LOGO AICI

Kenapa HIV Perlu Dicegah? Berikut Cara Mencegah HIV

cara mencegah HIV
cara mencegah HIV

Membahas mengenai penyakit HIV tentu akan membahas juga mengenai tata cara mencegah HIV tersebut. Kenapa? Sebab, penyakit HIV memang sebaiknya dicegah, dicegah agar tidak menular ke tubuh sendiri. 

Sedangkan bagi mereka yang sudah terinfeksi, maka bisa mencegah penularan ke orang lain. Pertanyaannya, apakah memang HIV atau penularan HIV bisa dicegah? Jawabannya adalah bisa, dan berikut penjelasan detailnya. 

Kenapa HIV Perlu Dicegah? 

Sebelum memahami apa saja cara pencegahan penyakit HIV, maka perlu memahami dulu kenapa penyakit ini perlu dicegah. HIV bukan penyakit yang bisa disepelekan, karena memang masuk kategori penyakit mematikan sekaligus momok bagi siapa saja. 

Penyakit HIV merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sehingga perlahan pasien akan mengalami berbagai masalah kesehatan lantaran sistem kekebalan tubuh terus menurun. 

Ada banyak alasan kenapa penyakit yang sudah membunuh jutaan nyawa ini perlu dicegah sejak dini dan oleh siapa saja. Diantaranya adalah: 

1. Penyakit yang bisa menular 

Alasan pertama kenapa setiap orang perlu menerapkan berbagai cara pencegahan penyakit HIV adalah fakta dimana penyakit ini bisa menular. Virus HIV yang menginfeksi pasien bisa menular lewat kontak dengan beberapa jenis cairan tubuh. 

Hasil penelitian menunjukan virus HIV bisa menular (berpindah) ke tubuh orang lain jika ada kontak dengan air mani, cairan vagina, darah, dan juga ASI (air susu ibu) bagi ibu yang menyusui bayinya. 

Penularannya pun sangat cepat, karena tes HIV baru bisa dilakukan paling tidak 30 hari setelah infeksi dialami. Jadi dalam kurun waktu tersebut, pasien bisa jadi tidak sadar sudah terinfeksi dan menularkannya ke orang lain. 

2. HIV belum bisa disembuhkan 

Alasan kedua kenapa perlu memahami dan menerapkan cara pencegahan virus HIV adalah karena penyakit ini belum bisa disembuhkan. Memang sudah ada obat ARV yang diberikan gratis oleh pemerintah kepada pengidap. 

Hanya saja obat ARV ini belum bisa bekerja dengan mematikan virus HIV melainkan melemahkannya. Harapannya konsumsi ARV rutin bisa memperpanjang usia pasien. Artinya, penyakit ini perlu dicegah agar tidak berjuang seumur hidup menghadapinya. 

Jika kerabat atau teman Anda memiliki gejala HIV seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter atau tim ahlinya. Jika Anda tidak memiliki waktu untuk konsultasi, Autoimuncare memiliki layanan gratis konsultasi penyakit HIV. Silahkan kunjungi disini.

3. Menyebabkan berbagai komplikasi 

Penyakit HIV juga perlu dicegah karena bisa menyebabkan berbagai komplikasi. Virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderita membuatnya mudah sekali terinfeksi. 

Infeksi secara terus-menerus bisa memperparah kondisi pasien. Sehingga kualitas hidup sangat terganggu dan harus rajin berobat yang tentu melelahkan. Maka sebelum terlambat penting sekali untuk melakukan pencegahan sejak dini. 

4. Bisa menyebabkan kematian 

Menurut data Kemenko PMK (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) di tahun 2018. Total pengidap penyakit HIV di dunia mencapai 37,9 juta orang dan 770.000 diantaranya dinyatakan telah meninggal dunia. 

Angka ini tentu menunjukan jika penyakit HIV tidak bisa dianggap remeh. Sebab bisa menyebabkan penderita meninggal dunia usai mengalami sejumlah komplikasi. Memahami betul fakta mengerikan ini, maka sangat penting untuk melakukan cara pencegahan penyakit HIV sejak dini. 

Cara Pencegahan Penyakit HIV 

Lalu, bagaimana cara melakukan pencegahan terhadap penyakit HIV? Pada dasarnya pencegahan dilakukan sesuai dengan penyebab infeksi atau penularan virus HIV. Secara garis besar ada tiga hal utama yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan. Yaitu: 

1. Hubungan seksual beresiko 

Yang pertama cara mencegah HIV adalah Hubungan seksual beresiko diketahui menjadi faktor atau penyebab utama dari penularan virus HIV. Melihat sejarah kemunculan kasus HIV di Indonesia sendiri memang diketahui dari aktivitas seksual berisiko. 

