Berapa Lama HIV Bisa Terdeteksi Setelah Berhubungan?

Pada masa awal infeksi, virus HIV belum bisa terdeteksi dalam pemeriksaan. Kondisi ini disebut periode jendela (window period) HIV. Lantas, berapa lamakah HIV bisa terdeteksi setelah berhubungan? Simak penjelasannya berikut ini!

Masa jendela HIV

Masa jendela HIV merupakan rentang waktu yang dibutuhkan HIV untuk membentuk antibodi hingga infeksi virus terdeteksi. Periode ini penting diketahui untuk menentukan waktu tes yang tepat untuk mendapatkan hasil diagnosis HIV yang akurat.

Masa jendela HIV berlangsung selama 10 hari sampai 4 bulan sejak paparan awal sampai terdeteksi oleh pemeriksaan HIV. Lamanya periode jendela tergantung jenis tes HIV yang dilakukan. Setiap pemeriksaan HIV mempunyai tingkat sensitivitas berbeda dalam mendeteksi virus.

Pentingnya Mengetahui Masa Inkubasi HIV

Berikut ini beberapa alasan pentingnya mengetahui masa inkubasi HIV sebagai langkah pencegahan :

  1. Deteksi dini

Dengan deteksi dini, seseorang bisa mendapatkan pengobatan dengan cepat, termasuk terapi antiretroviral. Tujuannya untuk mengendalikan perkembangan virus dan memperpanjang usia.

  1. Mencegah penyebaran

Tindakan pencegahan yang dilakukan seperti menggunakan kondom ketika berhubungan seksual dan menggunakan jarum suntik steril untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. 

  1. Kesadaran risiko

Seseorang yang risikonya, akan lebih berhati-hati ketika berhubungan seks dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat seperti menghindari kontak dengan darah yang terinfeksi.

  1. Tes HIV secara teratur

Meskipun tes selama masa inkubasi mungkin tidak memberikan hasil akurat, tapi masih bisa menjadi langkah awal untuk mendeteksi secara dini.

Berapa lama masa infeksi HIV?

Lamanya masa infeksi HIV dimulai dari masa inkubasi dalam satu siklus hidup virus berikut ini :

  1. Pengikatan (penempelan)

Fase awal siklus hidup virus HIV diawali dengan masa inkubasi atau ketika virus belum aktif memperbanyak diri dan merusak sel imun. Selama fase ini, virus HIV menempel pada reseptor sel CD4 dan membentuk ikatan di permukaannya. Tahapan ini berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

  1. Penggabungan

Setelah menempel pada reseptor sel inangnya, HIV meleburkan diri. Selama masa inkubasi virus, selubung virus HIV dan membran sel CD4 akan bergabung sehingga membuat virus HIV masuk ke dalam sel CD4. Fase penggabungan berlangsung sampai virus melepas material genetik beruntai tunggal (RNA) ke dalam sel inangnya.

  1. Penyalinan terbalik

Fase penyalinan terbalik (reverse transcription) termasuk dalam masa inkubasi virus HIV. Di dalam sel CD4, enzim dari HIV mengubah materi genetik dari bentuk untai tunggal (RNA) menjadi untai ganda (DNA). Tahapan ini berakhir ketika DNA HIV masuk ke dalam nukleus sel CD4. Kemudian, DNA HIV bergabung dengan DNA sel CD4.

  1. Penyatuan (integrasi)

Masa inkubasi HIV masih berlangsung sampai fase integrasi di dalam nukleus sel CD4. Hal ini ditandai ketika DNA HIV menghasilkan enzim integrase.

Enzim integrase menggabungkan DNA virus dan DNA sel CD4 menjadi provirus. Lamanya masa infeksi HIV belum bisa dipastikan karena provirus belum aktif memproduksi virus HIV baru hingga beberapa tahun.

  1. Memperbanyak diri (replikasi)

Setelah bersatu dengan DNA sel CD4 dan aktif memperbanyak diri, HIV menggunakan CD4 untuk menghasilkan rantai protein yang panjang. Rantai protein HIV untuk membentuk virus HIV baru.

