Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang luka. Disebut juga dengan Penyakit Raja Singa, sifilis termasuk kedalam Infeksi Menular Seksual (IMS) yang perlu diwaspadai. Penyakit ini tidak hanya menyerang alat kelamin saja, tapi juga dapat menyerang rektum dan juga mulut.
Sifilis menular melalui kontak langsung. Kontak langsung dapat terjadi ketika melakukan aktivitas seksual, baik seks vaginal, anal, maupun oral. Apabila melakukan hubungan seksual dengan penderita sifilis, maka dapat dipastikan Anda juga dapat tertular apabila memiliki luka di bagian-bagian tubuh tersebut.
Bakteri yang telah masuk ke dalam tubuh melalui luka, dapat langsung aktif dan menyerang tubuh. Pada kesempatan ini maka pasien dapat langsung melakukan pencegahan. Namun, pada kasus-kasus tertentu bakteri dapat aktif setelah beberapa bulan dan menyebabkan kerusakan. Hal ini dapat dihindari dengan mengkonsumsi antibiotik pada waktu yang tepat.
Pada saat ini, sifilis termasuk dalam penyakit infeksi menular seksual yang umum. Sifilis memiliki konsekuensi jangka panjang dan komplikasi serius, apabila tidak ditangani dengan benar. Simak penjelasan berikut ini tentang penyebab, gejala, dan pengobatan sifilis mulut.
Bagaimana Sifilis dapat Menyerang Mulut?
Termasuk dalam penyakit menular, bukan berarti Anda dapat langsung terjangkit sifilis ketika berkontak langsung dengan penderita. Sama seperti kontak seksual lainnya, sifilis mulut dapat terjadi apabila pada saat melakukan aktivitas seks oral terdapat luka pada bagian mulut.
Pada saat seks oral terjadi, bakteri Treponema Pallidum akan masuk ke dalam luka mulut dan menyebabkan infeksi. Tidak hanya seks oral, sifilis mulut juga dapat menular melalui ciuman. Namun, tidak berarti penderita sifilis dapat menularkan melalui air liurnya. Alat makan seperti gelas, sendok, dan piring yang digunakan penderita tidak akan menyebabkan penularan.
Gejala Sifilis Mulut
Sifilis oral dapat terjadi ketika seseorang tertular dan terinfeksi secara oral. Pada saat hal ini terjadi, maka akan timbul gejala awal berupa adanya luka, baik satu maupun lebih. Luka ini dapat terasa nyeri atau bahkan tidak terasa sama sekali. Setelah itu, maka gejala sifilis akan masuk ke tahapan berikutnya yaitu tahap sekunder, laten, dan tersier.
Pada saat memasuki tahap sekunder, lesi (lapisan jaringan tubuh yang bertindak abnormal) akan muncul seperti bercak putih pada bagian bibir dan lidah bagian dalam. Bercak putih ini dapat berkembang menjadi bisul atau luka pada bagian mulut.
Memasuki tahap laten, sifilis pada tahap ini tidak memiliki gejala apapun. Akan tetapi, bila lanjut ke tahap tersier maka lesi sel kulit mati akan muncul pada langit-langit mulut. Bisul yang muncul di tahap sekunder akan berubah menjadi benjolan tanpa rasa sakit. Akan tetapi 90% penderita sifilis mulut mengeluhkan sakit pada benjolan tersebut.
Untuk mengetahui gejala lebih jelaskan, yuk simak penjelasan berikut ini:
Gejala sifilis primer
- Muncul luka yang terasa sakit pada rongga mulut, lidah, dan bibir.
Gejala sifilis sekunder
- Terdapat ruam di telapak tangan, telapak kaki, atau di seluruh tubuh.
- Demam
- Sakit kepala
- Rambut rontok
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sakit tenggorokan
- Penurunan berat badan
- Otot sakit dan nyeri
- Mudah lelah
Gejala sifilis non primer dan non sekunder awal
- Tidak memiliki gejala
- Durasi tidak diketahui atau sifilis lanjut
- Masalah medis yang parah, seperti gagal organ
Efek Samping Sifilis
Sama seperti sifilis lainnya, penyakit raja singa yang tidak segera diobati dapat menimbulkan efek samping. Selama tahapan gejala sifilis, terutama pada tahap tersier, sifilis mulut yang tidak diobati dapat mempengaruhi kesehatan. Organ lain yang dapat terpengaruh meliputi otak, jantung, dan organ-organ lainnya.
