Lebih Baik Suntik Insulin atau Minum Obat? Pengobatan Diabetes

Lebih Baik Suntik Insulin atau Minum Obat
Lebih Baik Suntik Insulin atau Minum Obat

Dalam pengobatan diabetes, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah lebih baik suntik insulin atau minum obat? Pertanyaan ini wajar, karena keduanya memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. 

Mari simak perbedaan di antara keduanya untuk membantu Anda memahami pilihan terbaik untuk mengelola diabetes Anda.

Minum Obat Untuk Diabetes

Minum Obat Untuk Diabetes
Minum Obat Untuk Diabetes

Jika Anda baru saja mengetahui bahwa Anda menderita diabetes tipe 2, dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk mengonsumsi obat guna mengatur gula darah Anda. 

Meskipun obat tidak menggantikan insulin, tetapi obat dapat membantu meningkatkan produksi insulin, meningkatkan efektivitas penggunaan insulin, serta menurunkan kadar gula darah.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat untuk diabetes yang biasanya direkomendasikan dokter.

1. Metformin (Glucophage)

Metformin biasanya menjadi pilihan pertama yang diresepkan oleh dokter untuk diabetes tipe 2. Metformin dapat diminum dalam bentuk cairan. Obat ini membantu menurunkan produksi gula darah yang dihasilkan oleh hati dan membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif.

Anda mungkin juga perlu mengonsumsi obat diabetes lain bersama metformin. Selain itu, obat ini juga dapat membantu Anda sedikit mengurangi berat badan. 

Namun, metformin mungkin tidak cocok jika Anda memiliki penyakit hati, masalah ginjal, gagal jantung, atau kebiasaan minum alkohol berlebihan. Pada kasus-kasus tersebut, obat ini dapat menyebabkan kadar gula darah rendah dan kondisi asidosis laktat yang berbahaya.

2. Sulfonylureas

Sulfonylureas merupakan jenis obat yang membantu tubuh Anda untuk memproduksi lebih banyak insulin. 

Berikut ini adalah contoh jenis obat sulfonylureas

  • Glimepiride (Amaryl)
  • Glipizide (Glucotrol)
  • Glyburide (DiaBeta)

Obat untuk diabetes ini dapat menimbulkan efek hipoglikemia atau kondisi turunnya kadar gula darah dengan cepat. 

3. Meglitinides 

Obat diabetes jenis meglitinides dapat membantu pankreas Anda melepaskan lebih banyak insulin. Biasanya, meglitinides bekerja lebih cepat dibandingkan sulfonylureas, tetapi efeknya tidak bertahan lama.

Contoh obat jenis meglitinides ini adalah repaglinide dan nateglinide. Efek samping dari obat diabetes jenis meglitinides adalah kadar gula darah rendah dan peningkatan berat badan.

4. Thiazolidinediones

Obat diabetes jenis thiazolidinediones bisa membuat jaringan tubuh Anda lebih sensitif terhadap insulin, sehingga tubuh dapat menggunakan insulin dengan lebih efektif. 

Contoh obat jenis thiazolidinediones ini adalah rosiglitazone dan pioglitazone. Biasanya, obat ini diresepkan jika pengobatan lain tidak berhasil. Hal ini karena efek sampingnya bisa parah, termasuk gagal jantung dan anemia.

5. Dipeptidyl-peptidase 4 (DPP-4) 

Obat diabetes jenis dipeptidyl-peptidase 4 (DPP-4) dapat l menurunkan kadar gula darah, meskipun tidak sebanyak obat diabetes lainnya. 

Obat-obatan yang termasuk dalam kelas ini adalah:

  • Sitagliptin (Januvia)
  • Saxagliptin (Onglyza)
  • Linagliptin (Tradjenta)

Efek samping dari konsumsi obat ini yaitu dapat menyebabkan nyeri sendi dan meningkatkan risiko pankreatitis (peradangan pankreas).

6. Sodium-glucose co-transporter-2 (SGLT2) 

Obat diabetes jenis sodium-glucose co-transporter-2 (SGLT2) dapat mencegah ginjal Anda menyerap glukosa. Sebaliknya, glukosa keluar melalui urine, yang mengurangi kadar gula darah Anda. 

Beberapa contoh obat jenis SGLT2 adalah:

  • Bexagliflozin
  • Canagliflozin 
  • Dapagliflozin
  • Empagliflozin

Obat diabetes jenis SGLT2 ini dapat menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. SGLT2 juga dapat membantu menghambat perkembangan penyakit ginjal.

Namun, terdapat juga efek samping yang mungkin muncul akibat minum SGLT2 ini, seperti infeksi ragi atau saluran kemih, tekanan darah rendah, dan risiko lebih tinggi terjadinya ketoasidosis diabetik, yaitu ketika tubuh menghasilkan asam darah (keton) dalam jumlah tinggi.

6. Agonis Reseptor GLP-1 

Obat diabetes jenis agonis reseptor GLP-1 merupakan obat yang dapat membantu tubuh Anda memproduksi lebih banyak insulin setelah makan. Hal ini berarti obat ini bisa membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil setelah makan. 

