Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual yang pada beberapa kasus, penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi sifilis karena gejalanya menyerupai penyakit lain. Sifilis dapat ditularkan melalui berbagai cara penularan, baik melalui hubungan seksual, maupun melalui penyebab lain.
Lalu, bagaimana cara penularan sifilis? Yuk, temukan jawaban lengkapnya pada penjelasan berikut ini.
Apa Itu Sifilis?
Sifilis atau sering disebut sebagai penyakit raja singa, merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Umumnya, munculnya penyakit ini ditandai dengan munculnya luka atau borok pada area genital, rektum, serta mulut.
Sifilis sendiri memliki beberapa tahapan, mulai dari tahap primer yang merupakan tahap awal, kemudian tahap sekunder yang mulai memunculkan gejala yang nampak, hingga tahap laten dan tersier yang sering kali menimbulkan gejala yang lebih serius. Jika tidak ditangani dan dideteksi dengan segera, penyakit ini bahkan dapat memengaruhi berbagai organ penting dalam tubuh, seperti jantung dan otak.
Bagaimana Cara Penularan Sifilis?
Untuk melakukan deteksi sedini mungkin, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memahami bagaimana cara penularan sifilis. Pada dasarnya, sifilis menular ketika seseorang bersentuhan langsung dengan luka sifilis. Untuk lebih memahaminya, berikut ini beragam cara penularan sifilis yang perlu Anda ketahui:
1. Melalui Hubungan Seksual
Penularan sifilis umumnya terjadi melalui hubungan seksual dan merupakan salah satu cara penularan yang paling sering. Beberapa faktor yang memengaruhi penyebaran sifilis melalui hubungan seksual meliputi:
- Frekuensi berganti pasangan seksual.
- Tahap infeksi sifilis yang dialami oleh pasangan.
- Riwayat kesehatan dan risiko yang dimiliki pasangan seksual.
- Kurangnya penggunaan kondom selama berhubungan.
2. Melalui Transfusi Darah atau Donor Organ
Penularan sifilis juga bisa terjadi melalui transfusi darah dan donor organ yang dilakukan satu orang ke orang lainnya. Namun, dengan adanya prosedur skrining darah dan pendinginan produk darah, kasus penularan melalui metode ini kini sangat jarang terjadi. Prosedur tersebut diyakini efektif dalam membunuh bakteri penyebab sifilis, sehingga mengurangi risiko infeksi.
3. Bersentuhan Langsung dengan Luka Sifilis
Luka sifilis muncul sebagai bintik-bintik kasar berwarna merah atau coklat kemerahan yang dapat menyebar di area kulit yang terbuka. Meskipun luka ini mungkin terlihat biasa dan tidak berbahaya, seperti ruam, sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan luka tersebut. Bakteri penyebab sifilis dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit dengan seseorang yang terinfeksi.
4. Penularan dari Ibu Hamil ke Bayi
Bayi juga merupakan kelompok yang berisiko mengalami sifilis, terutama jika ibu hamil terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini. Penularan dapat terjadi saat bayi masih dalam kandungan, atau melalui proses persalinan ketika bayi bersentuhan langsung dengan luka sifilis di area genital ibu.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk berhati-hati dan menjalani tes sifilis sebelum merencanakan kehamilan. Infeksi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan bayi dan memengaruhi perkembangan mereka di masa depan.
5. Melalui Alat Suntik
Selain penularan melalui kontak, sifilis juga dapat menular melalui darah, salah satunya menggunakan alat suntik. Saat melakukan penyuntikan, sejumlah kecil darah masuk ke dalam jarum suntik. Jika Anda menggunakan kembali peralatan suntik yang sama, darah yang terinfeksi sifilis berisiko mencemari apa pun yang bersentuhan dengannya.
Baca juga: 5 Penyebab Sifilis selain Hubungan Intim yang Perlu Anda Ketahui
Faktor Risiko Sifilis
Meski sifilis biasanya terjadi pada orang yang aktif secara seksual dengan penderita sifilis, perlu diketahui berikut adalah beberapa faktor risiko sifilis yang lainnya.
1. Hubungan Seksual yang Tidak Aman
Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom atau pelindung lainnya meningkatkan risiko terinfeksi sifilis, terutama jika salah satu pasangan memiliki infeksi.
2. Berganti-ganti Pasangan Seksual
Sering berganti pasangan seksual tanpa melakukan pemeriksaan kesehatan dapat meningkatkan kemungkinan terpapar infeksi sifilis, karena setiap pasangan baru bisa saja terinfeksi.
3. Riwayat Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)
Individu yang pernah terinfeksi IMS sebelumnya lebih rentan terhadap sifilis. Infeksi yang ada dapat merusak jaringan, memudahkan masuknya bakteri sifilis.
4. Kurangnya Akses ke Perawatan Kesehatan
Individu yang tidak memiliki akses ke layanan kesehatan yang memadai mungkin tidak mendapatkan pemeriksaan rutin untuk sifilis dan IMS lainnya, sehingga meningkatkan risiko terinfeksi.
5. Ibu Hamil dengan Sifilis
Ibu hamil bisa sangat berbahaya jika terinfeksi sifilis, mereka dapat menularkannya kepada bayi mereka selama kehamilan atau persalinan, yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
6. Kondisi Imunodefisiensi
Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, lebih rentan terhadap infeksi sifilis karena tubuh mereka tidak dapat melawan infeksi dengan efektif.
Pengobatan Sifilis
Sifilis dapat dipastikan melalui tes atau skrining khusus. Jika positif mengalami sifilis, berikut beberapa pengobatan pilihannya:
- Penicillin G: Ini adalah obat pilihan utama untuk mengobati sifilis pada semua tahap. Diberikan melalui suntikan, dan dosisnya bervariasi tergantung pada stadium penyakit.
- Alternatif untuk Alergi Penicillin: Bagi mereka yang alergi terhadap penicillin, antibiotik seperti doksisiklin atau tetrasiklin dapat digunakan.
Pengobatan yang dilakukan, dapat berbeda-beda pada tiap tahapan. Pada tahap awal sifilis (primer dan sekunder), satu suntikan penicillin G sering kali cukup untuk menyembuhkan infeksi. Untuk sifilis laten (tanpa gejala) dan sifilis tersier, pengobatan mungkin memerlukan beberapa dosis suntikan penicillin G selama beberapa minggu.
Tertarik mengetahui secara lebih dalam seputar sifilis? Jelajahi informasi penting lainnya dalam artikel-artikel berikut:
- Cara Mencegah Sifilis: Solusi Dini Untuk Perlindungan Maksimal!
- Sifilis Dapat Menyerang Mulut, Kenali Penyebab dan Cara Pengobatannya
- Ciri Ciri Penyakit Sipilis pada Lelaki, Anda Harus Waspada!
- 8 Ciri Ciri Penyakit Sipilis pada Wanita – Waspada!
Kesimpulan
Itulah penjelasan mengenai bagaimana sifilis dapat menular pada satu orang dan orang lain serta siapa saja yang berisiko mengalaminya. Namun, penting untuk diingat bahwa sifilis tidak menyebar melalui kontak biasa, seperti berpelukan, berbagi peralatan makan, atau menggunakan toilet umum.
Meskipun penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan, hal ini tidak sepenuhnya menghilangkan kemungkinan infeksi, karena bakteri penyebab sifilis dapat terpapar di area tubuh yang tidak terlindungi oleh kondom.
Untuk itu, tingkatkan kesadaran Anda dengan memahami faktor risiko dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau membutuhkan penanganan yang sesuai, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis terpercaya agar mendapatkan solusi terbaik.