Simak efek samping sifilis mulut berikut ini:
- Penurunan neurologis, termasuk demensia, perubahan mental, dan masalah kognisi.
- Gangguan pendengaran.
- Lesi yang berkembang di berbagai area tubuh, seperti tulang, kulit, maupun organ lain.
- Fungsi jantung yang bermasalah, sehingga mempengaruhi peredaran darah.
- Kematian.
Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Cara terbaik untuk mencegah sifilis oral adalah dengan menghindari kontak seksual dengan penderita yang masih aktif terinfeksi sifilis. Ada baiknya, lakukan pengecekan kesehatan dengan pasangan Anda sebelum melakukan aktifitas seksual.
Menggunakan perlindungan pada saat oral seks juga dapat membantu pencegahan sifilis mulut. Jika Anda aktif secara seksual dan memiliki banyak pasangan, mempraktikkan seks aman dan berpartisipasi dalam pemeriksaan rutin dapat membantu menghindari komplikasi jangka panjang yang mungkin timbul jika Anda tertular sifilis oral.
Baca juga: Perbedaan Gonore dan Sifilis, Ciri Ciri dan Penyebabnya
Diagnosis Sifilis Mulut
Melakukan pengamatan pada lesi atau luka di rongga mulut saja tidaklah cukup untuk mendiagnosis seseorang terkena sifilis. Dokter dapat mengambil sampel cairan dari luka Anda atau dapat juga dengan pengambilan darah untuk melihat bakteri di mikroskop.
Selain pengambilan sampel untuk melihat bakteri, tindakan yang dapat dilakukan dokter adalah dengan mengambil 2 tes darah. Dua tes darah tersebut yaitu treponemal dan nontreponemal. Kedua tes tersebut dapat memastikan pasien terkena sifilis atau tidak.
Pengobatan Sifilis Mulut
Sifilis mulut atau oral sangat bisa diobati pada tahap awal atau primer. Pengobatan awal yang umumnya disarankan adalah mengkonsumsi antibiotik benzatin penisilin G. setelah mengkonsumsi antibiotik, pada tahap sekunder pasien akan diberikan satu suntikan antibiotik. Pada tahap selanjutnya dan durasi yang tidak dapat ditentukan, sifilis yang belum sembuh akan diberikan suntikan antibiotik selama beberapa kali.
Pada saat pengobatan, sering kali pasien akan merasakan jenuh karena melakukan aktivitas pengobatan yang monoton. Akan tetapi, pasien penderita sifilis oral sangat penting menyelesaikan pengobatannya sampai akhir. Meski tidak diobati, luka mulut akibat sifilis akan tetap sembuh. Namun, luka yang sembuh tidak mengartikan sifilis Anda ikut hilang.
Bakteri sifilis yang terdapat dalam tubuh akan tetap aktif meski tidak diobati dan tidak memiliki gejala. Pada saat inilah, sifilis mulut dapat menimbulkan gejala tambahan atau muncul lagi dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan. Buruknya, sifilis yang tidak terobati akan merusak sistem kerja organ-organ lain, seperti jantung dan otak. Kerusakan ini pun dapat berakibat fatal.
Ada baiknya, Anda tidak melakukan aktivitas seksual ketika terserang infeksi sifilis. Tunggu hingga luka mengering dan sembuh. Dokter dapat memastikan bakteri hilang dalam tubuh Anda dengan melakukan tes darah secara rutin setiap 6 bulan sekali.
Dengan pengobatan yang tepat dan tepat waktu, sifilis yang terdeteksi dan tidak terdeteksi pun dapat sembuh. Setelah melakukan perawatan, ada baiknya Anda memberitahu pasangan Anda. Hal ini bertujuan, agar pasangan Anda dapat diuji dan melakukan pengobatan apabila terjangkit. Apabila pasangan tidak melakukan uji tes sifilis, kemungkinan Anda dapat terserang lagi dan harus melakukan pengobatan lagi.
Dalam jangka panjang, pencegahan terbaik adalah selalu menggunakan pengaman, seperti kondom ketika melakukan hubungan seksual. Ini juga berlaku untuk seks oral. Jika timbul keraguan tentang gejala yang Anda alami, ada baiknya segera menemui dokter. Penting untuk mengetahui diagnosis dini, agar mendapat perawatan yang tepat.
Baca juga kumpulan artikel gonore dan sifilis