Satu-satunya bentuk obat jenis agonis reseptor GLP-1 yang tersedia dalam bentuk tablet adalah semaglutide

Obat diabetes ini juga membantu memperlambat pencernaan sehingga mencegah lambung cepat kosong dan menahan nafsu makan.

Efek samping jenis obat ini termasuk mual, muntah, diare, penurunan berat badan, sakit kepala, kelemahan, dan pusing.

Suntik Insulin Untuk Diabetes

Suntik Insulin Untuk Diabetes
Suntik Insulin Untuk Diabetes

Jika obat dalam bentuk tablet tidak cukup efektif untuk mengendalikan kadar gula darah Anda, dokter mungkin akan merekomendasikan suntik insulin. Insulin diberikan melalui suntikan, karena proses pencernaan normal dapat menghancurkannya jika dikonsumsi dalam bentuk tablet.

Berikut adalah beberapa jenis suntik insulin berdasarkan cara kerjanya.

1. Long acting insulin (insulin kerja panjang)

Injuksi long acting insulin atau disebut juga insulin kerja panjang ini dapat bekerja seharian. Insulin ini menurunkan kadar gula darah selama periode 24 jam.

Oleh karena itu, long acting insulin lebih sering digunakan pada malam hari dan hanya perlu digunakan sekali sehari saja. 

2. Intermediate-acting insulin (insulin kerja menengah)

Intermediate-acting insulin adalah jenis suntik insulin yang waktu kerjanya menengah. Jenis insulin ini juga mulai bekerja beberapa jam setelah disuntikkan, tetapi hanya efektif selama sekitar 12 hingga 18 jam.

3. Short-acting insulin (insulin reguler/insulin kerja pendek)

Insulin regular atau short-acting mencapai aliran darah sekitar setengah jam setelah disuntikkan. Insulin ini bekerja selama 3 hingga 6 jam.

4. Rapid-acting insulin (insulin kerja cepat)

Insulin rapid-acting mulai bekerja hampir seketika setelah disuntikkan. Insulin ini hanya efektif selama 2 hingga 4 jam.

Efek Samping dan Pentingnya Penggunaan Insulin

Efek samping umum dari semua jenis suntik insulin tersebut adalah penurunan kadar gula darah yang berlebihan (hipoglikemia). 

Dahulu, dokter hanya meresepkan insulin sebagai pilihan terakhir bagi penderita diabetes tipe 2. Namun kini, dokter sering kali merekomendasikan insulin lebih awal karena mampu menurunkan kadar gula darah dengan lebih baik.

Lantas Lebih Baik Suntik Insulin atau Minum Obat?

Tidak ada jawaban pasti apakah suntik insulin lebih baik daripada minum obat, atau sebaliknya. Keputusan ini sangat tergantung pada kondisi kesehatan pribadi Anda. 

Penggunaan obat-obatan diabetes bisa menjadi pilihan yang lebih mudah dibandingkan suntik insulin. Namun, perlu diingat bahwa setiap jenis pengobatan memiliki potensi efek samping. 

Dalam menentukan pilihan, dokter mungkin akan melakukan sedikit percobaan untuk menemukan pengobatan yang paling cocok untuk Anda. Penting untuk diingat bahwa walaupun minum obat bisa efektif dalam jangka waktu tertentu, obat-obatan juga bisa berhenti bekerja setelah beberapa saat.

Misalnya, jika Anda memulai pengobatan dengan hanya menggunakan obat-obatan dan diabetes tipe 2 Anda semakin memburuk, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk suntik insulin. Meskipun begitu, suntik insulin juga memiliki risiko. 

Dosis suntik insulin yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menyebabkan masalah serius. Anda juga harus belajar bagaimana memantau diabetes Anda dan membuat penyesuaian dosis insulin sesuai kebutuhan Anda.

Jadi, bagaimana cara Anda dan dokter memutuskan antara suntik insulin dan obat-obatan diabetes? Keputusan ini akan didasarkan pada evaluasi mendalam terhadap kondisi diabetes Anda. 

Kedua opsi memiliki kelebihan dan risiko masing-masing. Tujuan utama adalah untuk menjaga kadar gula darah Anda tetap terkontrol dengan baik, sehingga Anda bisa menjalani hidup sehat dan bugar.

Rekomendasi Pertanyaan Untuk Konsultasi ke Dokter

Ketika mempertimbangkan pengobatan diabetes, keputusan terbaik selalu merupakan hasil kerjasama antara Anda dan dokter yang menangani diabetes Anda. 

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan ke dokter:

  • Apa efek samping yang mungkin terjadi dengan setiap opsi pengobatan?
  • Berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk setiap jenis obat?
  • Bagaimana cara penggunaannya?
  • Di mana sebaiknya saya menyimpan obat tersebut?
  • Bagaimana cara saya tahu jika gula darah saya terlalu rendah, dan langkah apa yang harus saya ambil jika hal itu terjadi?

Selalu ingat bahwa dalam setiap konsultasi dengan dokter, penting untuk mengajukan pertanyaan dan memastikan bahwa Anda memahami informasi yang diberikan. Hal ini akan membantu Anda mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan diabetes Anda.

Baca juga kumpulan artikel tentang diabetes

Should I Take Diabetes Pills or Insulin? dari healthline

Pills vs. Insulin for Diabetes Treatment dari webmd