LOGO AICI

HIV Viral Load : Kenapa ODHA Wajib Tau?

viral load
viral load

Jika Anda mencari informasi mengenai penyakit HIV maupun AIDS, maka akan menemukan istilah viral load. Istilah ini sendiri menjadi istilah umum dan dikenal oleh kalangan tenaga medis maupun penderita HIV dan AIDS. 

Istilah ini bisa disebut semacam tes rutin atau pengecekan kesehatan, yang dijalani pasien secara berkala. Pemerintah bahkan membuatnya menjadi tes wajib untuk dijalani seluruh pasien HIV dan AIDS yang sudah rutin menjalani pengobatan. Lebih lanjut, berikut penjelasannya. 

Apa Itu Viral Load?

Secara medis Viral Load adalah sebagai sebuah tes untuk mengetahui kisaran jumlah partikel virus dan jumlah RNA HIV per 1 ml (1 cc) sampel darah.

Secara sederhana, istilah ini bisa didefinisikan sebagai sebuah tes rutin kepada pasien HIV atau AIDS untuk mengetahui atau mengecek  jumlah atau banyaknya virus di dalam darah pasien.

Tes jenis ini sesuai dengan namanya akan menggunakan sampel darah pasien yang kemudian dianalisis oleh petugas di laboratorium. Sesuai dengan Permenkes No. 21/2013 tes satu ini bersifat wajib bagi pasien positif HIV maupun AIDS. 

Ditetapkannya sebagai tes darah wajib adalah sebagai bagian dari upaya untuk menanggulangi HIV dan juga AIDS di Indonesia. Lewat permenkes ini disebutkan, bahwa penanggulangan menggunakan prinsip Triple 90. 

Artinya adalah 90 % ODHA tahu statusnya, 90 % ODHA yang tahu statusnya diobati dan 90 % yang diobati mengalami penurunan virus di dalam tubuh. Pengecekan berkala perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif proses pengobatan HIV dan AIDS. 

Viral Load Digunakan untuk Apa?

Jika Anda bertanya-tanya kenapa tes viral load diwajibkan oleh pemerintah kepada seluruh pasien positif HIV maupun AIDS. Maka jawabannya adalah untuk mengetahui efektivitas dari pengobatan HIV dan AIDS itu sendiri. 

Seperti yang diketahui bersama, pemerintah memberikan fasilitas terapi ARV gratis pada siapa saja yang positif HIV dan AIDS. Tujuannya agar pengendalian penyakit mematikan ini lebih efektif. 

Pasalnya, hasil penelitian menunjukan jika kedisiplinan pasien menjalani terapi ARV bisa menurunkan resiko berkembang menjadi AIDS. Sekaligus menurunkan resiko terjadi penularan secara masif kepada mereka yang dalam kondisi sehat. 

Cek viral load kemudian tidak hanya wajib dilakukan sekali saja, melainkan dilakukan berkala. Tes pertama wajib dilakukan setelah 6 bulan menjalani pengobatan HIV, kemudian tes kedua setelah masuk 12 bulan. 

Seterusnya, pasien akan menjalani tes ulang setiap 12 bulan sekali atau setiap satu tahun sekali. Sementara pada pasien AIDS, maka sejak pengobatan diwajibkan menjalani tes jenis ini setahun sekali. 

Melalui tes inilah bisa diketahui apakah ada penurunan jumlah virus HIV di dalam darah pasien atau tidak. Sehingga bisa ditentukan seberapa besar efektivitas pengobatan HIV yang tengah dijalankan oleh pemerintah bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Kenapa ODHA Butuh Viral Load?

cara mencegah HIV

Anda mungkin juga akan bertanya, kenapa ODHA membutuhkan tes viral load secara rutin? Sebab dari penjelasan sebelumnya, tes ini memiliki peran penting untuk mengetahui seberapa efektif metode pengobatan HIV yang sudah berjalan. 

Menariknya, tes satu ini tak hanya dibutuhkan oleh tenaga medis dan datanya oleh pemerintah saja. Melainkan juga oleh ODHA atau Orang dengan HIV atau AIDS. Alasan kenapa ODHA disebut membutuhkan tes ini secara rutin adalah untuk mengetahui kondisinya sendiri. 

Hasil tes akan menunjukan jumlah virus HIV yang ada di dalam darah. Disiplin berobat bisa membantu pasien untuk mendapati jumlah virus ini sangat rendah dan bahkan tidak lagi terdeteksi.

Meskipun tidak dinyatakan sembuh, setidaknya pasien terhindar dari resiko mengalami AIDS dan bisa memperpanjang harapan hidup. Oleh sebab itu, menjalani tes viral load penting bagi para pasien agar memahami kondisi kesehatan tubuhnya.

