Tifus: Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan & Komplikasi

Tifus
Tifus

Tifus atau dikenal sebagai demam enterik, yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi (S. Typhi). Penyakit ini memengaruhi saluran pencernaan dan dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, nyeri perut, dan kelelahan. 

Artikel kali ini akan membahas tentang pengertian tifus, gejalanya, penyebab, diagnosis, pengobatan, komplikasi yang mungkin terjadi, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Jadi, simak sampai akhir ya!

Apa Itu Tifus?

Tifus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi (S. Typhi). Bakteri Salmonella Typhi menginfeksi usus kecil (saluran pencernaan) dan menyebabkan demam tinggi, nyeri perut, dan gejala lainnya. Tifus juga sering disebut sebagai demam enterik.

Seringkali kita mendengar penyakit demam paratifoid disebut bersamaan dengan tifus. Demam paratifoid memiliki gejala yang lebih ringan dan disebabkan oleh bakteri Salmonella Paratyphi (S. Paratyphi).

S. Typhi dan S. Paratyphi berbeda dengan bakteri Salmonella yang menyebabkan penyakit salmonellosis, yaitu jenis keracunan makanan yang umum terjadi.

Tifus adalah penyakit menular yang biasanya disebarkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh kotoran manusia yang mengandung bakteri tersebut. Ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, bakteri S. Typhi masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan menyebar ke aliran darah. Dari sana, bakteri ini menyebar ke berbagai organ tubuh, terutama usus, limpa, dan hati.

Gejala Tifus

Gejala Tifus
Gejala Tifus

Gejala tifus biasanya muncul secara perlahan, seringkali muncul 1 hingga 3 minggu setelah terpapar bakteri penyebabnya.

Pada awal penyakit, gejala yang muncul adalah: 

  • Demam yang awalnya rendah namun meningkat seiring berjalannya waktu, bahkan bisa mencapai suhu 40 derajat celsius
  • Menggigil
  • Sakit kepala
  • Kelemahan dan kelelahan
  • Nyeri otot
  • Nyeri perut
  • Diare atau sembelit
  • Ruam pada kulit

Selain itu, seseorang juga mungkin mengalami batuk, kehilangan nafsu makan, dan keringat berlebih.

Pada tahap penyakit selanjutnya, beberapa minggu setelah gejala muncul, tifus dapat menyebabkan masalah pada usus. Penderita mungkin mengalami:

  • Nyeri perut
  • Perut yang sangat bengkak
  • Infeksi yang disebabkan oleh penyebaran bakteri usus ke seluruh tubuh, yang disebut sepsis

Dalam kasus yang sangat serius, penderita tifus dapat mengalami kondisi berikut:

  • Kebingungan
  • Tidak mampu memperhatikan apa pun di sekitarnya
  • Tidak dapat bereaksi terhadap dunia sekitar

Kondisi-kondisi tersebut merupakan komplikasi yang mengancam jiwa. Pada beberapa orang, gejala dapat kembali muncul beberapa minggu setelah demam menghilang.

Penting untuk diingat bahwa gejala tifus dapat bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang mungkin mengalami gejala yang lebih ringan, sedangkan yang lain dapat mengalami gejala yang lebih parah. 

Penyebab Tifus

Penyebab tifus adalah bakteri bernama S. Typhi. Bakteri ini hidup di saluran pencernaan (usus) orang yang terinfeksi dan dapat mengkontaminasi makanan dan air.

Diagnosis Tifus

Diagnosis Tifus
Diagnosis Tifus

Diagnosis tifus dilakukan oleh tenaga medis berdasarkan gejala yang Anda alami, riwayat perjalanan, dan melalui tes laboratorium. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mendengarkan detak jantung dan suara napas Anda.

Penting sekali untuk memberitahu dokter jika Anda baru-baru ini melakukan perjalanan atau jika Anda curiga telah terpapar tifus. Hal ini penting karena jika tidak, dokter mungkin tidak akan mengetahui untuk melakukan pengujian terhadap tifus. Informasi ini juga akan membantu dokter dalam menentukan pengobatan yang tepat.

Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis tifus. Dokter akan mengambil sampel cairan tubuh atau jaringan untuk melihat tanda-tanda adanya bakteri S. Typhi. Beberapa tes yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Tes darah: Dokter akan menggunakan jarum untuk mengambil sejumlah kecil darah dari lengan Anda.
  • Tinja: Dokter akan memberikan Anda wadah steril dan petunjuk tentang cara mengumpulkan sampel tinja.
  • Urine: Anda mungkin diminta untuk buang air ke dalam cangkir yang diberikan oleh dokter.
  • Kulit: Dokter mungkin akan membius kulit Anda dan mengambil sampel dengan pisau cukur atau pisau bedah kecil.
  • Sumsum tulang: Dokter akan membius kulit Anda dan menggunakan jarum khusus untuk mengambil sampel dari dalam tulang. Namun, jarang sekali Anda akan membutuhkan tes ini untuk diagnosis tifus.

Selain itu, dokter juga dapat melakukan foto sinar-X (gambaran di dalam tubuh Anda) untuk melihat perubahan pada paru-paru.

Hasil tes laboratorium ini akan membantu dokter dalam mendiagnosis tifus dengan lebih pasti. Penting untuk mengikuti instruksi dokter dan memberikan sampel yang dibutuhkan dengan benar agar hasilnya akurat.

Pengobatan Tifus

Pengobatan tifus dilakukan dengan menggunakan antibiotik. Beberapa jenis baru dari bakteri penyebab tifus mampu bertahan hidup meskipun telah diberi antibiotik, sehingga jenis antibiotik yang digunakan akan berbeda-beda tergantung pada jenis tifus yang Anda derita dan tempat Anda tertular. Selain itu, demam paratifus juga diobati dengan antibiotik.

