Penyakit HIV masih dianggap momok menakutkan, maka mendeteksi dini menggunakan alat tes HIV menjadi penting untuk dilakukan. Semakin dini diketahui maka semakin cepat melakukan penanganan dan selanjutnya bisa mencegah penularan lebih luas.
Membahas mengenai proses pemeriksaan atau cek HIV, ternyata saat ini ada beberapa metode bisa dijadikan pilihan oleh pasien. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan akan tetapi sama-sama membantu mengetahui apakah ada infeksi HIV atau tidak.
Jenis Alat Cek HIV
Membantu mencegah komplikasi akibat infeksi HIV dan mencegah resiko berkembang menjadi AIDS. Maka penting untuk menjalani tes pemeriksaan HIV dimana ada beragam alat cek HIV bisa digunakan.
Secara umum, metode pemeriksaan untuk mendeteksi ada tidaknya virus HIV di dalam tubuh bisa dilakukan dengan tiga cara. Yaitu:
1. Pemeriksaan Antibodi
Jenis alat cek HIV yang pertama adalah pemeriksaan antibodi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam tubuh terbentuk antibodi untuk melawan serangan virus HIV.
Antibodi diketahui sebagai senyawa protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan serangan zat asing. Antibodi juga akan diproduksi saat virus HIV masuk ke dalam tubuh. Proses pembentukannya antara 23-90 hari.
Sehingga pemeriksaan dengan mencari tahu ada tidaknya antibodi minimal bisa dilakukan setelah sebulan pasca infeksi. Menghitungnya bisa dengan menghitung dari hari dimana aktivitas beresiko dialami.
Antibodi yang terbentuk diketahui bisa terdeteksi dari darah, air liur, maupun dari urin. Sehingga dalam menjalani tes HIV dengan metode ini akan diambil sampel dari salah satu cairan tubuh tersebut untuk kemudian dianalisis oleh petugas laboratorium.
2. Pemeriksaan Serologi
Jenis alat cek HIV berikutnya adalah pemeriksaan serologi, dimana terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Jenis tes serologi ini paling banyak direkomendasikan, termasuk oleh Kemenkes.
baca juga Cara Cek HIV di Puskesmas Terdekat Anda di 2023
Sebab prosedur tes mudah dan hasilnya pun bisa langsung diketahui dalam tempo singkat. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis dari tes serologi tersebut:
- Tes Darah Cepat
Jenis tes serologi yang pertama adalah tes darah cepat, yaitu jenis tes HIV yang menggunakan reagen (bahan kimia aktif) yang direkomendasikan oleh Kemenkes.
Jenis tes ini menggunakan sampel darah dan bisa mendeteksi antibodi HIV-1 dan juga HIV-2. Sedangkan hasil tes sudah bisa muncul selang 20 menit dari proses pengambilan sampel darah pasien.
Lewat tes darah cepat inilah, proses tes HIV menjadi lebih cepat dengan akurasi yang sampai 90% bahkan lebih. Sehingga bisa dijadikan pilihan untuk melakukan tes sejak dini dan bisa segera melakukan perawatan dini.
- Tes ELISA
Jenis kedua yang bisa dipertimbangkan adalah tes Tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) atau yang dikenal juga sebagai EIA (enzyme immunoassay). Jenis tes ini juga untuk mendeteksi antibodi HIV-1 dan HIV-2.
Sampel darah pasien akan diambil dan dilakukan analisis di dalam cawan petri yang diberi enzim tersebut. Sehingga mempercepat reaksi kimia dan terdeteksi ada tidaknya antibodi yang terbentuk di dalam darah pasien.
Namun, berbeda dengan tes darah cepat yang hasilnya sudah terlihat selang 20 menit pasca pengambilan sampel darah. Pada tes ELISA ini, pasien harus menunggu antara 1-3 hari pasca pengambilan sampel oleh petugas kesehatan.
- Tes Western Blot
Terakhir di alat cek HIV jenis tes serologi adalah tes Western Blot. Tes jenis ini akan dijalani pasien jika hasil tes ELISA menunjukan positif. Jika negatif, maka biasanya tes jenis ini tidak disarankan dokter untuk dijalani.
Prinsip dari tes western blot sama, yakni mengambil sampel darah pasien dan dianalisis dengan menggunakan senyawa kimia aktif. Hasil tes akan diketahui selang sehari setelah pengambilan sampel darah pasien.
Adapun alasan kenapa dianjurkan dokter untuk Anda menjalani tes ini adalah untuk mengantisipasi hasil positif palsu. Sehingga hasil positif tapi pada dasarnya ada kesalahan tes, sehingga dilakukan tes lanjutan dengan western blot ini.