  1. Penggabungan

Lamanya masa infeksi HIV pada fase penggabungan ditentukan ketika rantai panjang protein HIV terputus. Rantai yang terputus menjadi protein dengan ukuran lebih kecil. Kemudian infeksi HIV memperlihatkan protein HIV yang baru. RNA HIV berpindah ke permukaan sel menjadi virus HIV yang belum matang atau tidak menular.

  1. Bertunas

Virus HIV baru dan belum matang menembus sel CD4, kemudian menghasilkan enzim protease. Enzim ini memecah rantai panjang dari protein yang membentuk virus belum matang. Protein HIV lebih kecil bergabung membentuk virus HIV matang. Masa infeksi HIV periode ini berlangsung sampai virus HIV baru menginfeksi sel-sel lainnya.

Tes HIV

Berikut ini beberapa tes HIV yang harus dilakukan beserta tingkat gejalanya :

  1. Tes Antibodi Cepat atau Rapid Test

Tes ini dilakukan dengan mengukur antibodi terhadap HIV. Antibodi akan diproduksi tubuh dalam waktu 3 bulan. Jadi, untuk hasil yang akurat, Anda harus menunggu selama 3 bulan sebelum rapid test HIV setelah berhubungan seksual berisiko.

Selama periode tersebut, pastikan Anda tidak beraktivitas seksual yang berisiko. Jika seseorang melakukan tes antibodi pada minggu ke 4 setelah terpapar, hasil tes negatif mungkin akurat. Namun, sebaiknya tes ulang setelah 3 bulan untuk memastikan hasil sebelumnya.

  1. Tes Kombinasi Antibodi-Antigen (Ab-Ag test)

Tes ini bisa dilakukan jika pasien menunjukkan gejala virus HIV untuk mengukur kadar antigen p24, dan mengukur antibodi. Tes ini harus dilakukan setelah berisiko terpapar virus HIV.

Biasanya, antibodi dan antigen dalam tubuh cukup untuk mendeteksi virus HIV setelah 2-6 minggu terpapar. Jika hasil tes kombinasi Anda negatif, dokter akan menganjurkan tes ulang 1-2 minggu setelah tes pertama untuk meningkatkan akurasi hasil tes.

  1. Tes Asam Nukleat atau Nucleic Acid Tests (NAT)

Tes ini cukup mahal dari tes lainnya, sehingga dokter hanya menyarankan ketika terpapar virus HIV sangat tinggi. Tes asam nukleat menggunakan sampel darah untuk mengukur jumlah virus HIV. Biasanya, ada cukup materi virus untuk hasil positif di hari ke-10-33 setelah beraktivitas yang tinggi risiko terpapar virus HIV.

  1. Tes di Rumah

Pada tes jenis ini, Anda bisa menggunakan sampel darah pada jari telunjuk. Biasanya, tes HIV di rumah menunjukan hasil yang akurat setelah 3 bulan terpapar virus. Namun hasil tes HIV di rumah harus ditindaklanjuti dengan hasil tes di laboratorium.

Kapan harus tes HIV?

Berikut ini beberapa kondisi yang mengharuskan Anda melakukan tes HIV :

  1. Melakukan perilaku berisiko tinggi

Lakukan tes jika Anda melakukan perilaku berisiko tinggi seperti berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita HIV atau menggunakan jarum suntik bersama orang lain. Namun, virus tidak bisa langsung terdeteksi setelah terpapar. Jadi, tunggu beberapa minggu setelah paparan untuk melakukan tes. 

  1. Ketika hamil

Pemeriksaan HIV rutin selama kehamilan sangat penting untuk mencegah penularan virus ibu ke bayi. Dengan pengobatan yang tepat, risiko penularan bisa dikurangi secara signifikan.

  1. Mengalami gejala

Apabila Anda mengalami gejala mirip kondisi ini, seperti demam, lelah berlebihan, berat badan turun drastis, atau infeksi sering kambuh, sebaiknya lakukan tes HIV. Gejala ini muncul berbulan-bulan atau beberapa tahun setelah terpapar HIV.

Demikian beberapa informasi mengenai berapa lama HIV terdeteksi selama berhubungan. Dengan mengetahui berapa lama masa infeksi HIV, Anda bisa mengetahui kapan harus melakukan tes HIV ataupun menjalani pengobatan.

Jika artikel ini membantu klik tombol like di atas ini

Artikel diskusi terbaru HIV

Tinggalkan komentar