Jika kondisi Anda sangat parah atau mengalami komplikasi, Anda mungkin memerlukan perawatan tambahan. Anda kemungkinan harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan tersebut.

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tifus adalah antibiotik, antara lain:

  • Ciprofloxacin, levofloxacin, atau ofloxacin.
  • Ceftriaxone, cefotaxime, atau cefixime.
  • Azithromycin.
  • Carbapenems.

Komplikasi Tifus

Komplikasi Tifus
Komplikasi Tifus

Komplikasi tifus dapat menjadi sangat serius jika tidak diobati, dan risikonya yaitu:

  • Perdarahan internal
  • Perforasi usus (terbentuknya lubang pada usus)
  • Pembengkakan atau pecahnya kantong empedu
  • Gejala neurologis (otak), termasuk kebingungan, delirium, dan kejang.
  • Pembengkakan di sekitar otak (meningitis)
  • Bronkitis, pneumonia, atau masalah pernapasan lainnya
  • Peradangan tulang (osteomielitis)
  • Peradangan jantung
  • Gagal ginjal
  • Keguguran

Pencegahan Tifus

Pencegahan Tifus
Pencegahan Tifus

Pencegahan tifus dapat dilakukan melalui vaksinasi dan menjaga kebersihan dengan baik. Vaksinasi merupakan cara terbaik untuk mengurangi risiko terkena tifus, terutama bagi mereka yang tinggal atau bepergian ke daerah yang umum terdapat kasus tifus.

Terdapat dua jenis vaksin yang tersedia, yaitu vaksin oral dan vaksin suntikan.

  • Vaksin oral terdiri dari empat tablet yang harus diminum setiap dua hari sekali. Namun, sejak Desember 2020, vaksin oral ini tidak lagi tersedia dari produsen.
  • Vaksin suntikan diberikan dalam bentuk satu suntikan dan perlu didapatkan setidaknya dua minggu sebelum tiba di daerah yang umum terjangkit tifus.

Vaksin tidak memberikan perlindungan seumur hidup, sehingga perlu mendapatkan dosis penyegar atau booster setiap dua tahun sekali.

Selain vaksinasi, menjaga kebersihan dengan baik juga sangat penting, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air bersih secara teratur, terutama sebelum makan atau setelah menggunakan toilet. Pastikan makanan yang dikonsumsi telah diproses dan disajikan dengan cara yang aman.

Kombinasi vaksinasi yang tepat dan menjaga kebersihan yang baik dapat membantu mengurangi risiko terkena tifus dan menjaga kesehatan sendiri serta orang-orang di sekitar.

Cara Menurunkan Risiko Terkena Tifus Saat Bepergian

Untuk menurunkan risiko terkena tifus saat bepergian, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan;

  • Vaksinasi: Pastikan Anda sudah divaksinasi tifus sebelum bepergian. Vaksinasi ini dapat membantu melindungi Anda dari jenis tifus tertentu. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai vaksinasi tifus yang sesuai untuk tujuan perjalanan Anda.
  • Jaga kebersihan dan sanitasi: Perhatikan kebersihan dan sanitasi saat bepergian. Gunakan sabun dan air bersih untuk mencuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan atau setelah menggunakan toilet. Jika tidak ada air bersih, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
  • Konsumsi air bersih: Hindari minum air yang tidak dijamin kebersihannya. Pastikan Anda minum air yang telah dimurnikan atau dikemas dalam botol tertutup. Hindari juga es batu yang dibuat dari air yang tidak diketahui sumbernya.
  • Jangan makan makanan mentah: Hindari makan makanan yang tidak dimasak dengan baik atau mentah, terutama makanan laut mentah atau produk susu yang tidak dipasteurisasi. Pilih makanan yang dimasak panas dan segar. Selain itu, hindari makan makanan dari pedagang jalanan yang mungkin tidak memenuhi standar kebersihan yang baik.
  • Jaga kebersihan lingkungan: Jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda. Hindari kontak langsung dengan kotoran manusia atau hewan yang dapat menjadi sumber infeksi.

Kesimpulan

Tifus adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri S. Typhi. Gejala yang muncul meliputi demam tinggi, nyeri perut, kelelahan, diare, dan ruam kulit.

Ketika Anda mengalami gejala tersebut, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. 

Pastikan Anda memberitahu dokter jika Anda memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini atau jika Anda telah terpapar makanan atau air yang mungkin terkontaminasi. 

Jangan ragu untuk meminta pemeriksaan fisik dan tes laboratorium yang diperlukan guna memastikan diagnosis yang akurat. Ketika dokter meresepkan antibiotik, sangat penting bagi Anda untuk mengikuti instruksi penggunaan dengan cermat dan selesai mengonsumsi obat sesuai dengan durasi yang ditentukan. 

Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter mengenai efek samping yang mungkin timbul atau jika Anda memiliki pertanyaan tambahan tentang pengobatan. Selain itu, lakukan langkah-langkah pencegahan yang efektif, seperti divaksinasi dan menjaga kebersihan pribadi dengan mencuci tangan secara teratur. Saat bepergian, pastikan untuk mengonsumsi air bersih dan makan makanan yang aman serta terhindar dari makanan yang mungkin terkontaminasi.

Baca juga kumpulan artikel tentang tifus

Jika artikel ini membantu klik tombol like di atas ini

Bagikan informasi ini melalui:

Typhoid Fever dari clevelandclinic

Typhoid dari WHO

Vaccination-Typhoid fever dari NHS

Typhoid fever dari Mayoclinic