3. Pemeriksaan Virologis
Opsional ketiga dalam alat cek HIV yang bisa dipilih adalah menjalani pemeriksaan virologis. Pemeriksaan HIV jenis ini menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).
PCR sendiri adalah jenis tes untuk mendeteksi adanya DNA virus yang tertinggal di dalam tubuh dan bisa diketahui dari sampel darah, urin, dan juga air liur. Tes jenis ini diketahui lebih akurat dan sepadan dengan biayanya yang paling mahal.
Sama seperti serologi, tes pemeriksaan virologis juga terbagi menjadi beberapa jenis lagi. Berikut penjelasannya:
- HIV DNA Kualitatif
Jenis tes virologis yang pertama adalah tes HIV DNA kuantitatif, yaitu jenis tes yang ditujukan untuk mengetahui keberadaan DNA virus HIV dan tidak bergantung pada pembentukan antibodi.
Secara umum, jenis alat cek HIV dengan metode ini digunakan untuk bayi yang baru lahir. Misalnya bayi yang dilahirkan oleh ibu yang positif HIV, sehingga tes dilakukan tanpa menunggu terbentuknya antibodi.
Tes HIV DNA kuantitatif diketahui dilakukan dengan mengambil darah lengkap atau dried blood spot (DBS). Tujuannya tentu saja untuk mendeteksi ada tidaknya DNA virus HIV di dalam tubuh pasien.
- HIV RNA Kuantitatif
Jenis berikutnya adalah HIV RNA kuantitatif, yaitu jenis tes HIV yang menggunakan plasma darah. Artinya, plasma darah pasien yang akan dianalisis sampelnya untuk mendeteksi ada tidaknya DNA virus HIV.
Tes jenis ini bisa membantu mendeteksi jumlah virus HIV yang ada di dalam darah. Proses tes memang panjang dan masa tunggu untuk mendapatkan hasilnya juga lama, yakni minimal satu minggu pasca pengambilan sampel.
Tes HIV RNA Kuantitatif juga umum digunakan kepada bayi maupun ibu hamil. Sehingga tes jenis ini tidak terpengaruh oleh antibodi, melainkan pada deteksi virusnya langsung lewat keberadaan DNA-nya.
Jenis pemeriksaan HIV tersebut tentunya bisa Anda jadikan pilihan, sedangkan untuk tes sendiri bisa dilakukan di rumah maupun di pusat layanan kesehatan. Misalnya di puskesmas, rumah sakit, maupun klinik kesehatan.
Khusus untuk tes mandiri, biasanya menggunakan alat bernama OneStep HIV yang juga sudah direkomendasikan oleh Kemenkes dan Salah satu alat cek hiv di apotik juga menggunakan OneStep dengan harga terjangkau.
Jika Anda masih tidak ingin melakukan tes HIV karen belum yakin 100% bahwa Anda positif HIV. Anda bisa melakukan pemeriksaan lewat dokter terpercaya Anda. Namun, jika Anda malu bertemu dokter atau takut positif HIV, Autoimuncare memiliki layanan konsultasi gratis untuk gejala HIV. Periksa gejala yang sedang Anda alami dengan klik disini.
Untuk membantu penyembuhan lebih cepat kami rekomendasikan untuk mengonsumsi obat herbal kolesterol yang sudah bpom dan halal seperti HV-CARE.
Anda bisa membeli produk HV-CARE melalui chat wa atau shopee dan akan mendapatkan konsultasi gratis dan garansi 100%
Baca juga artikel HIV yang lain
- Pertanyaan HIV yang Sering Ditanyakan Ketika Pasangan Positif
- Obat Herbal HIV Apakah Efektif Menurunkan CD4?
- Ketahui Jenis Obat ARV Sebelum Mengonsumsinya
- Gejala HIV Pada Anak & Tindakan yang Harus Anda Lakukan
- Cara Merawat ODHA di Rumah yang Aman dan Efektif
- HIV Viral Load : Kenapa ODHA Wajib Tau?
- Cara Membaca Hasil Tes Viral Load Untuk ODHA
- Berapa Lama Tes HIV Keluar?
- Masa Inkubasi HIV dan Urutan Masa Inkubasi HIV AIDS
- Perbedaan Ruam HIV dan Ruam Biasa
- Apakah Mom Sehat? Berikut Gejala HIV Pada Ibu Hamil
- Cara Cek HIV di Puskesmas Terdekat Anda di 2023
- Gejala HIV Pada Lidah di Tahap Awal
- Cara Pemeriksaan HIV Jenis Tes dan Tempat Tes HIV
- Kenapa HIV Perlu Dicegah? Berikut Cara Mencegah HIV
- 7 Cara Mencegah HIV Pada Wanita di Tahun 2023