Hasil tes bisa jadi akan memberi motivasi atau semangat bagi pasien untuk giat dalam menjalani pengobatan. Harus diakui, terapi ARV juga memberi sejumlah efek samping yang tentu memberi rasa tidak nyaman. 

Menyadari terapi ini wajib dijalankan seumur hidup maka akan menjadi beban tersendiri bagi pasien. Maka dengan tes viral load, pasien semakin sadar pengobatan yang dijalankan bukan hal sia-sia sehingga semakin semangat berobat. 

Pasien tanpa sadar sudah ikut mensukseskan program penanggulangan HIV dan AIDS dari pemerintah. Oleh sebab itu, Anda yang memang positif HIV maupun AIDS jangan sampai lupa ikut tes rutin setahun sekali. 

Cara Mengetahui Kadar Viral Load dalam Darah 

Tes pertama yang Anda jalani ketika hasil tes HIV diketahui positif nantinya akan menjadi patokan dalam hasil tes viral load selanjutnya. Sehingga bisa diketahui apakah jumlah virus HIV sudah mengalami penurunan atau belum usai disiplin menjalani pengobatan. 

Adapun kriteria untuk menentukan apakah jumlah virus HIV di dalam darah terbilang tinggi atau rendah adalah berpatokan pada angka yang sudah ditetapkan. Berikut detailnya: 

  • Hasil viral load diatas 100.000 copy/ml menunjukkan jumlah virus yang tinggi di dalam darah. 
  • Hasil viral load dibawah 10.000 copy/ml menunjukkan jumlah virus dalam darah rendah
  • Hasil viral load dibawah 20 copy/ml menunjukkan bahwa virus tidak terdeteksi.

Semakin tinggi jumlah virus HIV yang terdeteksi semakin menunjukan  adanya kondisi pasien yang rentan masuk stadium akhir, yakni AIDS. Sebaliknya, semakin rendah jumlahnya semakin kecil kemungkinan pasien bisa menularkan HIV yang diderita. 

Baca lebih lanjut mengenai Cara Membaca Hasil Tes Viral Load

Meskipun begitu, pasien tetap diwajibkan untuk menghindari segala bentuk aktivitas beresiko menimbulkan transmisi (penularan). Sehingga pasien tidak lagi menyebabkan orang lain menderita HIV maupun AIDS. 

Hasil tes viral load kemudian bisa dijadikan acuan bagi pasien untuk mengetahui seberapa efektif pengobatan yang selama ini dijalankan. Semakin rendah jumlah virus terdeteksi maka semakin menunjukkan sistem kekebalan tubuh pasien dalam kondisi baik. 

Penyebab Jumlah Virus HIV Tidak Menurun 

Pada beberapa kondisi, Anda mungkin akan menemukan hasil tes viral load menunjukkan jumlah virus HIV yang tidak menurun sama sekali atau malah naik. Rupanya kondisi ini bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab, seperti: 

  1. ODHA tidak minum obat ARV secara disiplin sesuai anjuran dokter, sehingga pengobatan menjadi kurang atau bahkan tidak efektif sama sekali. 
  2. Adanya kesalahan dalam penentuan dosis, sehingga pihak dokter perlu melakukan analisis lagi apabila pasien mengatakan sudah disiplin minum obat ARV tersebut. 
  3. ODHA memiliki penyakit penyerta lainnya yang berdampak pada penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga virus HIV lebih cepat untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini bisa menyebabkan pengobatan menjadi kurang efektif. 

Sebagai informasi tambahan, meskipun Anda mendapatkan hasil tes virus tidak terdeteksi. Maka artinya bukan virus HIV sudah hilang, melainkan jumlahnya sangat rendah antara 20 copy/ml atau di bawahnya. 

Sehingga virus HIV tetap ada meskipun hasil tes viral load menyebut tidak terdeteksi. Maka sudah sepatutnya ODHA tetap disiplin berobat dan menghindari perilaku beresiko menyebabkan penularan ke orang lain.

Pastinya jika saat ini Anda sudah positif HIV lebih dari 2 tahun, pasti ada rasa capek atau kesal apalagi mengalami gejala yang tidak membaik. Tenang, Anda bisa melakukan konsultasi gratis untuk dengan autoimuncare untuk membantu mengobati atau mendengarkan keluhan yang telah Anda alami selama ini. Tentunya privasi terjamin dan dibantu oleh tim ahlinya. Klik disini untuk memulai konsultasi gratis

Baca juga artikel HIV yang lain

Jika artikel ini membantu klik tombol like di atas ini

What Does HIV Viral Load Tell You? dari WebMD

HIV Viral Load Dari MedlinePlus

Tinggalkan komentar