LOGO AICI

Apakah Mom Sehat? Berikut Gejala HIV Pada Ibu Hamil

gejala hiv pada ibu
gambar gejala hiv pada ibu

Memahami gejala HIV pada ibu hamil tentu penting untuk memastikan sejak dini apakah memang terinfeksi atau tidak. Sehingga bisa segera menjalani tes dan kemudian melakukan perawatan yang sesuai jika hasilnya positif. 

Jika memang positif HIV saat hamil, maka ada beberapa hal perlu dilakukan untuk meminimalkan resiko transmisi HIV ke janin (penularan). Sehingga ibu bisa tetap memiliki anak negatif HIV. Namun, apa saja gejala dari ibu hamil yang mengidap HIV? 

Penyebab Ibu Hamil Terkena HIV 

Sebelum mengetahui apa saja gejala HIV pada ibu hamil, pahami juga bagaimana seorang ibu hamil bisa terinfeksi virus HIV. Pada dasarnya semua orang tanpa terkecuali bisa tertular virus HIV dari penderita HIV/AIDS. 

Sebab ada beragam hal bisa menjadi penyebab penularan virus mematikan tersebut dan jika dialami wanita. Baik sebelum hamil maupun saat menjalani kehamilan, maka resiko terkena virus HIV sangat tinggi. Adapun penyebab ibu hamil bisa terinfeksi virus HIV adalah: 

1. Menjalani Aktivitas Seksual Berisiko 

Penularan virus HIV paling tinggi resikonya dari aktivitas seksual beresiko. Aktivitas seksual yang dilakukan seorang wanita sebelum maupun saat hamil bisa meningkatkan resiko tertular virus HIV tersebut. 

Aktivitas seksual beresiko ini mencakup suka gonta-ganti pasangan, berhubungan seksual dengan pengidap tanpa memakai kondom, melakukan anal seks, melakukan oral seks, dan lain sebagainya. 

2. Menggunakan Jarum Suntik Tidak Steril 

Penyebab kedua kenapa ibu hamil bisa mengidap HIV adalah karena menggunakan jarum suntik tidak steril. Hal ini bisa terjadi  karena menggunakan narkoba suntik dimana penggunaan jarum suntik dilakukan bergantian. 

Penyebab lainnya adalah melakukan prosedur tato di tempat tato artist yang tidak kredibel. Sehingga alat tato bisa jadi dipakai bergantian tanpa disterilkan terlebih dahulu. 

Gejala HIV pada Ibu Hamil 

Adapun mengenai gejala HIV pada ibu hamil, banyak orang bertanya apakah berbeda dengan gejala pada wanita yang tidak sedang hamil. Jawabannya adalah sama, sebab aktualnya gejala HIV pada siapa saja memiliki gejala sama persis. 

Pada ibu hamil, gejala dari HIV akan dirasakan dalam tiga tahap atau tiga fase dimana proses infeksi virus HIV terjadi di dalam tubuh. Berikut penjelasan lengkapnya: 

1. Tahap Pertama 

Tahap pertama adalah tahap awal infeksi virus HIV ke tubuh ibu hamil, pada tahap ini akan muncul gejala mirip sakit flu. Sebab saat tubuh terinfeksi zat asing seperti virus HIV maka sistem kekebalan tubuh akan bereaksi melakukan perlawanan. 

Bentuk perlawanan tersebut menunjukan gejala umum pada sakit flu, diantaranya adalah: 

  • Tenggorokan sakit
  • Demam
  • Muncul ruam di tubuh, biasanya tidak gatal
  • Pembengkakan noda limfa
  • Penurunan berat badan
  • Diare
  • Kelelahan
  • Nyeri persendian
  • Nyeri otot

Gejala-gejala tersebut kemudian diketahui bisa bertahan selama satu sampai dua bulan. Pada beberapa kondisi, gejala bisa bertahan lebih lama lagi dan hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh sedang melawan infeksi virus HIV. 

Bagi ibu hamil yang mengalami sejumlah gejala HIV pada ibu hamil tersebut ditambah ada faktor resiko yang dialami. Misalnya, sebelum hamil suka gonta-ganti pasangan saat berhubungan seksual. Maka sebaiknya segera menjalani tes HIV. 

2. Tahap Kedua 

Tahap berikutnya adalah tahap kedua dimana gejala HIV pada ibu hamil tidak lagi muncul. Sehingga gejala seperti flu di tahap pertama infeksi sudah tidak lagi dirasakan. Tahap ini disebut sebagai tahan inkubasi atau tahap laten. 

Pasien HIV, termasuk para ibu hamil tidak akan mengeluhkan gejala apapun dalam jangka panjang. Sehingga muncul dugaan tidak menderita HIV, padahal sudah masuk tahap kedua dan beresiko tinggi menularkan virus ke orang sehat. Khususnya pasangan. 