Menurut data dari Kemenkes, hubungan seksual menjadi penyebab paling tinggi dari penularan virus HIV. Detailnya adalah sebagai berikut:

  • Hubungan seksual tidak aman dan heteroseksual (hubungan seksual dengan lawan jenis) mencapai 46,2 persen. 
  • Hubungan seksual sesama pria (homoseksual) mencapai 24,4 persen. 
  • Hubungan seksual dengan oral seks bersama pengidap HIV mencapai 5 persen. 
  • Hubungan seksual dengan anal seks mencapai 18 persen.

Persentase penularan yang tinggi dari hubungan seksual beresiko membuat salah satu cara pencegahan penyakit HIV yang utama. Adalah melakukan hubungan seksual yang aman. Yakni dengan beberapa cara berikut: 

  • Setia kepada pasangan, sehingga tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan berganti-ganti yang meningkatkan resiko tertular dan menularkan virus HIV. 
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan yang beresiko tinggi atau memang mengidap HIV maupun AIDS. 
  • Minum atau mengkonsumsi PeEP atau Pre-Exposure Prophylaxis) sesuai resep dan anjuran dokter bagi siapa saja yang memiliki pasangan mengidap HIV maupun AIDS. 
  • Menemukan dan segera mengobati IMS (Infeksi Menular Seksual) untuk menurunkan resiko tertular dan menularkan virus HIV saat berhubungan seksual beresiko. MIsalnya tidak menggunakan kondom.  

Baca juga 7 Cara Mencegah HIV Pada Wanita di Tahun 2023

2. Kontak dengan darah

Cara pencegahan penyakit HIV yang kedua adalah melakukan pencegahan dari kontak dengan darah. Seperti yang diketahui, infeksi virus HIV bisa karena terjadi kontak dengan darah pasien. 

Misalnya, seorang tenaga medis seperti perawat atau mungkin dokter yang merawat pasien HIV. Kebetulan dokter ini memiliki luka di pergelangan tangan dan terkena cipratan darah pasien. 

Cipratan darah yang mengenai luka tersebut bisa masuk ke tubuh dokter, dan terjadilah infeksi. Jika tidak ditangani maka dokter ini bisa mengidap penyakit HIV. 

Oleh sebab itu, bentuk pencegahan dari penyakit mematikan ini adalah meminimalkan kontak dengan darah pasien. Misalnya, tenaga dan maupun pihak keluarga yang merawat anggota keluarga mengidap HIV/AIDS. 

Sebaiknya menggunakan APD sesuai dengan standar, sehingga saat terkena cipratan darah pasien tidak langsung ke kulit. Sebab sedikit saja ada luka maka sudah memunculkan resiko terjadi infeksi. 

Bentuk pencegahan lain dari kontak dengan darah adalah selalu menggunakan jarum suntik steril dan sekali pakai. Hindari memakainya secara bergantian, sehingga tidak terjadi kontak dengan darah seseorang yang diduga mengidap HIV/AIDS. 

3. Ibu pengidap HIV ke Janin 

Cara pencegahan penyakit HIV bagi seorang ibu yang mengidap penyakit tersebut juga bisa dilakukan. Tujuan pencegahan ini adalah ibu tersebut tidak menularkan penyakit HIV ke janin maupun anak yang baru saja dilahirkan. 

Secara umum, ibu hamil yang mengidap HIV akan diminta rutin mengkonsumsi ARV oleh dokter. Lebih detailnya bisa dikonsultasikan langsung dengan dokter yang menangani kehamilan. 

Selanjutnya, setelah melahirkan biasanya ibu pengidap HIV ini tidak bisa memberikan ASI kepada buah hatinya. Sehingga diberikan solusi lain misalnya dengan memberikan susu formula maupun mencarikan ibu pendonor ASI. 

Di berbagai kota besar, sudah ada jasa profesional yang menyediakan layanan donor ASI. Sehingga bisa membantu memberikan ASI kepada bayi ketika tidak memungkinkan untuk menyusui. Entah karena ASI tidak keluar, terlalu sedikit, maupun karena menderita penyakit HIV. 

Dengan beberapa cara pencegahan penyakit HIV tersebut maka resiko tertular maupun menularkan ke orang sehat bisa dihindari. Hal ini menjadi bagian penting untuk menekan pertumbuhan penderita dan angka kematian yang disebabkan HIV maupun AIDS.

Baca artikel lainnya hanya ada di health.autoimuncare.co.id

Baca juga artikel HIV yang lain

Jika artikel ini membantu klik tombol like di atas ini

Tinggalkan komentar