

Stres dapat memperburuk gangguan pencernaan, termasuk memperparah gejala GERD. Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau sekadar olahraga ringan untuk membantu menurunkan ketegangan dan memperbaiki kesehatan lambung Anda secara keseluruhan.

5. Minum Obat Sesuai Anjuran Dokter

Jangan asal mengonsumsi obat lambung tanpa pemeriksaan lebih dulu. Obat antasida atau PPI (proton pump inhibitor) hanya efektif jika digunakan sesuai dosis dan durasi. Penggunaan jangka panjang tanpa pemantauan juga bisa membawa efek samping.

6. Lakukan Pemeriksaan Rutin Jika Gejala Berulang

Jika Anda sudah mengalami gejala GERD secara berkepanjangan, seperti nyeri ulu hati yang tidak kunjung reda, mual, atau gangguan menelan, sebaiknya tidak hanya mengandalkan obat-obatan sebagai solusi jangka panjang. Langkah paling bijak adalah dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh secara berkala.

Sebagai bentuk deteksi dini yang efektif, Anda bisa mempertimbangkan skrining kesehatan lambung. Skrining ini merupakan langkah awal untuk mengetahui kondisi lambung Anda secara objektif, sekaligus mencegah keterlambatan diagnosis jika ada kelainan yang perlu diwaspadai sejak dini.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa membedakan gejala GERD dan kanker lambung sangat penting karena keduanya memiliki dampak kesehatan yang sangat berbeda. GERD bersifat ringan dan dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan, sementara kanker lambung merupakan kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis segera.

Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri perut menetap, mual terus-menerus, atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, jangan abaikan gejala ini. Diagnosis dini sangat krusial untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Dan sebagai bentuk dukungan tambahan, Anda dapat mempertimbangkan obat herbal VG-CARE dari Autoimun Care Indonesia, yang dirancang dengan bahan herbal berkualitas tinggi untuk membantu menjaga kesehatan lambung Anda secara alami.

Dapatkan informasi penting seputar kesehatan lambung lainnya, dalam kumpulan artikel berikut ini.

Disclaimer: Konten artikel di Autoimuncare bertujuan untuk memberikan informasi umum seputar kesehatan. Kami merujuk pada literatur dan jurnal terpercaya sebagai sumber referensi. Namun, informasi yang disajikan tidak dimaksudkan sebagai diagnosis atau pengganti saran medis profesional. Setiap kondisi kesehatan dapat berbeda pada tiap individu.
Daftar Referensi​

HealthCentral. Acid reflux or stomach cancer? Symptoms to watch for. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://www.healthcentral.com/slideshow/acid-reflux-or-stomach-cancer-symptoms

Alodokter. Penyakit GERD dan kanker lambung. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://www.alodokter.com/komunitas/topic/penyakit-gerd-dan-kanker-lambung

Primaya Hospital. Ciri-ciri kanker lambung dan perbedaannya dengan GERD. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://primayahospital.com/penyakit-dalam/ciri-ciri-kanker-lambung-dan-perbedaannya-dengan-gerd/

Mayo Clinic. Stomach cancer: Symptoms and causes. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stomach-cancer/symptoms-causes/syc-20352438

Halodoc. Benarkah GERD bisa memicu kanker lambung? Ini faktanya. Diakses pada 15 Mei 2025, dari https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-gerd-bisa-memicu-kanker-lambung-ini-faktanya