Maka penting untuk segera menjalani tes HIV, sehingga saat masuk ke tahap laten ini bisa mengantisipasi resiko penularan ke orang lain. Adapun lama waktu masa inkubasi bervariasi, hanya saja mayoritas pasien mengalami tahap ini sampai 10 tahun bahkan lebih. 

3. Tahap Ketiga (Terakhir) 

Tahap ketiga adalah tahap terakhir di dalam proses infeksi virus HIV, dan pada masa ini maka menandakan masa inkubasi sudah selesai. Artinya, virus HIV tersebut telah berhasil melemahkan sistem kekebalan tubuh. 

Sehingga pasien sudah masuk ke dalam tahap AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Kondisi ini akan dialami ibu hamil dan siapapun yang terinfeksi virus HIV tapi tidak mendapatkan penanganan atau tidak serius berobat. 

Gejala yang ditimbulkan semakin kompleks karena besar kemungkinan sudah ada tambahan gejala komplikasi. Namun, secara umum di tahap ketiga ini akan memunculkan gejala-gejala sebagai berikut: 

  • Noda limfa atau kelenjar getah bening membengkak pada bagian leher dan pangkal paha.
  • Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
  • Merasa kelelahan hampir setiap saat.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya.
  • Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit.
  • Sesak napas.
  • Diare yang parah dan berkelanjutan.
  • Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina.
  • Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.

Apa yang Harus Dilakukan Ibu Hamil Pengidap HIV? 

ibu hamil konsultasi ke dokter
gambar ibu hamil konsultasi ke dokter

Pada dasarnya, ibu yang kedapatan mengandung atau hamil kemudian memiliki faktor resiko tertular virus HIV. Maka sebaiknya segera memeriksakan diri dengan menjalani tes HIV. Tujuannya adalah agar bisa segera menjalani terapi ARV, yakni minum ARV rutin. 

Selama hamil dengan ada virus HIV di dalam tubuh, konsumsi ARV bisa membantu mencegah virus berkembang. Semakin dini dikonsumsi maka semakin kecil kemungkinan berkembang menjadi AIDS. 

Bahkan bisa memperkecil kemungkinan untuk menularkan HIV dari dalam tubuh ibu ke janin yang dilahirkannya. Kabar baiknya, teknologi medis saat ini bisa membantu ibu hamil dengan HIV melahirkan anak yang negatif HIV. 

Berikut beberapa pencegahan penularan HIV ke janin yang bisa dilakukan oleh ibu yang mengalami gejala HIV pada ibu hamil: 

  1. Rutin mengkonsumsi obat ARV selama menjalani kehamilan, persalinan, dan bahkan seumur hidup sesuai anjuran dokter. 
  2. Pemberian profilaksis ARV untuk bayi lahir dari ibu HIV untuk mengantisipasi adanya transmisi (penularan) virus HIV dari sang ibu ke bayi tersebut. 
  3. Menjalani persalinan ditangani petugas kesehatan yang sudah terampil, sehingga paham bagaimana mencegah HIV dari sang ibu tertular ke janin yang baru saja dilahirkan. 
  4. Menjalani proses persalinan dengan operasi caesar, persalinan secara bedah caesar diketahui lebih efektif mencegah penularan HIV ke janin secara vertikal (penularan melalui plasenta – selama masa kehamilan). 
  5. Menjaga kesehatan ibu selama masa kehamilan, sehingga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik. 
  6. Memberikan nutrisi yang cukup dan seimbang kepada bayi yang baru dilahirkan pasien HIV, untuk mencegah virus HIV masuk dan tidak tertangani sistem kekebalan tubuh alami bayi tersebut. 

Dengan melakukan beberapa upaya pencegahan tersebut, maka ibu yang mengalami gejala HIV pada ibu hamil dan terbukti positif. Tidak perlu lagi merasa khawatir bisa menularkan virus tersebut ke buah hatinya, sebab resikonya bisa ditekan.

Jika Anda sedang mengalami gejala diatas tersebut dan belum ada waktu periksa ke dokter. Autoimuncare memiliki layanan konsultasi gratis untuk membantu pemeriksaan dan pengecekan kondisi Anda saat ini. Klik disini untuk konsultasi gratis.

Untuk membantu penyembuhan lebih cepat kami rekomendasikan untuk mengonsumsi obat herbal kolesterol yang sudah bpom dan halal seperti HV-CARE.

Anda bisa membeli produk HV-CARE melalui chat wa atau shopee dan akan mendapatkan konsultasi gratis dan garansi 100%

Baca juga artikel HIV yang lain

Jika artikel ini membantu klik tombol like di atas ini

HIV infection in pregnancy dari bestpractice diakses tanggal 22 Desember 2022

HIV Test in Pregnancy: Why Its a Good Idea dari heathline diakses tanggal 22 Desember 2022

Tinggalkan komentar